Selasa, 04 September 2012

contoh skripsi

Contoh Skripsi UPI PGSD
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Secara Umum Sekolah Dasar diselenggarakan dengan tujuan untuk mengembangkan sikap dan kemampuan serta memberikan kemampuan serta memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar yang diperlukan untuk hidup dalam masyarakat serta mempersiapkan peserta didik mengikuti pendidikan menengah. Salah satu bidang studi yang diajarkan di Sekolah Dasar untuk mempersiapkan peserta didik dalam menghadapi tantangan global dan teknologi informasi di masa mendatang adalah mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Materi pembelajaran IPA merupakan hasil kegiatan manusia yang berupa pengetahuan, gagasan, dan konsep yang terorganisasi tentang alam sekitar melalui penyelidikan, penyusunan, pengujian gagasan. Melalui mata pelajaran IPA, kerja ilmiah seperti melakukan pengamatan, memprediksi dan keterampilan berfikir dapat dilatihkan kepada siswa dalam usaha memberi bekal ilmu pengetahuan.
Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), konsep pembelajaran IPA mengandung seluruh aspek tentang yang berhubungan dengan pengetahuan untuk dapat menanggapi isu local, nasional, kawasan dunia, sosial, ekonomi, lingkungan dan etika serta menilai secara krisis perkembangan dalam bidang IPA di SD hendaknya dapat dirancang dan dipersiapkan untuk memotivasi dan dapat menimbulkan suatu pertanyaan. Ciri utama pembelajaran IPA adalah menimbulkan suatu pertanyaan atau masalah dilanjutkan dengan arahan guru menggali informasi, mengkonfirmasikan dengan pengetahuan yang sudah dimiliki dan mengarahkan pada tujuan apa yang belum dan harus diketahui.
Dalam Teori Pembelajaran IPA Untuk Sekolah Dasar (Tim Dosen Pendidikan IPA PGSD,2002:1) dinyatakan bahwa pendidikan IPA hendaknya menekankan pada pemberian pengalaman secara langsung serta bertanya dan bekerja sama untuk memahami proses pembentukan ilmu.
Kekurangan alat bantu belajar dalam pembelajaran IPA selalu menjadi alasan utama terhadap kurang berhasilnya pembelajaran IPA di SD, hal ini disebabkan mata pelajaran IPA merupakan cabang isiplin ilmu yang mempelajari tentang suatu kejadian audio atau visual yang membutuhkan alat bantu untuk menyampaikan suatu konsep. Pemilihan metode pembelajaran yang kurang tepat mengakibatkan rendahnya motivasi siswa untuk belajar. Rendahnya motivasi siswa untuk belajar merupakan salah satu faktor dari penyebab kurang berhasilnya proses belajar pada anak didik. Motivasi belajar siswa merupakan komponen yang berperan sangat penting untuk menentukan keberhasilan belajar anak didik. Rendahnya motivasi siswa untuk disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya : (1) kurangnya pemahaman siswa terhadap suatu konsep, (2) kurangnya sikap positif terhadap mata pelajaran yang dipelajari, (3) kurangnya interpretasi terhadap tugas-tugas mata pelajaran.
Beberapa kemungkinan kurangnya minat anak didik untuk belajar adalah kurangnya kreatifitas guru dalam proses pembelajaran. Hampir dalam setiap pembelajaran IPA, siswa terlihat merasa bosan dan kehilangan minat untuk belajar. Salah satunya adalah pada topik energi bunyi. Siswa merasa sudah faham dan terkesan menyepelekan karena bunyi merupakan salah satu energi yang sering mereka temui dan sudah tidak asing lagi dalam kehidupan sehari-hari.
Dari hasil observasi di SD Negeri Nagarasari 2 ditemukan antara lain pengajaran mata pelajaran IPA yang belum secara optimal. Hal ini dapat dilihat dari pemilihan metoda belajar yang digunakan, guru hanya menjelaskan saja atau hanya menggunakan metode ceramah saja tanpa memberikan contoh nyata. Selain itu kurangnya media belajar alat peraga yang diperlukan dalam proses pemberian materi IPA. Guru bersikap malas untuk kreatif membuat alat peraga sederhana yang menunjang proses pembelajaran. Alat peraga yang sudah tersedia (KIT) tidak dipergunakan. Hal itu menyebabkan rendahnya pemahaman konsep siswa, sehingga dalam waktu yang relatif singkat pemahaman siswa hilang dan terlupakan dari ingatanya.
Berdasarkan latar belakang di atas penulis mencoba menggunakan metode demonstrasi sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil pembelajaran IPA di Sekolah Dasar tempat penulis bertugas. Upaya tersebut direalisasikan melalui Penelitian Tindak Kelas (PTK) dengan judul ”Upaya Meningkatkan Pemahaman Konsep Energi Bunyi Melalui Penggunaan Metode Demonstrasi dan Kotak Berdawai”.


B. Perumusan dan Pembatasan Masalah
1. Perumusan Masalah
Perumusan Masalah Dari latar belakang di atas yang menjadi fokus permasalahan adalah upaya meningkatkan pemahaman konsep energi bunyi melalui penggunaan metode demonstrasi dan alat peraga kotak berdawai.
Agar dalam proses pembelajaran lebih terarah maka rumusan masalah dapat dirinci menjadi beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut :
1) Bagaimana rencana Perbaikan pembelajaran energi bunyi melalui penggunaan metode demonstrasi dan kotak berdawai di Kelas IV SD Negeri Nagarasari 2.
2) Bagaimana proses pelaksanaan penggunaan metode demonstrasi dan kotak berdawai di Kelas IV SD Negeri Nagarasari 2.
3) Bagaimana hasil belajar siswa pada pembelajaran energi bunyi menggunakan metode demonstrasi dan kotak berdawai di Kelas IV SD Negeri Nagarasari 2.
2. Pembatasan Masalah
Untuk memfokuskan penelitian ini agar diperoleh hasil maksimal maka penulis membatasi masalah yang diteliti pada pembelajaran IPA dengan topik energi bunyi di kelas IV SD Negeri Nagarasari 2 Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya tahun pelajaran 2007/2008. metode pembelajaran yang digunakan yaitu metode demonstrasi untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa tentang energi bunyi tentang sumber bunyi dan sifat sifat bunyi.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan umum Penelitian Tindak Kelas yaitu untuk mengetahui sejauhmana peningkatan konsep energi bunyi siswa dengan menggunakan metode demonstrasi serta penggunaan alat peraga kotak berdawai yang tepat di Kelas IV SD mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Lebih spesifik tujuan tersebut dirinci sebagai berikut:
1) Untuk mengetahui serta menambah pemahaman dalam pembelajaran sains tentang konsep energi bunyi
2) Meningkatkan kompetensi guru membuat dan menggunakan alat peraga kotak berdawai dalam pembelajaran IPA tentang konsep energi bunyi
3) Meningkatkan kompetensi guru dalam membuat indikator-indikator kerja ilmiah pada pembelajaran IPA di Sekolah Dasar
4) Meningkatkan kerja ilmiah dan sikap ilmiah siswa dalam proses pembelajaran
5) Dapat menerapkan konsep tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

D. Manfaat Hasil Penelitian
Penelitian ini dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Bagi Guru
1) Memperoleh pengetahuan dan pengalaman pada proses pembelajaran IPA, khsusnya tentang “energi bunyi” dengan menggunakan Metode demonstrasi yang berdaya guna meningkatkan pemahaman konsep siswa.
2) Secara bertahap memperoleh peningkatan pengetahuan dan keterampilan dalam menentukan alternatif pemecahan masalah untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa
3) Mampu memperbaiki pembelajaran menuju arah yang lebih baik.
2. Bagi Siswa
· Memberikan pengalaman belajar bagi siswa dalam hal pengembangan potensi saintis dan potensi kreatif melalui pembelajaran IPA yang menyenangkan.
· Meningkatkan motivasi belajar dan minat siswa terhadap mata pelajaran IPA.
· Memudahkan siswa untuk lebih memahami konsep “energi bunyi” sehingga hasil belajar siswa meningkat.
3. Bagi Sekolah
· Sebagai sumber inspirasi bagi upaya-upaya perbaikan kualitas pembelajaran IPA, khususnya di SD Negeri Nagarasari 2.
· Mengembangkan fungsi SD untuk kegiatan penelitian sehingga diperoleh pengetahuan dan pengalaman tentang penggunaan Metoda demonstrasi dengan menggunakan alat peraga kotak berdawai khususnya pada pembelajaran “energi bunyi” untuk meningkatkan keterampilan proses siswa.
4. Bagi Lembaga Pendidikan
Sebagai masukan yang berharga dan bahan kajian pendidikan akademis untuk meningkatkan kualitas penyelenggaraaan kurikulum di lembaga pendidikan tinggi yang menangani kependidikan (LPTK) khususnya PGSD UPI Kampus Tasikmalaya.

E. Penjelasan Istilah
1. Pemahaman Konsep
Pemahaman menurut Bloom ( Ernawati 2005:8 ) adalah “Kemampuan mengungkapkan suatu materi yang disajikan kedalam bentuk yang dipahami, mampu memberikan interprestasi dan mampu mengaplikasikannya”. Penguasaan konsep adalah kemampuan mengungkapkan suatu materi kedalam bentuk yang dapat pahami, mampu memberikan interprestasi dan mampu mengaplikasikan suatu rancangan materi atau pengertian pengertian yang menjadi dasar suatu materi.

2. Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan.
3. Kotak Berdawai
Alat peraga kotak berdawai merupakan alat peraga audio visual tiga dimensi penulis ciptakan untuk menambah penguasaan konsep siswa pada materi energi bunyi dalam pembelajaran IPA. Alat peraga ini merupakan gabungan dari alat peraga telpon sederhana dengan alat musik berdawai. Alat peraga kotak berdawai sangat efektif dalam penrapan konsep bunyi terhadap siswa.

F. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan karakteristik metode penelitian yang digunakan, karakteristik pembelajaran IPA dengan metode demonstrasi, maka rumusan hipotesis tindakan adalah sebagai berikut:
“Serangkaian tindakan replektif berdaur untuk meningkatkan kompetensi guru dalam mengimplementasikan Metode Demonstrasi dan alat peraga Kotak Berdawai dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang konsep energi bunyi di kelas IV SD Negeri Nagarasari 2”.


G. Tujuan Penelitian
Tujuan umum Penelitian Tindak Kelas yaitu untuk mengetahui sejauhmana peningkatan konsep energi bunyi siswa dengan menggunakan metode demonstrasi serta penggunaan alat peraga kotak berdawai yang tepat di Kelas IV SD mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Lebih spesifik tujuan tersebut dirinci sebagai berikut:
6) Untuk mengetahui serta menambah pemahaman dalam pembelajaran sains tentang konsep energi bunyi
7) Meningkatkan kompetensi guru membuat dan menggunakan alat peraga kotak berdawai dalam pembelajaran IPA tentang konsep energi bunyi
8) Meningkatkan kompetensi guru dalam membuat indikator-indikator kerja ilmiah pada pembelajaran IPA di Sekolah Dasar
9) Meningkatkan kerja ilmiah dan sikap ilmiah siswa dalam proses pembelajaran
10) Dapat menerapkan konsep tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

H. Manfaat Hasil Penelitian
Penelitian ini dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Bagi Guru
1) Memperoleh pengetahuan dan pengalaman pada proses pembelajaran IPA, khsusnya tentang “energi bunyi” dengan menggunakan Metode demonstrasi yang berdaya guna meningkatkan pemahaman konsep siswa.
2) Secara bertahap memperoleh peningkatan pengetahuan dan keterampilan dalam menentukan alternatif pemecahan masalah untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa
3) Mampu memperbaiki pembelajaran menuju arah yang lebih baik.
2. Bagi Siswa
1) Memberikan pengalaman belajar bagi siswa dalam hal pengembangan potensi saintis dan potensi kreatif melalui pembelajaran IPA yang menyenangkan.
2) Meningkatkan motivasi belajar dan minat siswa terhadap mata pelajaran IPA.
3) Memudahkan siswa untuk lebih memahami konsep “energi bunyi” sehingga hasil belajar siswa meningkat.


3. Bagi Sekolah
· Sebagai sumber inspirasi bagi upaya-upaya perbaikan kualitas pembelajaran IPA, khususnya di SD Negeri Nagarasari 2.
· Mengembangkan fungsi SD untuk kegiatan penelitian sehingga diperoleh pengetahuan dan pengalaman tentang penggunaan Metoda demonstrasi dengan menggunakan alat peraga kotak berdawai khususnya pada pembelajaran “energi bunyi” untuk meningkatkan keterampilan proses siswa.
4. Bagi Lembaga Pendidikan
Sebagai masukan yang berharga dan bahan kajian pendidikan akademis untuk meningkatkan kualitas penyelenggaraaan kurikulum di lembaga pendidikan tinggi yang menangani kependidikan (LPTK) khususnya PGSD UPI Kampus Tasikmalaya.

I. Metode, Subjek, Waktu Dan Tempat Penelitian
1. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan model Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan merujuk kepada gagasan Kemmis dan Mc. Taggart yang merupakan suatu tindakan reflektif guru untuk memperbaiki proses belajar mengajar. Satu siklus tindakan identik dengan satu kali pembelajaran.
Menurut Kemmis dan Mc. Taggart (Kasbolah, 1998:14), Penelitian Tindakan Kelas (PTK) digambarkan sebagai “Suatu proses yang dinamis karena ada empat aspek dalam penelitian ini, yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan repleksi harus dipahami bukan sebagai langkah-langkah yang statis, terselesaikan dengan sendirinya, tetapi lebih merupakan momen-momen dalam bentuk spiral yang menyangkut perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi.” Bentuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan adalah PTK kolaboratif yang melibatkan beberapa pihak yaitu guru, kepala sekolah, peneliti, maupun dosen secara serempak melakukan penelitian dengan tujuan meningkatkan praktek pembelajaran, menyumbang pada perkembangan teori dan meningkatkan praktek pembelajaran, menyumbang pada perkembangan teori dan meningkatkan karir guru.
2. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN Nagarasari 2 Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya tahun ajaran 2007/2008. jumlah siswa dalam penelitian ini sebanyak 24 orang.

3. Waktu dan Tempat Penelitian
Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) akan berlangsung selama 2 bulan ( April-Mei 2008) bertempat di SDN Nagarasari 2 UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya

Kamis, 05 Juli 2012

RPP MIKRO TECHING

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RPP Mata Pelajaran Tema Kelas/ Semester Alokasi Waktu I.Standar Kompetensi 1.IPS :Memahami identitas diri dan keluarga serta sikap saling menghormati dalam kemajemukan keluarga 2.Matematika : Melakukan Penjumlahan dan Pengurangan bilangan 1 sampai 21 3.Bahasa Indonesia : a.Mendengasrkan : Memahami bunyi bahasa dan perintah b. Membaca : Memahami teks pendek dengan membaca nyaring.. II.Kompetensi Dasar 1.IPS : Mengidentifikasi identitas diri,keluarga dan kerabat. 2.Matematika : Menyebutkan banyak benda 3.Bahasa Indonesia : Membedakan bunyi bahasa III.Indikator 1.IPS : Memperkenalkan diri,menceritakan anggota keluarga yang ada di rumah 2.Matematika :-Menyebutkan banyak benda -Mengurutkan bilangan dengan pola teratur 3.Bahasa Indonesia : dapat menyimak cerita IV..Tujuan Pembelajaran 1.IPS : Siswa dapat memperkenalkan diri,menceritakan anggota keluarga yang ada di rmh. 2.Matematika :- Siswa dapat menyebutkan banyak benda - Siswa dapat mengurutkan bilangan dengan pola teratur. 3.Bahasa Indonesia :- Siswa dapat membedakan berbagai bunyi atau suara tertentu secara tepat. - Siswa dapat menirukan bunyi atau suara tertentu. V.Materi Ajar ( Materi Pokok ) 1.IPS: Identitas diri,keluarga dan kekerabatan 2.Matematika: Operasi Hitung 3.Bahasa Indonesia : Pelafan bunyi bahasa. VI.Metode Pembelajaran a.Ceramah b.Tanya Jawwab c.Pemberian Tugas VII.Kegiatan Pembelajaran A.Kegiatan Awal - Guru menyapa siswa,mengisi daftar hadir dan mempersiapkan materi ajar. -. Melakukan perhitungan benda di depan kelas dengan jumlah 1 – 10. - Memfasilitasi siswa dengan pemberian tugas. - Memberi kesempatan untuk berpikir,menyelesaikan masalah dan bertindak tanpa rasa takut. VIII .Alat dan Sumber -Gambar Keluarga - Gambar Bilangan -Lidi IX. Penilaian IPS: - menyebutkan nama lengkap,dan usia - menceritakan alamat tempat tinggal dan alamat sekolah - Menyebutkan nama ayah dan ibu serta anggota keluarga yang tinggal di rumah. Matematika : - Menyebutkan banyak benda - Membaca dan menulis lambang bilangan - Mengurutkan sekolompok bilangan yang berpola teratur Bahasa Indonesia: - Menyimak cerita - Membacakan bunyi / suara secara tepat. Contoh Instrumen : 1.IPS Isilah titik-titik dibawah ini a.Nama saya …… b.Rumah saya…. c.Saya sekolah di…. 2.Matematika a.Bangku di kelas ada… b.Meja di kelas ada… 3.Bahasa Indonesia a.Nama hewan yang menggonggong adalah… diketahui oleh : Dosen Pengampu Drs.S.Tambunan.S.Pd.M,Pd.

Minggu, 29 April 2012

rpp tematik

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) TEMATIK Nama Sekolah : SDN Tema : Lingkungan Kelas/Semester : I / 1 Alokasi Waktu : 2 minggu Standar Kompetensi : 1. IPS : Memahami identitas diri dan keluarga serta sikap saling menghormati dalam kemajemukan keluarga. 2. IPA : Mengenal anggota tubuh dan kegunaannya serta cara perawatannya. 3. PKN : Menerapkan hidup rukun dalam perbedaan. 4. Matematika : Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 20. 5. Bahasa Indonesia : • Mendengarkan : Memahami bunyi bahasa, perintah dan dongeng yang dilisankan. • Berbicara : Mengungkapkan fikiran, perasaan, dan informasi secara lisan dengan perkenalan dan tegur sapa, pengenalan, benda dan fungsi anggota tubuh, dan deklamasi. • Membaca : Memahami teks pendek dengan membaca nyaring. • Menulis : Menulis permulaan dengan menjiplak menebalkan, mencontoh, melengkapi, dan menyalin. 6. Seni Budaya dan Keterampilan : Mengapresiasi karya seni musik. Kompetensi Dasar : 1. IPS : • Menceritakan pengalaman. 2. IPA : • Mengidentifikasi kebutuhan tubuh agar tumbuh sehat dan kuat ( makan, air, pakaian, udara, lingkungan ). 3. PKN : • Menjelaskan perbedaan jenis kelamin, agama, dan suku bangsa. 4. Matematika : • Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 20. 5. Bahasa Indonesia : • Membedakan bunyi bahasa. • Menyapa orang lain dengan kalimat sapaan yang tepat dan bahasa yang santun.. • Membaca nyaring suku kata dan kata dengan lafal yang tepat. • Menjiplak berbagai bentuk gambar, lingkaran dan bentuk huruf. • Menebalkan berbagai bentuk gambar, lingkaran, dan bentuk huruf. • Mencontoh huruf, kata atau kalimat sederhana dari buku atau papan tulis dengan benar. 6. Seni Budaya dan Keterampilan : • Mengidentifikasi unsur/ elemen musik dari berbagai sumber bunyi yang dihasilkan tubuh manusia I. Tujuan Pembelajaran** : • Siswa dapat menceritakan pengalaman waktu kecil berdasarkan cerita orang tua. • Siswa dapat menceritakan pengalaman ke sekolah, pulang sekolah dan kesan bersekolah.. • Siswa dapat menjelaskan nama makanan sehat, perlunya makanan, pakaian, air, udara serta lingkungan untuk tumbuh sehat.. • Siswa dapat membedakan jenis air, makanan, pakaian, udara dan lingkungan yang baik untuk tumbuh. • Siswa dapat menyebutkan 5 agama, kegiatan keagamaan, kitab suci, dan pemuka agama yang diakui di Indonesia. • Siswa dapat menerjemahan bentuk penjumlahan dan pengurangan sampai 20 ke dalam kalimat sehari-hari.. • Siswa dapat membaca simbul +, -, = dalam mengerjakan hitung sampai 20.. • Siswa dapat menghapal fakta dasar penjumlahan dan pengurangan sampai 20 • Siswa dapat menjumlahkan bilangan 3 angka hasil sampai 20. • Siswa dapat membedakan berbagai bunyi / suara tertentu secara tepat. • Siswa dapat menirukan bunyi/ suara tertentu seperti kendaraan atau suara benda. • Siswa dapat menyapa teman, orang lain dengan kalimat yang baik dan cara yang santun. • Siswa dapat membaca suku kata, kata, dan kalimat sedrehana. • Siswa dapat menjiplak, menebalkan dan menyalin huruf, gambar, dan kalimat. • Siswa dapat menentukan sumber bunyi • Siswa dapat membedakan bunyi alam dan buatan. • Siswa membedakan panjang dan pendeknya bunyi. • Siswa dapat menunjukan benda karya manusia dan ciptaan Tuhan. • Siswa dapat menyebutkan kegunaan benda.  Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin ( Discipline ) Tekun ( diligence ) Tanggung jawab ( responsibility ) Ketelitian ( carefulness) Kerja sama ( Cooperation ) Toleransi ( Tolerance ) Percaya diri ( Confidence ) Keberanian ( Bravery ) II. Materi Ajar ( Materi Pokok ) : • Peristiwa masa kecil • Hidup rukun dalam perbedaan. • Oprasi hitung bilangan. • Pengucapan bunyi atau suara tertentu di sekitar • Pelafalan bunyi bahasa • Kalimat sapaan • Membaca kata dan kalimat. • Menjiplak dan menebalkan huruf, kata dan kalimat • Unsur – unsur bunyi dan musik melalui pengalaman musik • Gambar barang budaya/ alami. III. Metoda Pembelajaran : • Ceramah • Diskusi. • Tanya jawab. • Demontrasi. • Pemberian tugas. IV. Langkah-langkah pembelajaran : A. Kegiatan awal : Apresepsi/ Motivasi : • Mengisi daftar kelas , berdoa, mempersiapkan materi ajar, model, alat peraga. • Memperingatkan cara duduk yang baik ketika menulis, membaca. • Mengumpulkan tugas/ PR B. Kegiatan inti : Minggu I Pertemuan pertama : 3 x 35 menit ( IPA, PKN, Matematika)  Eksplorasi Dalam kegiatan eksplorasi, guru:  Mengamati model/ gambar makanan sehat, menyebutkan jenis makanan yang dapat menyehatkan tubuh.  Mengamati lingkungan sekitar untuk mendiskusikan pentingnya air, pakaian, udara, dan lingkungan untuk tumbuh sehat.  Mengamati gambar tempat ibadah umat beragama di Indonesia.  Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi, guru:  Mengelompokkan jenis makanan yang menyehatkan dan tidak menyehatkan.  Menyebutkan jenis air yang baik untuk kesehatan tubuh.  Menyebutkan nama agama yang sesuai dengan tempat ibadah yang ditunjuk  Menceritakan kegiatan keagamaan yang pernah diikuti atau yang pernah dilihat, dan didengar.  Mendiskusikan kegiatan keagamaan yang ada di Indonesia.  Memberikan contoh peristiwa sehari-hari yang berkaitan dengan penjumlahan dan pengurangan.  Menterjemahlkan peristiwa tersebut ke dalam kalimat matematika baik penjumlahan dan pengurangan hasil sampai 20 secara lisan.  Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi, guru:  Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa  Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan Pertemuan ke dua 3 x 35 menit ( Bahasa Indonesia, IPS, Matematika )  Eksplorasi Dalam kegiatan eksplorasi, guru:  Melalui pendengaran yang cermat menyebutkan suara langsung dan suara tiruan.  Mendengarkan penjelasan guru tentang peristiwa yang pernah dialami pada saat masih kecil bisa diceritakan kembali kepada orang lain, sebagai pengalaman kepada temannya atau gurunya.  Menceritakan pengalaman masa kecil yang didengar dari orang tua atau orang lain  Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi, guru:  Menirukan susra yang didengar, dan menyebutkan jenis suara yang didengar.  Menirukan susra binatang, kendaraan, dan suara alam.  Mengajukan pertanyaan tentang pengalaman orang lain.  Menuliskan peristiwa penjumlahan dalam kehidupan sehari-hari ke dalam kalimat matematika secara lisan.  Mencari hasil dari penjumlahan tersebut .  Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi, guru:  Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa  Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan Peretemuan ke tiga 2 x 35 menit ( Bahasa Indonesia, Matematika )  Eksplorasi Dalam kegiatan eksplorasi, guru:  Melalui pengalaman dan pengamatan dapat membedakan suara buatan dan suara alami.  Melalui penjelasan guru, siswa dapat membaca simbul + yang dapat diartikan sebagi penjumlahan,dikumpulkan, diberi lagi, membeli lagi penambahan, dan simbul = untuk mendapatkan hasil.  Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi, guru:  Menyebutkan suara –suara alami yang pernah didengar  Menyebutkan suara-suara buatan yang pernah didengar  Melakukan penjumlahan melalui benda konkrit dan ditulis dalam kalimat matematika dengan menggunakan simbul + dan =.  Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi, guru:  Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa  Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan Pertemuan ke empat 2 x 35 menit. ( Bahasa Indonesia, Matematika )  Eksplorasi Dalam kegiatan eksplorasi, guru:  Melalui pengamatan dan pengalaman siswa menciptakan jenis suara yang baru.  Mencari hasil penjumlahan dengan hasil yang tepat, dalam menerjemahkan ke dalam kalimat penjumlahan.  Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi, guru:  Bermain bunyi , membuat kelompok , setiap kelompok mengeluarkan bunyi tiruan dan bunyi alami yang pernag didengar.  Membuat kalimat matematika melalui pengamatan lingkungan kelas.  Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi, guru:  Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa  Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan Pertemuan ke lima 3 x 35 menit ( Matematika, Bahasa Indonesia)  Eksplorasi Dalam kegiatan eksplorasi, guru:  Melalui penjelasan guru, siswa dapat membaca simbul ( - ) yang dapat diartikan sebagi pengurangan, dikurangi, terbang, lari, hilang, diberikan, dan simbol = untuk mendapatkan hasil.  Melalui penjelasan guru, siswa memeragakan menyapa teman dengan cara yang baik dan bahasa yang santun.  Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi, guru:  Melakukan pengurangan melalui benda konkrit dan ditulis dalam kalimat matematika dengan menggunakan simbul ( - ) dan ( = )  Menirukan kalimat sapaan yang diucapkan guru.  Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi, guru:  Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa  Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan Pertemuan ke enam 3x 35 menit (Seni Budaya dan Keterampilan, Bahasa Indonesia)  Eksplorasi Dalam kegiatan eksplorasi, guru:  Mendengarkan penjelasan guru tentang sumber bunyi.  Menjelaskan bunyi alam adalah bunyi yang dihasilkan oleh alam, contohnya suara air mengalir, angin bertiup, suara guntur , suara ombak dll.  Menjelaskan bunyi buatan yaitu bunyi yang dihasilkan oleh tubuh manusia, contohnya : bernyanyi, berdecak, berbicara,bertepuk, memetik jari.  Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi, guru:  Melakukan gerakan yang dapat menghasilkan bunyi, baik menggunakan alat sederhan maupun menggunakan anggota tubuh.  Melalui pengamatan dan pengalaman siswa mengelompokkan bunyi menjadi dua jenis yaitu bunyi alam dan bunyi buatan.  Memeragakan menyapa oarng tua, guru dan orang yang lebih tua, dengan kalimat yang santun dan cara yang baik secara individual.  Mengajukan pendapat atas peragaan temannya untuk perbaikan dan menambah keberanian mengeluarkan pendapat.  Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi, guru:  Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa  Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan Minggu ke 2 Pertemuan pertama : 3 x 35 menit ( IPA, PKN, Matematika)  Eksplorasi Dalam kegiatan eksplorasi, guru:  Melalui percobaan tentang air di lingkungan sekitar siswa dapat menjelaskan jenis air yang dapat menyehtkan dan tidak menyehatkan.  Melalui penjelasan guru dan pengalaman, siswa menyebutkan 4 kitab suci umat beragama yang ada di Indonesia.  Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi, guru:  Melalui pengamatan lingkungan sekitar siswa dapat menjelaskan tentang lingkungan sekitar termasuk sehat atau tidak sehat.  Melalui diskusi sederhana siswa menyimpulkan udara kotor sangat berpengaruh pada kesehatan manusia.  Melalui Lembar Kerja siswa mencari informasi tentang 5 pemuka agama yang ada di Indonesia.  Menyelesaikan soal latihan untuk penjumlahan.  Mengerjakan soal penjumlahan di papan tulis.  Melakukan penyelesaian soal cerita sederhana tentang penjumlahan.  Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi, guru:  Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa  Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan Pertemuan ke dua 3 x 35 menit ( Bahasa Indonesia, IPS, Matematika )  Eksplorasi Dalam kegiatan eksplorasi, guru:  Dengan bantuan guru siswa menyusun naskah percakapan sapaan yang sederhana dengan menggunakan bahasa yang santun.  Melalui penjelasan guru sebagai motivasi, siswa dapat mengingat kembali kesan pertama masuk sekolah Dasar , dan menceritakan peristiwa/ pengalaman tersebut kepada orang lain atau temannya.  Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi, guru:  Memperagakan naskah percapan sapaan tersebut di depan kelas.  Mengerjakan soal pengurangan di papan tulis.  Menyelesaikan soal cerita sederhana tentang pengurangan  Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi, guru:  Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa  Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan Pertemuan ke tiga 2 x 35 menit ( Bahasa Indonesia, Matematika )  Eksplorasi Dalam kegiatan eksplorasi, guru:  Mengamati kartu huruf a, i, u, e, o, m, n, b, d, dan l yang diperlihatkanguru.  Melalui penggunaan kartu huruf , siswa dapat menyusun kata sederhana.  Membaca susunan kartu huruf tersebut dengan suara nyaring dan lafal yang benar.  Membaca kalimat tersebut dengan suara nyaring dan pelafalan yang benar.  Membaca dan menghapal fakta dasar penjumlahan sampai dengan 20  Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi, guru:  Menyusun kata-kata tersebut menjadi kalimat sederhana.  Melakukan tanya jawab dan pengetesan hasil hafalan dari fakta dasar tersebut.  Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi, guru:  Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa  Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan Pertemuan ke empat 2 x 35 menit. ( Bahasa Indonesia, Matematika )  Eksplorasi Dalam kegiatan eksplorasi, guru:  Membaca dan menghapal fakta dasar pengurangan sampai dengan 20  Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi, guru:  Melalui Lembar Kerja menulis, siswa menjiplak dan menebalkan bentuk huruf a, i, u, e, o, m, n, b, d, dan l secara lepas, kata atau gambar dengan posisi duduk dan pemegangan alat tulis yang benar.  Melakukan tanya jawab dan pengetesan hasil hafalan dari fakta dasar tersebut.  Pengetesan melalui lisan dan tertulis.  Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi, guru:  Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa  Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan Pertemuan ke lima 3 x 35 menit ( Matematika, Bahasa Indonesia)  Eksplorasi Dalam kegiatan eksplorasi, guru:  Melakukan penjumlahan melalui benda konkrit untuk konsep penjumlahan bilangan 3 angka hasil sampai 20.  Mengamati bentuk huruf dari papan tulis, lalu menuliskannya di udara huruf a, i, u, e, o, m, n, b, d, dan l secara lepas.  Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi, guru:  Mengerjakan soal penjumlahan bilangan 3 angka hasil sampai 20 yang didiktekan guru.  Menuliskan kata yang dibentuk dari huruf a, i, u, e, o, m, n, b, d, dan l.  Melakukan salintatap beberapa kata yang ditulis di papan tulis ke dalam buku tulis sendiri.  Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi, guru:  Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa  Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan Pertemuan ke enam 3x 35 menit (Seni Budaya dan Keterampilan, Bahasa Indonesia)  Eksplorasi Dalam kegiatan eksplorasi, guru:  Melalui pengamatan dan pengalaman siswa menjelaskan perbedaan panjang dan pendek bunyi,  Menyalin kalimat sedrehana dengan tulisan tegak bersambung.  Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi, guru:  Membedakan keras dan pelan suatu bunyi ( dinamik).  Menuliskan kalimat sederhana yang terdiri dari dua kata yang didiktekan guru.  Menuliskan dengan bentuk huruf lepas yang benar.  Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi, guru:  Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa  Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan C. Kegiatan akhir Dalam kegiatan akhir, guru:  Membuat kesimpulan dari tiap materi yang disampaikan.  Mengerjakan post tes  Pemberian PR / tugas V. Alat dan Sumber Belajar • Buku Sumber : 1. Buku Pengetahuan sosial SD kelas 1, Penerbit Buku ajar siswa yang relevan 2. Buku Sains SD Kelas 1, Penerbit Buku ajar siswa yang relevan 3. Buku Pendidikan Kewarganegaraan kelas 1 SD , Penerbit Buku ajar siswa yang relevan 4. Buku Pelajaran Matematika SD Kelas 1, Penerbit Buku ajar siswa yang relevan. 5. Buku Bina Bahasa Idonesia dan Sastra SD Kelas 1, Penerbit Buku ajar siswa yang relevan 6. Buku Saya Ingin Terampil dan Kreatif D kelas 1, Penerbit Buku ajar siswa yang relevan. 7. Buku Piwulang Basa SD Kelas 1, Penerbit Buku ajar siswa yang relevan. • Alat Peraga : 1. Gambar makanan sehat dan makanan tidak sehat.. 2. Gambar keluarga dari majalah / foto keluarga. 3. Kartu huruf 4. Kartu bilangan. 5. Manik-manik, kelereng, batu-batuan, kerang. 6. rebana, suling, botol, gelas ( sumber bunyi buatan ) 7. Sampel air bersih dan tidak bersih. VI. Penilaian Penilaian dilaksanakan selama proses dan sesudah pembelajaran Indikator Pencapaian Kompetensi Penilaian Teknik Bentuk Instrumen Contoh Instrumen 1. IPS : • Menceritakan kembali pengalaman waktu kecil berdasarkan cerita orang tua. • Menceritakan pengalaman pergi , di sekolah atau pulang sekolah • Menceritakan kesan hari pertama masuk Sekolah Dasar. 2. IPA : • Menunjukkan nama makanan sehat yang berguna bagi tubuh. • Menjelaskan perlunya air, makan, pakaian, udara dan lingkungan untuk • tumbuh sehat. • Membedakan jenis air, makanan, pakaian, udara, dan lingkungan yang baik untuk tumbuh sehat. 3. PKN : • Menyebutkan 5 agama yang diakui di Indonesia beserta tempat ibadahnya • Menceritakan kegiatan yang berkaitan dengan hari besar agama • Menyebutkan 4 kitab suci dari agama yang yang ada di Indonesia. • Menjelaskan 5 pemuka agama yang diakui di Indonesia. 4. Matematika : • Menerjemahkan bentuk penjumlahan dan pengurangan sampai 20 ke dalam kalimat sehari-hari. • Membaca dan menggunakan simbol +, -, dan = dalam mengerjakan hitung sampai 20 • Menghapal fakta dasar penjumlahan dan pengurangan sampai dengan 20. • Menjumlah bilangan 3 angka hasil sampai 20. 5. Bahasa Indonesia : • .Membedakan berbagai bunyi / suara Tertentu secara tepat. • Menirukan bunyi/ suara tertentu seperti, kendaraan atau suara benda. • Menyapa teman sebaya, guru, dan orang lain serta orang yang lebih tua dengan bahasa dan cara yang santun. • Mengenali huruf-huruf dan membacanya sebagai suku kata, kata –kata dan kalimat sederhana • Menjiplak berbagai bentuk gambar dan bentuk huruf. • Menebalkan berbagai bentuk gambar, lingkaran dan bentuk huruf. • Menyalin / mencontoh huruf, kata, kalimat dari buku atau papan tulis dengan benar. • Menyalin / mencontoh kalimat dari buku atau papan tulis yang ditulis guru dan menyalinnya pada buku sendiri.. 6. Seni Budaya dan Keterampilan. : • Menentukan sumber bunyi. • Membedakan bunyi alam dan bunyi buatan. • Membedakan panjang dan pendeknya bunyi. • Menjelaskan rangkaian bunyi dan detak melalui peragaan Tes lisan Tes tertulis Uraian isian 1. IPS : • Ceritakanlah kembali pengalaman waktu kecil berdasarkan cerita orang tua. • Ceritakanlah pengalaman pergi , di sekolah atau pulang sekolah • Ceritakanlah kesan hari pertama masuk Sekolah Dasar. 2. IPA : • Tunjukkan nama makanan sehat yang berguna bagi tubuh. • jelaskan perlunya air, makan, pakaian, udara dan lingkungan untuk • tumbuh sehat. • Bedakan jenis air, makanan, pakaian, udara, dan lingkungan yang baik untuk tumbuh sehat. 3. PKN : • Sebutkan 5 agama yang diakui di Indonesia beserta tempat ibadahnya • Ceritakanlah kegiatan yang berkaitan dengan hari besar agama • Sebutkan 4 kitab suci dari agama yang yang ada di Indonesia. • Jelaskan 5 pemuka agama yang diakui di Indonesia. 4. Matematika : • Terjemahkan bentuk penjumlahan dan pengurangan sampai 20 ke dalam kalimat sehari-hari. • Bagaimana cara Membaca dan menggunakan simbol +, -, dan = dalam mengerjakan hitung sampai 20 • Bagaimana cara Menghapal fakta dasar penjumlahan dan pengurangan sampai dengan 20. • Bagaimana cara Menjumlah bilangan 3 angka hasil sampai 20. 5. Bahasa Indonesia : • Bedakan berbagai bunyi / suara Tertentu secara tepat. • Tirukan bunyi/ suara tertentu seperti, kendaraan atau suara benda. • Bagaimana cara Menyapa teman sebaya, guru, dan orang lain serta orang yang lebih tua dengan bahasa dan cara yang santun. • Bagaimana cara Mengenali huruf-huruf dan membacanya sebagai suku kata, kata –kata dan kalimat sederhana • Bagaimana cara Menjiplak berbagai bentuk gambar dan bentuk huruf. • Bagaimana cara Menebalkan berbagai bentuk gambar, lingkaran dan bentuk huruf. • Bagaimana cara Menyalin / mencontoh huruf, kata, kalimat dari buku atau papan tulis dengan benar. • Bagaimana cara Menyalin / mencontoh kalimat dari buku atau papan tulis yang ditulis guru dan menyalinnya pada buku sendiri.. 6. Seni Budaya dan Keterampilan. : • Tentukan sumber bunyi. • Bedakan bunyi alam dan bunyi buatan. • Bedakan panjang dan pendeknya bunyi. • Jelaskan rangkaian bunyi dan detak melalui peragaan • LKS • Lmbar observasi. I. Kriteria Penilaian 1. Produk ( hasil diskusi ) No. Aspek Kriteria Skor 1. Konsep * semua benar * sebagian besar benar * sebagian kecil benar * semua salah 4 3 2 1 2. Performansi No. Aspek Kriteria Skor 1. 2. Kerjasama Partisipasi * bekerjasama * kadang-kadang kerjasama * tidak bekerjasama * aktif berpartisipasi * kadang-kadang aktif * tidak aktif 4 2 1 4 2 1 3. Lembar Penilaian No Nama Siswa Performan Produk Jumlah Skor Nilai Kerjasama Partisipasi 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8 CATATAN : Nilai = ( Jumlah skor : jumlah skor maksimal ) X 10. Mengetahui Kepala Sekolah SD/MI ……. ( ………………..………… ) NIP/NIK : ………………… ……...., ………………… 20… Guru Tematik Kelas I ( …………………...……… ) NIP/NIK : …………………

Minggu, 25 Maret 2012

4 kompetensi guru

Empat Kompetensi Guru
Dr. Wina Sanjaya, M. Pd dalam bukunya, “Strategi Pembelajaran: Berorientasi Standar Proses Pendidikan”menyatakan bahwa komptensi adalah perilaku rasional guna mencapai tujuan yang dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang diharapkan.
Berdasarkan Permendiknas No. 16 Tahun 2007, guru harus memiliki empat kompentensi, antara lain:
1. Kompetensi Padegogik
• Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, sosial, cultural, emosional, dan intelektual
• Menguasai teori belajar dan prinsip pembelajaran yang mendidik.
• Mengembangkan kurikulum yang terkait mata pelajaran yang diampu.
• Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik
• Memanfaatkan TIK untuk kepentingan pembelajaran.
• Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik.
• Berkomunikasi efektif, empatik, dan santun ke peserta didik.
• Menyelenggarakan penilaian evaluasi proses dan hasil belajar.
2. Kompentensi Keahlian
• Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, social dan budaya bangsa
• Penampilan yang jujur, berakhlak mulia, teladan bagi peserta didik dan masyarakat.
• Menampilkan dirisebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa
• Menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru, dan rasa percaya diri.
• Menjunjjung tinggi kode etik profesi guru.
3. Kompentensi Sosial.
• Bersikap inkulif, bertindak obyektif, serta tidak diskriminatif karena pertimbangan jenis kelamin, agara, raskondisifisik, latar belakang keluarga, dan status sosial keluarga.
• Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua dan masyarakat.
• Beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah RI yang memiliki keragaman social budaya.
• Berkomunikasi dengan lisan maupun tulisan
4. Kompentensi Profesional
• Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung pelajaran yang dimampu
• Mengusai standar kompentensi dan kompetensi dasar mata pelajaran/bidang pengembangan yang dimampu
• Mengembangkan materi pembelajaran yang dimampu secara kreatif.
• Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif
• Memanfaatkan TIK untuk berkomunikasi dan mengembangakan diri.


4 kompetensi guru yang disampaikan dalam Peraturan Pemerintah Pendidikan Nasional no.16 tahun 2007 tentang Kualifikasi
Akademik dan Kompetensi Guru SMA/SMK yaitu:
1) Kompetensi Pedagogik antara lain. a). Menguasai karakteristik peserta
didik dari aspek fisik, moral, sosial, kultural, emosional dan
intelektual, b). Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip
pembelajaran yang mendidik, c). Mengembangkan kurikulum yang
terkait dengan bidang pengembangan yang diampu, d). Dan lain- lain.
2) Kompetensi kepribadian, antara lain, a) Bertindak sesuai dengan
norma agama, hukum, sosial dan kebudayaan nasional indonesia, b).
Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia dan
teladan bagi peserta didik dan masyarakat, c). Menampilkan diri
sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, d).
Dan lain- lain.
3) Kompetensi sosial, antara lain, a). Bersikap insklusif, bertindak
objektif serta tidak diskriminatif karena pertimbangan jenis kelamin,
agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan status sosial
ekonomi, b). Berkomunikasi secara efektif, empatik dan santun
dengan sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua dan
masyarakat, c) dan lain- lain.
4) Kompetensi Profesional, antara lain, a). Menguasai materi, struktur,
konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang
diampu, b). Menguasai standar kompetensi dasar mata pelajaran/

bidang pengembangan yang diampu, c) Mengembangkan materi
pembelajaran yang diampu secara kreatif, d) dan lain- lain. Sedangkan
menurut Joni dalam Arikunto (1990) guru yang efektif yaitu: !).
Kompetensi profesional, artinya guru memiliki pengetahuan yang luas
dan mendalam tentang subjek matter yang akan diajarkan serta
penguasaan metodologi pengajaran, 2). Kompetensi personal artinya
guru harus memiliki sikap kepribadian yang mantap, sehingga mamu
menjadi sumber intensifikasi bagi subjek didik, 3). Kompetensi sosial
artinya guru harus memiliki kemampuan berkomunikasi sosial baik
dengan murid-muridnya maupun dengan sesama teman guru, dengan
kepala sekolah, dengan pegawai tata usaha, dan anggota masyarakat
lingkungannya.
Dari semua itu dapat dikatakan bahwa guru menjalankan tugas
pokok dan fungsi yang bersifat multiperan yaitu sebagai pendidik,
pengajar, dan pelatih. Pendidik sebagai pengembangan peserta didik,
pengajar sebagai pengetahuan atau asah otak intelektual dan pelatih
sebagai pengembangan ketrampilan peserta didik.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa kinerja guru adalah perilaku
atau aktivitas seorang guru dalam menjalankan tugas-tugas dan tanggung
jawabnya dalam mencapai tujuan sekolah

Sumber: http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2133929-kompetensi-guru/#ixzz1q7eb5BJS


Seorang guru harus memiliki 4 Kompetensi Dasar yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional. Keempat kompetensi tersebut terintegrasi dalam kinerja guru.(LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 16 TAHUN 2007)
1. Kompetensi Profesional
Profesi adalah suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlian (expertise) para anggotanya. Artinya pekerjaan itu tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang yang tidak terlatih dan tidak disiapkan secara khusus untuk melakukan pekerjaan itu. Profesional menunjuk pada dua hal, yaitu (1) orang yang menyandang profesi, (2) penampilan seseorang dalam melakukan pekerjaan sesuai dengan profesinya (seperti misalnya dokter).

Makmum (1996: 82) menyatakan bahwa teacher performance diartikan kinerja guru atau hasil kerja atau penampilan kerja. Secara konseptual dan umum penampilan kerja guru itu mencakup aspekaspek; (1) kemampuan profesional, (2) kemampuan sosial, dan (3) kemampuan personal.

Johnson (dalam Sanusi, 1991:36) menyatakan bahwa standar umum itu sering dijabarkan sebagai berikut; (1) kemampuan profesional mencakup, (a) penguasaan materi pelajaran, (b) penguasaan penghayatan atas landasan dan wawasan kependidikan dan keguruan, dan (c) penguasaan proses-proses pendidikan. (2) kemampuan sosial mencakup kemampuan untuk menyesuaikan diri kepada tuntutan kerja dan lingkungan sekitar pada waktu membawakan tugasnya sebagai guru. (3) kemampuan personal (pribadi) yang beraspek afektif mencakup, (a) penampilan sikap positif terhadap keseluruhan tugas sebagai guru, (b) pemahaman, penghayatan, dan penampilan nilai-nilai yang seyogyanya dianut oleh seorang guru, dan (c) penampilan untuk menjadikan dirinya sebagai panutan dan keteladanan bagi peserta didik.

2. Kompetensi Kepribadian
Kompetensi kepribadian menurut Suparno (2002:47) adalah mencakup kepribadian yang utuh, berbudi luhur, jujur, dewasa, beriman, bermoral; kemampuan mengaktualisasikan diri seperti disiplin, tanggung jawab, peka, objekti, luwes, berwawasan luas, dapat berkomunikasi dengan orang lain; kemampuan mengembangkan profesi seperti berpikir kreatif, kritis, reflektif, mau belajar sepanjang hayat, dapat ambil keputusan dll. (Depdiknas,2001). Kemampuan kepribadian lebih menyangkut jati diri seorang guru sebagai pribadi yang baik, tanggung jawab, terbuka, dan terus mau belajar untuk maju. Yang pertama ditekankan adalah guru itu bermoral dan beriman. Hal ini jelas merupakan kompetensi yang sangat penting karena salah satu tugas guru adalah membantu anak didik yang bertaqwa dan beriman serta menjadi anak yang baik. Bila guru sendiri tidak beriman kepada Tuhan dan tidak bermoral, maka menjadi sulit untuk dapat membantu anak didik beriman dan bermoral. Bila guru tidak percaya akan Allah, maka proses membantu anak didik percaya akan lebih sulit. Disini guru perlu menjadi teladan dalam beriman dan bertaqwa. Pernah terjadi seorang guru beragama berbuat skandal sex dengan muridnya, sehingga para murid yang lain tidak percaya kepadanya lagi. Para murid tidak dapat mengerti bahwa seorang guru yang mengajarkan moral, justru ia sendiri tidak bermoral. Syukurlah guru itu akhirnya dipecat dari sekolah.

Yang kedua, guru harus mempunyai aktualisasi diri yang tinggi. Aktualisasi diri yang sangat penting adalah sikap bertanggungjawab. Seluruh tugas pendidikan dan bantuan kepada anak didik memerlukan tanggungjawab yang besar. Pendidikan yang menyangkut perkembangan anak didik tidak dapat dilakukan seenaknya, tetapi perlu direncanakan, perlu dikembangkan dan perlu dilakukan dengan tanggungjawab. Meskipun tugas guru lebih sebagai fasilitator, tetapi tetap bertanggung jawab penuh terhadap perkembangan siswa. Dari pengalaman lapangan pendidikan anak menjadi rusak karena beberapa guru tidak bertanggungjawab. Misalnya, terjadi pelecehan seksual guru terhadap anak didik, guru meninggalkan kelas seenaknya, guru tidak mempersiapkan pelajaran dengan baik, guru tidak berani mengarahkan anak didik, dll.

Kemampuan untuk berkomunikasi dengan orang lain sangat penting bagi seorang guru karena tugasnya memang selalu berkaitan dengan orang lain seperti anak didik, guru lain, karyawan, orang tua murid, kepala sekolah dll. Kemampuan ini sangat penting untuk dikembangkan karena dalam pengalaman, sering terjadi guru yang sungguh pandai, tetapi karena kemampuan komunikasi dengan siswa tidak baik, ia sulit membantu anak didik maju. Komunikasi yang baik akan membantu proses pembelajaran dan pendidikan terutama pada pendidikan tingkat dasar sampai menengah.

Kedisiplinan juga menjadi unsur penting bagi seorang guru. Kedisiplinan ini memang menjadi kelemahan bangsa Indonesia, yang perlu diberantas sejak bangku sekolah dasar. Untuk itu guru sendiri harus hidup dalam kedisiplinan sehingga anak didik dapat meneladannya. Di lapangan sering terlihat beberapa guru tidak disiplin mengatur waktu, seenaknya bolos; tidak disiplin dalam mengoreksi pekerjaan siswa sehingga siswa tidak mendapat masukan dari pekerjaan mereka. Ketidakdisiplinan guru tersebut membuat siswa ikut-ikutan suka bolos dan tidak tepat mengumpulkan perkerjaan rumah. Yang perlu diperhatikan di sini adalah, meski guru sangat disiplin, ia harus tetap membangun komunikasi dan hubungan yang baik dengan siswa. Pendidikan dan perkembangan pengetahuan di Indonesia kurang cepat salah satunya karena disiplin yang kurang tinggi termasuk disiplin dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan dalam belajar.

Yang ketiga adalah sikap mau mengembangkan pengetahuan. Guru bila tidak ingin ketinggalan jaman dan juga dapat membantu anak didik terus terbuka terhadap kemajuan pengetahuan, mau tidak mau harus mengembangkan sikap ingin terus maju dengan terus belajar. Di jaman kemajuan ilmu pengetahuan sangat cepat seperti sekarang ini, guru dituntut untuk terus belajar agar pengetahuannya tetap segar. Guru tidak boleh berhenti belajar karena merasa sudah lulus sarjana.

3. Kompetensi Paedagogik
Selanjutnya kemampuan paedagogik menurut Suparno (2002:52) disebut juga kemampuan dalam pembelajaran atau pendidikan yang memuat pemahaman akan sifat, ciri anak didik dan perkembangannya, mengerti beberapa konsep pendidikan yang berguna untuk membantu siswa, menguasai beberapa metodologi mengajar yang sesuai dengan bahan dan perkambangan siswa, serta menguasai sistem evaluasi yang tepat dan baik yang pada gilirannya semakin meningkatkan kemampuan siswa.

Pertama, sangat jelas bahwa guru perlu mengenal anak didik yang mau dibantunya. Guru diharapkan memahami sifat-sifat, karakter, tingkat pemikiran, perkembangan fisik dan psikis anak didik. Dengan mengerti hal-hal itu guru akan mudah mengerti kesulitan dan kemudahan anak didik dalam belajar dan mengembangkan diri. Dengan demikian guru akan lebih mudah membantu siswa berkembang. Untuk itu diperlukan pendekatan yang baik, tahu ilmu psikologi anak dan perkembangan anak dan tahu bagaimana perkembangan pengetahuan anak. Biasanya selama kuliah di FKIP guru mendalami teori-teori psikologi tersebut. Namun yang sangat penting adalah memahami anak secara tepat di sekolah yang nyata.

Kedua, guru perlu juga menguasai beberapa teori tentang pendidikan terlebih pendidikan di jaman modern ini. Oleh karena sistem pendidikan di Indonesia lebih dikembangkan kearah pendidikan yang demokratis, maka teori dan filsafat pendidikan yang lebih bersifat demokratis perlu didalami dan dikuasai. Dengan mengerti bermacammacam teori pendidikan, diharapkan guru dapat memilih mana yang paling baik untuk membantu perkembangan anak didik. Oleh karena guru kelaslah yang sungguh mengerti situasi kongrit siswa mereka, diharapkan guru dapat meramu teori-teori itu sehingga cocok dengan situasi anak didik yang diasuhnya. Untuk itu guru diharapkan memiliki kreatifititas untuk selalu menyesuaikan teori yang digunakan dengan situasi belajar siswa secara nyata.

Ketiga, guru juga diharapkan memahami bermacam-macam model pembelajaran. Dengan semakin mengerti banyak model pembelajaran, maka dia akan lebih mudah mengajar pada anak sesuai dengan situasi anak didiknya. Dan yang tidak kalah penting dalam pembelajaran adalah guru dapat membuat evaluasi yang tepat sehingga dapat sungguh memantau dan mengerti apakah siswa sungguh berkembang seperti yang direncanakan sebelumnya. Apakah proses pendidikan sudah dilaksanakan dengan baik dan membantu anak berkembang secara efisien dan efektif.

Kompetensi profesional meliputi: (1) menguasai landasan pendidikan, (2) menguasai bahan pembelajaran, (3) menyusun program pembelajaran, (4) melaksanakan program pembelajaran, dan (5) menilai proses serta hasil pembelajaran.


4. Kompetensi Sosial
Kompetensi sosial meliputi: (1) memiliki empati pada orang lain, (2) memiliki toleransi pada orang lain, (3) memiliki sikap dan kepribadian yang positif serta melekat pada setiap kopetensi yang lain, dan (4) mampu bekerja sama dengan orang lain.

Menurut Gadner (1983) dalam Sumardi (Kompas, 18 Maret 2006) kompetensi sosial itu sebagai social intellegence atau kecerdasan sosial. Kecerdasan sosial merupakan salah satu dari sembilan kecerdasan (logika, bahasa, musik, raga, ruang, pribadi, alam, dan kuliner) yang berhasil diidentifikasi oleh Gardner. Semua kecerdasan itu dimiliki oleh seseorang. Hanya saja, mungkin beberapa di antaranya menonjol, sedangkan yang lain biasa atau bahkan kurang. Uniknya lagi, beberapa kecerdasan itu bekerja secara padu dan simultan ketika seseorang berpikir dan atau mengerjakan sesuatu (Amstrong, 1994).

Sehubungan dengan apa yang dikatakan oleh Amstrong itu ialah bahwa walau kita membahas dan berusaha mengembangkan kecerdasan sosial, kita tidak boleh melepaskannya dengan kecerdasan-kecerdasan yang lain. Hal ini sejalan dengan kenyataan bahwa dewasa ini banyak muncul berbagai masalah sosial kemasyarakatan yang hanya dapat dipahami dan dipecahkan melalui pendekatan holistik, pendekatan komperehensif, atau pendekatan multidisiplin.

Kecerdasan lain yang terkait erat dengan kecerdasan sosial adalah kecerdasan pribadi (personal intellegence), lebih khusus lagi kecerdasan emosi atau emotial intellegence (Goleman, 1995). Kecerdasan sosial juga berkaitan erat dengan kecerdasan keuangan (Kiyosaki, 1998). Banyak orang yang terkerdilkan kecerdasan sosialnya karena impitan kesulitan ekonomi.

Dewasa ini mulai disadari betapa pentingnya peran kecerdasan sosial dan kecerdasan emosi bagi seseorang dalam usahanya meniti karier di masyarakat, lembaga, atau perusahaan. Banyak orang sukses yang kalau kita cermati ternyata mereka memiliki kemampuan bekerja sama, berempati, dan pengendalian diri yang menonjol.

Dari uraian dan contoh-contoh di atas dapat kita singkatkan bahwa kompetensi sosial adalah kemampuan seseorang berkomunikasi, bergaul, bekerja sama, dan memberi kepada orang lain. Inilah kompetensi sosial yang harus dimiliki oleh seorang pendidik yang diamanatkan oleh UU Guru dan Dosen, yang pada gilirannya harus dapat ditularkan kepada anak-anak didiknya.

Untuk mengembangkan kompetensi sosial seseorang pendidik, kita perlu tahu target atau dimensi-dimensi kompetensi ini. Beberapa dimensi ini, misalnya, dapat kita saring dari konsep life skills (www.lifeskills4kids.com). Dari 35 life skills atau kecerdasan hidup itu, ada 15 yang dapat dimasukkan kedalam dimensi kompetensi sosial, yaitu: (1) kerja tim, (2) melihat peluang, (3) peran dalam kegiatan kelompok, (4) tanggung jawab sebagai warga, (5) kepemimpinan, (6) relawan sosial, (7) kedewasaan dalam bekreasi, (8) berbagi, (9) berempati, (10) kepedulian kepada sesama, (11) toleransi, (12) solusi konflik, (13) menerima perbedaan, (14) kerja sama, dan (15) komunikasi.

Kelima belas kecerdasan hidup ini dapat dijadikan topik silabus dalam pembelajaran dan pengembangan kompetensi sosial bagi para pendidik dan calon pendidik. Topik-topik ini dapat dikembangkan menjadi materi ajar yang dikaitkan dengan kasus-kasus yang aktual dan relevan atau kontekstual dengan kehidupan masyarakat kita. Dari uraian tentang profesi dan kompetensi guru, menjadi jelas bahwa pekerjaan/jabatan guru adalah sebagai profesi yang layak mendapatkan penghargaan, baik finansial maupun non finansial.



Empat Kompetensi Dasar Guru
1. PENGERTIAN
Pasal 28 ayat 3 Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan secara tegas dinyatakan bahwa ada empat kompetensi yang harus dimiliki guru sebagai agen pembelajaran. Keempat kompetensi itu adalah kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi professional dan kompetensi sosial.
Dalam Panduan Sertifikasi Guru bagi LPTK Tahun 2006 yang dikeluarkan Direktur Ketenagaan Dirjen Dikti Depdiknas disebutkan bahwa kompetensi merupakan kebulatan penguasaan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang ditampilkan melalui unjuk kerja.
Kepmendiknas No. 045/U/2002 menyebutkan kompetensi sebagai seperangkat tindakan cerdas dan penuh tanggungjawab dalam melaksanakan tugas-tugas sesuai dengan pekerjaan tertentu. Jadi kompetensi guru dapat dimaknai sebagai kebulatan penetehuan, keterampilan dan sikap yang berwujud tindakan cerdas dan penuh tanggungjawab dalam melaksanakan tugas sebagai agen pembelajaran.
Majid (2005:6) menjelaskan kompetensi yang dimiliki oleh setiap guru akan menunjukkan kualitas guru dalam mengajar. Kompetensi tersebut akan terwujud dalam bentuk penguasaan pengetahuan dan profesional dalam menjalankan fungsinya sebagai guru. Diyakini Robotham (1996:27), kompetensi yang diperlukan oleh seseorang tersebut dapat diperoleh baik melalui pendidikan formal maupun pengalaman.
Syah (2000:229) mengemukakan pengertian dasar kompetensi adalah kemampuan atau kecakapan. Usman (1994:1) mengemukakan kompentensi berarti suatu hal yang menggambarkan kualifikasi atau kemampuan seseorang, baik yang kualitatif maupun yang kuantitatif. McAhsan (1981:45), sebagaimana dikutip oleh Mulyasa (2003:38) mengemukakan bahwa kompetensi: “…is a knowledge, skills, and abilities or capabilities that a person achieves, which become part of his or her being to the extent he or she can satisfactorily perform particular cognitive, affective, and psychomotor behaviors”. Dalam hal ini, kompetensi diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan yang dikuasai oleh seseorang yang telah menjadi bagian dari dirinya, sehingga ia dapat melakukan perilaku-perilaku kognitif, afektif, dan psikomotorik dengan sebaik-baiknya.
Kompetensi guru pada hakikatnya tidak bisa lepas dari konsep hakikat guru dan hakekat tugas guru(Spencer 1993:7). Kompetensi guru mencerminkan tugas dan kewajiban guru yang harus dilakukan sehubungan dengan arti jabatan guru yang menuntut suatu kompetensi tertentu sebagaimana telah disebutkan. Ace Suryadi (1999:298-304) mengemukakan bahwa untuk mencapai taraf kompetensi seorang guru memerlukan waktu lama dan biaya mahal.
Kompetensi guru adalah salah satu faktor yang mempengaruhi tercapainya tujuan pembelajaran dan pendidikan disekolah, namun kompetensi guru tidak berdiri sendiri, tetapi dipengaruhi latar belakang pendidikan, pengalaman mengajar, dan lamanya mengajar. Kompetensi guru dapat dinilai penting sebagai alat seleksi dalam penerimaan calon guru, juga dapat dijadikan sebagai pedoman dalam rangka pembinaan dan pengembangan tenaga guru.Sealain itu, penting dalam hubungannya kegiatan belajar mengajar dan hasil belajar siswa.
Untuk seorang guru perlu mengetahui dan dapat menerapkan beberapa prinsip mengajar agar ia dapat menerapkan beberapa prinsip mengajar agar ia dapat melaksanakan tugasnya secara professional, yaitu sebagai berikut (Dr. H. Hamzah : 16) :
1. Guru harus dapat membangkitkan perhatian peserta didik pada materi pelajaran yang diberikan serta dapat mengggunakan berbagai media dan sumber belajar yang bervariasi.
2. Guru harus dapat membangkitkan minat peserta didik untuk aktif dalam berfikir serta mencari dan menemukan sendiri pengetahuan.
3. Guru harus dapat membuat urutan (sequence) dalam pemberian pelajaran dan penyesuaian dengan usia dan tahapan tugas perkembangan peserta didik.
4. Guru perlu menghubungkan pelajaran yang akan diberikan dengan pengetahuan yang telah dimiliki peserta didik (kegiatan apersepsi), agar peserta didik menjadi lebih mudah dalam memahami pelajaran yang diterimanya.
5. Sesuai dengan prinsip repetisi dalam proses pembelajaran, diharapkan guru dapat menjelaskan unit pelajaran secara berulang-ulang hingga tanggapan peserta didik menjadi jelas.
6. Guru wajib memerhatikan dan memikirkan korelasi antara mata pelajaran dan/atau praktik nyata dalam kehidupan sehari-hari.
7. Guru harus terus menjaga konsentrasi belajar para peserta didik dengan cara memberikan kesempatan berupa pengalaman secara langsung, mengamati/meneliti, dan menyimpulkan pengetahuan yang didapatnya.
8. Guru harus dapat mengembangkan sikap peserta didik dalam membina hubungan sosial, baik di dalam kelas maupun diluar kelas.
9. Guru harus menyelidiki dan mendalami perbedaan peserta secara individual agar dapat melayani siswa sesuai dengan perbedaan tersebut.

2. DIMENSI-DIMENSI KOMPETENSI GURU
Menurut Undang-undang No.14 tahun 2005 tentang Guru Dan Dosen pasal 10 ayat (1) kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi.
1. Kompetensi Paedagogik Guru
Undang-undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dikemukakan kompetensi pedagogik adalah “kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik”. Depdiknas (2004:9) menyebut kompetensi ini dengan “kompetensi pengelolaan pembelajaran.”
“Kompetensi Menyusun Rencana Pembelajaran” menurut Joni (1984:12), adalah kemampuan merencanakan program belajar mengajar mencakup kemampuan:
(1) merencanakan pengorganisasian bahan-bahan pengajaran
(2) merencanakan pengelolaan kegiatan belajar mengajar
(3) merencanakan pengelolaan kelas
(4) merencanakan penggunaan media dan sumber pengajaran
(5) merencanakan penilaian prestasi siswa untuk kepentingan pengajaran.
Depdiknas (2004:9) mengemukakan kompetensi penyusunan rencana pembelajaran meliputi:
(1) mampu mendeskripsikan tujuan
(2) mampu memilih materi
(3) mampu mengorganisir materi
(4) mampu menentukan metode/strategi pembelajaran
(5) mampu menentukan sumber belajar/media/alat peraga pembelajaran
(6) mampu menyusun perangkat penilaian
(7) mampu menentukan teknik penilaian
(8) mampu mengalokasikan waktu.

2. Kompetensi Kepribadian Guru
Kepribadian yang mantap dari sosok seorang guru akan memberikan teladan yang baik terhadap anak didik maupun masyarakatnya, sehingga guru akan tampil sebagai sosok yang patut “digugu” (ditaati nasehat/ucapan/perintahnya) dan “ditiru” (di contoh sikap dan perilakunya).Kepribadian guru merupakan faktor terpenting bagi keberhasilan belajar anak didik.
Kepribadian mencakup semua unsur, baik fisik maupun psikis. Sehingga dapat diketahui bahwa setiap tindakan dan tingkah laku seseorang merupakan cerminan dari kepribadian seseorang, selama hal tersebut dilakukan dengan penuh kesadaran. Setiap perkataan, tindakan, dan tingkah laku positif akan meningkatkan citra diri dan kepribadian seseorang.
Sebagai seorang model guru harus memiliki kompetensi yang berhubungan dengan pengembangan kepribadian (personal competencies), di antaranya: (1) kemampuan yang berhubungan dengan pengalaman ajaran agama sesuai dengan keyakinan agama yang dianutnya; (2) kemampuan untuk menghormati dan menghargai antarumat beragama; (3) kemampuan untuk berperilaku sesuai dengan norma, aturan, dan sistem nilai yang berlaku di masyarakat; (4) mengembangkan sifat-sifat terpuji sebagai seorang guru misalnya sopan santun dan tata karma dan; (5) bersikap demokratis dan terbuka terhadap pembaruan dan kritik.
Zakiah Darajat dalam Syah (2000:225-226) menegaskan bahwa kepribadian itulah yang akan menentukan apakah ia menjadi pendidik dan pembina yang baik bagi anak didiknya, ataukah akan menjadi perusak atau penghancur bagi masa depan anak didiknya terutama bagi anak didik yang masih kecil (tingkat dasar) dan mereka yang sedang mengalami kegoncangan jiwa (tingkat menengah).
Gumelar dan Dahyat (2002:127) merujuk pada pendapat Asian Institut for Teacher Education, mengemukakan kompetensi pribadi meliputi (1) pengetahuan tentang adat istiadat baik sosial maupun agama, (2) pengetahuan tentang budaya dan tradisi, (3) pengetahuan tentang inti demokrasi, (4) pengetahuan tentang estetika, (5) memiliki apresiasi dan kesadaran sosial, (6) memiliki sikap yang benar terhadap pengetahuan dan pekerjaan, (7) setia terhadap harkat dan martabat manusia.
Arikunto (1993:239) mengemukakan kompetensi personal mengharuskan guru memiliki kepribadian yang mantap sehingga menjadi sumber inspirasi bagi subyek didik, dan patut diteladani oleh siswa.Berdasarkan uraian di atas, kompetensi kepribadian guru tercermin dari indikator (1) sikap, dan (2) keteladanan.
3. Kompetensi Sosial
Surya (2003:138) mengemukakan kompetensi sosial adalah kemampuan yang diperlukan oleh seseorang agar berhasil dalam berhubungan dengan orang lain. Dalam kompetensi sosial ini termasuk keterampilan dalam interaksi sosial dan melaksanakan tanggung jawab sosial.
Gumelar dan Dahyat (2002:127) merujuk pada pendapat Asian Institut for Teacher Education, menjelaskan kompetensi sosial guru adalah salah satu daya atau kemampuan guru untuk mempersiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang baik serta kemampuan untuk mendidik, membimbing masyarakat dalam menghadapi kehidupan di masa yang akan datang.
Johnson sebagaimana dikutip Anwar (2004:63) mengemukakan kemampuan sosial mencakup kemampuan untuk menyesuaikan diri kepada tuntutan kerja dan lingkungan sekitar pada waktu membawakan tugasnya sebagai guru.
Arikunto (1993:239) mengemukakan kompetensi sosial mengharuskan guru memiliki kemampuan komunikasi sosial baik dengan peserta didik, sesama guru, kepala sekolah, pegawai tata usaha, bahkan dengan anggota masyarakat.
Berdasarkan uraian di atas, kompetensi sosial guru tercermin melalui indikator (1) interaksi guru dengan siswa, (2) interaksi guru dengan kepala sekolah, (3) interaksi guru dengan rekan kerja, (4) interaksi guru dengan orang tua siswa, dan (5) interaksi guru dengan masyarakat.
4. Kompetensi Profesional Guru
Menurut Undang-undang No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, kompetensi profesional adalah “kemampuan penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam”. Maksudnya, kompetensi profesional adalah kompetensi atau kemampuan yang berhubungan dengan penyesuaian tugas-tugas keguruan.
Surya (2003:138) mengemukakan kompetensi profesional adalah berbagai kemampuan yang diperlukan agar dapat mewujudkan dirinya sebagai guru profesional. Kompetensi profesional meliputi kepakaran atau keahlian dalam bidangnya yaitu penguasaan bahan yang harus diajarkannya beserta metodenya, rasa tanggung jawab akan tugasnya dan rasa kebersamaan dengan sejawat guru lainnya.
Semiawan (1991) bahwa pemenuhan persyaratan guru profesional akan mengubah peran guru yang semula sebagai orator yang verbalistis menjadi berkekuatan dinamis dalam menciptakan suatu suasana dan lingkungan belajar yang invitation learning environment.
Soewondo, 1972 dalam Arifin 2000, dalam rangka peningkatan mutu pendidikan, guru memiliki multi fungsi yaitu sebagai fasilitator, motivator, informator, komunikator, transformator, change agent, inovator, konselor, evaluator, dan administrator.
Gumelar dan Dahyat (2002:127) merujuk pada pendapat Asian Institut for Teacher Education, mengemukakan kompetensi profesional guru mencakup kemampuan dalam hal:
1. mengerti dan dapat menerapkan landasan pendidikan baik filosofis, psikologis
2. mengerti dan menerapkan teori belajar sesuai dengan tingkat perkembangan perilaku peserta didik
3. mampu menangani mata pelajaran atau bidang studi yang ditugaskan kepadanya
4. mengerti dan dapat menerapkan metode mengajar yang sesuai
5. mampu menggunakan berbagai alat pelajaran dan media serta fasilitas belajar lain
6. mampu mengorganisasikan dan melaksanakan program pengajaran
7. mampu melaksanakan evaluasi belajar
8. mampu menumbuhkan motivasi peserta didik.
Tingkat keprofesionalan seorang guru dapat dilihat dari kompetensi sebagai berikut:
1. kemampuan untuk menguasai landasan kependidikan, misalnya paham akan tujuan pendidikan yang harus dicapai baik tujuan nasional, institusional, kurikuler dan tujuan pembelajaran
2. pemahaman dalam bidang psikologi pendidikan, misalnya paham tentang tahapan perkembangan siswa, paham tentang teori-teori belajar
3. kemampuan dalam penguasaan materi pelajaran sesuai dengan bidang studi yang diajarkannya
4. kemampuan dalam mengaplikasikan berbagai metodologi dan strategi pembelajaran
5. kemampuan merancang dan memanfaatkan berbagai media dan sumber belajar
6. kemampuan dalam melaksanakan evaluasi pembelajaran
7. kemampuan dalam menyusun program pembelajaran
8. kemampuan dalam melaksanakan unsur penunjang, misalnya administrasi sekolah, bimbingan dan penyuluhan
9. kemampuan dalam melaksanakan penelitian dan berpikir ilmiah untuk meningkatkan kinerja.
Apabila syarat-syarat profesionalisme guru di atas itu terpenuhi akan mengubah peran guru yang tadinya pasif menjadi guru yang kreatif dan dinamis. Pengembangan profesionalisme guru menjadi perhatian secara global, karena guru memiliki tugas dan peran bukan hanya memberikan informasi-informasi ilmu pengetahuan dan teknologi, melainkan juga membentuk sikap dan jiwa yang mampu bertahan dalam era hiperkompetisi.
Tugas guru adalah membantu peserta didik agar mampu melakukan adaptasi terhadap berbagai tantangan kehidupan serta desakan yang berkembang dalam dirinya. Pemberdayaan peserta didik ini meliputi aspek-aspek kepribadian terutama aspek intelektual, sosial, emosional, dan keterampilan.

Jumat, 20 Januari 2012

Materi IPS Semester 1 SD kelas 4 ( Perkembangan Teknologi Transportasi)

Perkembangan Teknologi Transportasi

Ingatlah kembali perjalananmu sewaktu berangkat ke sekolah. Adakah di antara kamu yang naik sepeda? Ataukah kamu diantar naik sepeda motor atau mobil? Ya, itu berarti kamu telah menggunakan alat transportasi. Tahukah kamu arti transportasi? Transportasi adalah sarana perhubungan yang dapat membawa dan memudahkan perpindahan manusia atau barang dari satu tempat ke tempat lain. Dahulu kala sekitar 5.000 tahun Sebelum Masehi, manusia menggunakan hewan untuk mengangkut barang. Kemudian ketika ditemukan gerobak dan kapal, manusia mulai lebih mudah mengangkut barang ke tempat yang lebih jauh.

Seiring perkembangannya, pada akhir abad ke-18 para ilmuwan berhasil menciptakan kendaraan bermesin pertama. Penemuan ini menandai awal perubahan transportasi yang berlanjut sampai sekarang. Kini, untuk menempuh jarak yang jauh sekalipun bukan masalah. Teknologi transportasi yang berkembang telah membantu dalam memindahkan orang dan barang dengan waktu yang cepat dan mudah. Alat transportasi di Indonesia berdasarkan jenisnya, dibedakan menjadi sebagai berikut.

1. Transportasi Darat

Transportasi darat adalah sarana pengangkutan yang menghubungkan dua tempat yang berjauhan melalui darat. Pada masa lalu alat transportasi darat misalnya kuda, keledai, gajah, dan kerbau. Untuk masa sekarang alat trans_ortasi darat dibagi menjadi dua. Ada transportasi yang tidak menggunakan tenaga mesin. Misalnya becak, pedati, dokar, bendi, dan sepeda. ada pula yang menggunakan tenaga mesin. Misalnya sepeda motor, bis, mobil, dan kereta. Transportasi daraO harus didukung sarana yang baik. Sarana pendukungnya antara lain sebagai berikut.

a. Jalan merupakan sarana penghubung dari satu kota ke kota yang lain. Oleh karena jumlah kendaraan dan pengguna jalan semakin banyak, jalanan juga semakin macet. Akhirnya pemerintah membangun jalan tol dan jembatan layang di kotakota besar. Tujuannya untuk mengurangi kemacetan.

b. Terminal merupakan tempat pemberhentian bis yang terdapat di kota-kota dati II.

c. Stasiun merupakan tempat pemberhentian kereta api. Pemerintah juga membangun prasarana seperti rel, palang pintu kereta api, dan lain-lain. Kereta api adalah angkutan darat paling murah yang banyak diminati masyarakat.

2. Transportasi Udara

Di Indonesia, sarana transportasi udara mengalami kemajuan pesat. Setiap ibu kota provinsi sudah memiliki bandar udara. Bahkan beberapa kota terpencil sudah ada yang memiliki bandar udara. Penerbangan sudah menjangkau daerah-daerah terpencil. Penerbangan ini disebut penerbangan perintis. Perhubungan udara sudah digunakan sejak ditemukannya balon gas. Pada waktu itu, balon gas hanya mampu mengangkut tiga sampai empat orang. Kelemahannya waktu tempuh perjalanannya lambat. Seiring perkembangan teknologi, manusia menciptakan alat transportasi modern yang lebih cepat. Releigh dan Wright bersaudara, seorang ahli dari Amerika mengawali kemajuan teknologi transportasi udara. Mereka berhasil membuat kapal terbang sederhana. Kemajuan ini diikuti para ahli yang lain. Kini masyarakat dapat memanfaatkan alat transportasi udara yang lebih cepat.

Transportasi udara meliputi angkutan udara sipil dan angkutan militer. Angkutan udara militer digunakan untuk kepentingan pertahanan negara, misalnya pesawat tempur. Adapun angkutan sipil digunakan untuk angkutan penumpang dan barang, misalnya mengangkut jamaah haji. Angkutan udara di negara kita dikelola oleh pemerintah yaitu PT Angkasa Pura,selain itu juga dikelola oleh pihak swasta.

3. Transportasi Laut

Alat transportasi laut pada masa lalu masih menggunakan rakit, perahu dayung, dan perahu layar. Seiring kemajuan teknologi, kini angkutan laut mampu menjangkau pulaupulau dan lautan yang luas. Alat transportasi laut sekarang berupa kapal, baik berukuran kecil maupun besar. Kapal laut menurut kegunaannya dapat dibedakan menjadi kapal khusus angkutan barang dan kapal angkutan penumpang.

a. Kapal Angkutan Penumpang

Contoh kapal angkutan penumpang adalah feri, yaitu kapal penyeberangan selat. Selain itu, speedboad dan kapal pesiar.

b. Kapal Angkutan Barang

Contohnya kapal kontainer yang digunakan untuk mengangkut barang-barang kiriman atau dagangan, baik dalam negeri (antarpulau) dan ke luar negeri. Contoh lain adalah kapal tanker yaitu kapal yang digunakan untuk mengangkut minyak dan gas. Perusahaan yang mengelola transportasi laut, antara lain PT Pelni, PT Jakarta Lloyd, PT Gesuri Lloyd, dan lain-lain. Untuk mengangkut prasarana angkutan laut, pemerintah membangun dan memperbaiki pelabuhan-pelabuhan.

KOPERASI (MATERI IPS KELAS 4 SD SEMESTER 2)

KOPERASI
Pengertian koperasi:
Koperasi adalah jenis badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum.
Koperasi melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan.
Kinerja koprasi khusus mengenai perhimpunan, koperasi harus bekerja berdasarkan ketentuan undang-undang umum mengenai organisasi usaha (perseorangan, persekutuan, dsb.) serta hukum dagang dan hukum pajak. Organisasi koperasi yang khas dari suatu organisasi harus diketahui dengan menetapkan anggaran dasar yang khusus.
Secara umum, Variabel kinerja koperasi yang di ukur untuk melihat perkembangan atau pertumbuhan (growth) koperasi di Indonesia terdiri dari kelembagaan (jumlah koperasi per provinsi, jumlah koperasi per jenis/kelompok koperasi, jumlah koperasi aktif dan nonaktif).Keanggotaan, volume usaha, permodalan, asset, dan sisa hasil usaha. Variabel-variabel tersebut pada dasarnya belumlah dapat mencerminkan secara tepat untuk dipakai melihat peranan pangsa (share) koperasi terhadap pembangunan ekonomi nasional. Demikian pula dampak dari koperasi (cooperative effect) terhadap peningkatan kesejahteraan anggota atau masyarakat belum tercermin dari variabel-variabel yang di sajikan. Dengan demikian variabel kinerja koperasi cenderung hanya dijadikan sebagai salah satu alat untuk melihat perkembangan koperasi sebagai badan usaha.

Fungsi dan peran koperasi
Menurut Undang-undang No. 25 tahun 1992 Pasal 4 dijelaskan bahwa fungsi dan peran koperasi sebagai berikut:
• Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya.
• Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan masyarakat.
• Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional dengan koperasi sebagai soko-gurunya.
• Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional, yang merupakan usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.
• Mengembangkan kreativitas dan membangun jiwa berorganisasi bagi para pelajar bangsa.

Prinsip koperasi
Menurut UU No. 25 tahun 1992 Pasal 5 disebutkan prinsip koperasi, yaitu:
• Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka.
• Pengelolaan dilakukan secara demokratis.
• Pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota (andil anggota tersebut dalam koperasi).
• Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal.
• Kemandirian.
• Pendidikan perkoprasian.
• kerjasama antar koperasi.

Jenis-jenis koperasi
Koperasi secara umum dapat dikelompokkan menjadi koperasi konsumen, koperasi produsen dan koperasi kredit (jasa keuangan). Koperasi dapat pula dikelompokkan berdasarkan sektor usahanya.
• Koperasi Simpan Pinjam
• Koperasi Konsumen
• Koperasi Produsen
• Koperasi Pemasaran
• Koperasi Jasa
Koperasi Simpan Pinjam adalah koperasi yang bergerak di bidang simpanan dan pinjaman.
Koperasi Konsumen adalah koperasi beranggotakan para konsumen dengan menjalankan kegiatannya jual beli menjual barang konsumsi.
Koperasi Produsen adalah koperasi beranggotakan para pengusaha kecil menengah(UKM) dengan menjalankan kegiatan pengadaan bahan baku dan penolong untuk anggotanya.
Koperasi Pemasaran adalah koperasi yang menjalankan kegiatan penjualan produk/jasa koperasinya atau anggotanya.
Koperasi Jasa adalah koperasi yang bergerak di bidang usaha jasa lainnya.

Sumber modal koperasi
Seperti halnya bentuk badan usaha yang lain, untuk menjalankan kegiatan usahanya koperasi memerlukan modal. Adapun modal koperasi terdiri atas modal sendiri dan modal pinjaman.
Modal sendiri meliputi sumber modal sebagai berikut:
• Simpanan Pokok
Simpanan pokok adalah sejumlah uang yang wajib dibayarkan oleh anggota kepada koperasi pada saat masuk menjadi anggota. Simpanan pokok tidak dapat diambil kembali selama yang bersangkutan masih menjadi anggota koperasi. Simpanan pokok jumlahnya sama untuk setiap anggota.
• Simpanan Wajib
Simpanan wajib adalah jumlah simpanan tertentu yang harus dibayarkan oleh anggota kepada koperasi dalam waktu dan kesempatan tertentu, misalnya tiap bulan dengan jumlah simpanan yang sama untuk setiap bulannya. Simpanan wajib tidak dapat diambil kembali selama yang bersangkutan masih menjadi anggota koperasi.
• Simpanan khusus/lain-lain misalnya:Simpanan sukarela (simpanan yang dapat diambil kapan saja), Simpanan Qurba, dan Deposito Berjangka.
• Dana Cadangan
Dana cadangan adalah sejumlah uang yang diperoleh dari penyisihan Sisa Hasil usaha, yang dimaksudkan untuk pemupukan modal sendiri, pembagian kepada anggota yang keluar dari keanggotaan koperasi, dan untuk menutup kerugian koperasi bila diperlukan.
• Hibah
Hibah adalah sejumlah uang atau barang modal yang dapat dinilai dengan uang yang diterima dari pihak lain yang bersifat hibah/pemberian dan tidak mengikat
adapun modal pinjaman koperasi berasal dari pihak-pihak sebagai berikut:
• Anggota dan calon anggota
• Koperasi lainnya dan/atau anggotanya yang didasari dengan perjanjian kerjasama antarkoperasi
• Bank dan Lembaga keuangan bukan banklembaga keuangan lainnya yang dilakukan berdasarkan ketentuan peraturan perudang-undangan yang berlaku
• Penerbitan obligasi dan surat utang lainnya yang dilakukan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku
• Sumber lain yang sah

Mekanisme pendirian koperasi
Mekanisme pendirian koperasi terdiri dari beberapa tahap.Pertama-tama adalah pengumpulan anggota, karena untuk menjalankan koperasi membutuhkan minimal 20 anggota.Kedua, Para anggota tersebut akan mengadakan rapat anggota, untuk melakukan pemilihan pengurus koperasi ( ketua, sekertaris, dan bendahara ). Setelah itu, koperasi tersebut harus merencanakan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga koperasi itu. Lalu meminta perizinan dari negara. Barulah bisa menjalankan koperasi dengan baik dan benar.

Pengurus koperasi
Pengurus koperasi dipilih dari kalangan dan oleh anggota dalam suatu rapat anggota. Ada kalanya rapat anggota tersebut tidak berhasil memilih seluruh anggota Pengurus dari kalangan anggota sendiri. Hal demikian umpamanya terjadi jika calon-calon yang berasal dari kalangan-kalangan anggota sendiri tidak memiliki kesanggupan yang diperlukan untuk memimpin koperasi yang bersangkupan, sedangkan ternyata bahwa yang dapat memenuhi syarat-syarat ialahmereka yang bukan anggota atau belum anggota koperasi (mungkin sudah turut dilayani oleh koperasi akan tetapi resminya belum meminta menjadi anggota). Dalam hal dapatlah diterima pengecualian itu dimana yang bukan anggota dapat dipilih menjadi anggota pengurus koperasi.

Perangkat organisasi koperasi
Rapat Anggota
Rapat anggota adalah wadah aspirasi anggota dan pemegang kekuasaan tertinggi dalam koperasi. Sebagai pemegang kekuasaan tertinggi, maka segala kebijakan yang berlaku dalam koperasi harus melewati persetujuan rapat anggota terlebih dahulu, termasuk pemilihan, pengangkatan dan pemberhentian personalia pengurus dan pengawas.
Pengurus
Pengurus adalah badan yang dibentuk oleh rapat anggota dan disertai dan diserahi mandat untuk melaksanakan kepemimpinan koperasi, baik dibidang organisasi maupun usaha. Anggota pengurus dipilih dari dan oleh anggota koperasi dalam rapat anggota. Dalam menjalankan tugasnya, pengurus bertanggung jawab terhadap rapat anggota. Atas persetujuan rapat anggota pengurus dapat mengangkat manajer untuk mengelola koperasi. Namun pengurus tetap bertanggung jawab pada rapat anggota.
Pengawas
Pengawas adalah suatu badan yang dibentuk untuk melaksanakan pengawasan terhadap kinerja pengurus. Anggota pengawas dipilih oleh anggota koperasi di rapat anggota. Dalam pelaksanaannya, pengawas berhak mendapatkan setiap laporan pengurus, tetapi merahasiakannya kepada pihak ketiga. Pengawas bertanggung jawab kepada rapat anggota.
Tugas dan wewenang perangkat organisasi koperasi diatur oleh AD/ART koperasi yang disesuaikan dengan idiologi koperasi. Dalam manajemen koperasi perangkat organisasi koperasi juga disebut sebagai tim manajemen

Logo gerakan koperasi Indonesia


Lambang koperasi Indonesia
Lambang gerakan koperasi Indonesia memiliki arti sebagai berikut :
1. Roda Bergigi menggambarkan upaya keras yang ditempuh secara terus menerus. Hanya orang yang pekerja keras yang bisa menjadi calon Anggota dengan memenuhi beberapa persyaratannya.
2. Rantai (di sebelah kiri): melambangkan ikatan kekeluargaan, persatuan dan persahabatan yang kokoh. Bahwa Anggota sebuah Koperasi adalah Pemilik Koperasi tersebut, maka semua Anggota menjadi bersahabat, bersatu dalam kekeluargaan, dan yang mengikat sesama Anggota adalah hukum yang dirancang sebagai Anggaran Dasar (AD) / Anggaran Rumah Tangga (ART) Koperasi. Dengan bersama-sama bersepakat mentaati AD/ART, maka Padi dan Kapas akan mudah diperoleh.
3. Kapas dan Padi (di sebelah kanan): menggambarkan kemakmuran anggota koperasi secara khusus dan rakyat secara umum yang diusahakan oleh koperasi. Kapas sebagai bahan dasar sandang (pakaian), dan Padi sebagai bahan dasar pangan (makanan). Mayoritas sudah disebut makmur-sejahtera jika cukup sandang dan pangan.
4. Timbangan berarti keadilan sosial sebagai salah satu dasar koperasi. Biasanya menjadi simbol hukum. Semua Anggota koperasi harus adil dan seimbang antara ”Rantai” dan ”Padi-Kapas”, antara ”Kewajiban” dan ”Hak”. Dan yang menyeimbangkan itu adalah Bintang dalam Perisai.
5. Bintang dalam perisai yang dimaksud adalah Pancasila, merupakan landasan ideal koperasi. Bahwa Anggota Koperasi yang baik adalah yang mengindahkan nilai-nilai keyakinan dan kepercayaan, yang mendengarkan suara hatinya. Perisai bisa berarti ”tubuh”, dan Bintang bisa diartikan ”Hati”.
6. Pohon beringin sebagai simbol kehidupan, sebagaimana pohon dalam Gunungan wayang yang dirancang oleh Sunan Kalijaga. Dahan pohon disebut kayu (dari bahasa Arab ”Hayyu”/kehidupan). Timbangan dan Bintang dalam Perisai menjadi nilai hidup yang harus dijunjung tinggi.
7. Koperasi Indonesia menandakan bahwa Koperasi yang dimaksud adalah koperasi rakyat Indonesia, bukan Koperasi negara lain. Tata-kelola dan tata-kuasa perkoperasian di luar negeri juga baik, namun sebagai Bangsa Indonesia harus punya tata-nilai sendiri.
8. Warna merah dan putih yang menjadi bacground logo menggambarkan sifat nasional Indonesia.

IPS KELAS 5 SD.

A. Peninggalan Sejarah Kerajaan Hindu di Indonesia

Tahukah kalian dari mana asal nenek moyang bangsa Indonesia? Bagaimana mereka mengenal agama? Marilah kita simak bagaimana asal ceritanya. Pada mulanya, nenek moyang kita belum mengenal agama. Mereka menganut kepercayaan animisme dan dinamisme. Keduanya tidak diketahuimana yang lebih dulu ada. Animisme adalah kepercayaan pada roh-roh halus, sedangkan dinamismeadalah kepercayaan pada benda-benda yang dianggap mempunyai kekuatan gaib. Sampai akhirnyalahir agama Hindu dan Buddha. Agama Hindu-Buddha masuk ke Indonesia dibawa oleh para pedagangdari India dan Cina.Agama Hindu mengenal adanya Tri Murti, yaitu Brahma sebagai pencipta alam, Dewa Wisnusebagai pemelihara alam, dan Dewa Syiwa sebagai perusak alam. Kitab agama Hindu adalah Weda. Didalam tata kehidupan, masyarakat Hindu menganut tingkatan yang disebut kasta. Ada empat kasta,yaitu kasta brahmana (kaum ahli agama), kasta ksatria (golongan raja dan bangsawan), kasta waisya(pedagang), dan kasta sudra (rakyat biasa dan budak). Kerajaan-kerajaan Hindu di Indonesia dan peninggalan sejarahnya, antara lain sebagai berikut

1. Kerajaan Kutai

Kerajaan Kutai adalah kerajaan Hindu tertua di Indonesia. Kerajaan ini berdiri pada tahun 400Masehi. Raja pertamanya adalah Kudungga, kemudian digantikan Aswawarman. Raja terkenal dariKutai adalah Mulawarman. Mulawarman memuja Dewa Syiwa, maka ia beragama Hindu. PeninggalanKerajaan Kutai adalah Prasasti Kutai yang terpahat pada tiang batu yang disebut yupa yang ditemukandi aliran Sungai Mahakam, Kalimantan Timur. Prasati tersebut ditulis dengan huruf Pallawa dan berbahasa Sanskerta. Prasasti tersebut menceritakan tentang Raja Mulawarman yang baik budi. Padamasa pemerintahannya rakyat hidup sejahtera dan makmur. Prasasti ini dibuat untuk memperingatiRaja Mulawarman yangtelah menghadiahkan 20.000 ekor sapi pada Brahmana. Selain itu, peninggalan sejarah dari Kutai yanglain adalah arca-arca yang terbuat dari perunggu dan emas.

2. Kerajaan Tarumanegara

Kerajaan Tarumanegara adalah kerajaan Hindu tertua di Jawa. Letaknya di Bogor, Jawa Barat.Berdiri pada tahun 450 Masehi. Rajanya yang terkenal bernama Purnawarman. Purnawarman memujaDewa Wisnu, maka ia menganut agama Hindu.Peninggalan sejarah berupa tujuh prasasti yang ditulis dalam bahasa Sanskerta menggunakanhuruf Pallawa, di antaranya Prasasti Ciaruteun (terdapat jejak telapak kaki Purnawarman), PrasastiKebon Kopi, Prasasti Jambu, Prasasti Muara Cianten, Prasasti Tugu, Prasasti Pasir Awi, dan Prasasti Lebak. Peninggalan sejarah yang lain adalah irigasi dari Sungai Gomati, arca Wisnu Cibuaya Idan II, dan arca Rajarsi. Mata pencaharian sebagian besar penduduk adalah sebagai petani, peternak,nelayan, dan pedagang. Raja Purnawarman berhasil membuat saluran air untuk mengairi lahan pertanian dan mencegah banjir.

3. Kerajaan Mataram

Kerajaan Mataram terletak di daerah Yogyakarta. Raja yang pertama adalah Raja Sanna,kemudian digantikan oleh Raja Sanjaya. Kerajaan ini dikenal dari sebuah prasasti di desa Canggal, barat Magelang. Prasasti ini tertulis tahun 732 Masehi. Ditulis dengan huruf Pallawa dan dalam bahasaSanskerta. Prasasti ini menceritakan tentang didirikannya sebuah lingga Syiwa di atas sebuah bukit diKuncarakunja oleh Raja Sanjaya. Wilayah kekuasaannya mencapai pulau Jawa dan Bali.

4. Kerajaan Kediri

Kerajaan Kediri terletak di tepi sungai Brantas, Jawa Timur, beribu kota di Daha. Raja yang pernah memerintah Kerajaan Kediri adalah Bameswara, Jayabaya, Sarweswara, Aryyeswara, Gandra,Kameswara, dan Kertajaya. Raja Bameswara memerintah tahun 1115 – 1130. Ia dikenal sebagai RadenPanji Asmarabangun dan permaisurinya Sri Kiranavatu atau Dewi Candra Kirana. Ia menetapkanlambang kerajaan berupa Candrakapala (tengkorak bertaring). Kisah perjalanan hidup tersebut ditulisoleh Mpu Darmaja dalam kitab Smaradahana.Kediri mencapai puncak kejayaan pada masa Jayabaya yang terkenal dengan ramalannya. Karyasastra dan pujangga yang terkenal adalah Mpu Sedah dan Mpu Panuluh dengan Kitab Bharatayuda,Kitab Hariwangsa, dan Kitab Gatutkacasraya. Peninggalan sejarah Kerajaan Kediri, antara lain PrasastiPandeglang, Prasasti Penumbangan, Prasasti Hantang, Prasasti Talan, Prasasti Jepun, Prasasti Didirikan oleh Raden Wijaya tahun 1294, yang bergelar Kertarajasa Jayawardhana.

Raden Wijaya adalah keturunan dari Kertanegara yang dibunuh oleh Jayakatwang. Atas bantuan Wiraraja dariMadura, ia dipercaya Jayakatwang dan dihadiahi tanah di Hutan Tarik, kemudian diberi namaMajapahit. Kertarajasa memerintah dengan bijaksana sampai wafatnya tahun 1309 M, kemudian digantikan oleh Jayanegara. Semasa pemerintahan Jayanegara,keadaan menjadi kacau dan seringterjadi pemberontakan, seperti pemberontakan Ranggalawe (1309), pemberontakan Sora (1311), pemberontakan Nambi (1316), dan pemberontakan Kuti (1319).

Pada tahun 1328, Jayanegara wafatdan digantikan oleh adiknya yaitu Bhre Kahuripan atau dikenal dengan gelar Tribhuwana TunggadewiJayawisnuwardhani. Pada tahun 1350, beliau turun tahta dan digantikan oleh putranya yaitu HayamWuruk. Puncak kejayaan Kerajaan Majapahit adalah semasa Raja Hayam Wuruk dan patihnya GajahMada. Haya Wuruk artinya ayam muda, karena naik tahta pada waktu usianya masih muda (umur 16tahun) dan bergelar Rajasanegara. Cita-cita Gajah Mada ingin mempersatukan wilayah Nusantara diucapkan dalam Sumpah Amukti Palapa. Gajahmada seorang ahli hukum, dia menyusun Kitab KutaraManawa, yang berisi tentang tata pemerintahan dan perang.

Gajah Mada wafat tahun 1364 M danHayam Wuruk wafat pada tahun 1389 M. Kerajaan Majapahit mendapat sebutan sebagai kerajaan maritim dan agraris. Selain itu, disebut sebagai Kerajaan Nusantara. Wilayah Kerajaan Majapahitmeliputi Nusantara ditambah Tumasik (Singapura) dan Semenanjung Melayu. Kehancuran KerajaanMajapahit disebabkan oleh adanya perang Paregreg (perang saudara). Peninggalan sejarah Majapahit berupa karya sastra dan candi. Karya sastra yang dihasilkannya, di antaranya Kitab Negarakertagama(Mpu Prapanca), Kitab Arjunawiwaha (Mpu Kanwa), Kitab Sutasoma (Mpu Tantular). Adapun Candiyang ditinggalkan antara lain Candi Panataran (Blitar), Candi Sumberjati, Candi Sawentar, Candi Tikusdi Trowulan, Candi Jabung, Candi Tigawangi, dan Candi Surawana (Kediri).

B. Peninggalan Sejarah Kerajaan Buddha di Indonesia

Agama Buddha lahir di India sesudah agama Hindu. Kitab suci agama Buddha adalah Tripitaka(tiga keranjang) yang diajarkan oleh Sidharta Gautama putra Raja Syudodana di Kapilawastu. KataBuddha berarti orang yang sudah suci budinya dan sangat besar kebijaksanaannya. Kerajaan diIndonesia yang bercorak Buddha adalah Kerajaan Kaling dan Kerajaan Sriwijaya.

1. Kerajaan Kaling

Kerajaan Kaling atau Holing terletak di daerah Jawa Tengah. Hal ini berdasarkan berita dariCina, yaitu Dinasti Tang (618-906). Dari sumber tersebut, pada tahun 647 M, kerajaan ini diperintah oleh Ratu Simo (Sima) dan rakyat hidup makmur. Pada tahun 664 M, seorang pendeta Buddha dariCina yang bernama Hwining datang ke Kaling. Selama tiga tahun di Kaling, ia menerjemahkan KitabBuddha Hinayana. Peninggalan sejarah berupa prasasti terdapat di Desa Tukmas di kaki gunungMerbabu. Prasasti tersebut bertuliskan tahun 650 M dan ditulis menggunakan huruf Pallawa dalam bahasa Sanskerta.

2. Kerajaan Sriwijaya

Kerajaan Sriwijaya berdiri pada abad ke-7 dengan raja pertama Sri Jayanegara dan berpusat diPalembang, Sumatera Selatan (Muara Sungai Musi). Sriwijaya mengalami zaman keemasan pada saatdiperintah oleh Raja Balaputradewa, putera dari Samaratungga dari Jawa pada abad ke-9. WilayahSriwijaya meliputi hampir seluruh Sumatra, Jawa Barat, Kalimantan Barat, dan Semenanjung Melayu.Oleh karena itu, Sriwijaya disebut Kerajaan Nusantara pertama. Sriwijaya dikenal sebagai kerajaanmaritim, pusat pendidikan dan penyebaran agama Buddha, dan sebagai pusat perdagangan. a. Dikenalsebagai kerajaan maritim karena mempunyai angkatan laut yang tangguh dan wilayah perairan yangluas. Karena begitu luas wilayahnya, maka Sriwijaya disebut sebagai Kerajaan Nusantara pertama. b.Dikenal sebagai pusat pendidikan penyebaran agama Buddha, dengan bukti catatan I-tsing dari Cina pada tahun 685 M, yang menyebut Sriwijaya dengan She-le-fo-she.

Bukti yang kedua adalah Sakyakirtidan Dharmapala dari India, seorang guru agama Buddha yang terkenal. Banyak pula pemuda Sriwijayayang dikirim ke Perguruan Tinggi Nalanda (India) untuk belajar agama Buddha. c. Dikenal sebagai pusat perdagangan karena Palembang sebagai jalur perdagangan nasional dan internasional. Banyak kapal yang singgah sehingga menambah pemasukan pajak. Peninggalan sejarah berupa Candi MuaraTakus dan bangunan tempat suci Biara Bakal, serta prasasti yang ditulis dengan huruf Pallawa berbahasa Melayu Kuno. Ada lima buah prasasti, yaitu Prasasti Kedukan Bukit (605 M ), PrasastiTalang Tuo (684 M), Prasasti Telaga Batu (ketiga prasasti tersebut ditemukan di dekat Palembang),Kota Kapur di Pulau Bangka (686 M), Karang Berahi di Jambi (686 M).Keruntuhan Sriwijaya disebabkan oleh faktor dari dalam dan dari luar negeri. Pada tahun 1025, Sriwijaya diserbu RajaColamandala dari India Selatan dan Raja Sanggrama Wijayatunggawarman ditawan. Kemudian, tahun1275 M, Singasari menyerang Kerajaan Sriwijaya dan tahun 1277 M, Kerajaan Majapahit jugamenyerang Kerajaan Sriwijaya.

C. Peninggalan Bangunan Bersejarah yang Bercorak Hindu-Buddha

1. Candi Borobudur

Candi Borobudur adalah bangunan bercorak Buddha. Candi ini adalah tempat ibadah agamaBuddha terutama untuk peringatan Waisak yang dipimpin oleh biksuni dan biksu. Borobudur berasaldari kata biara dan budur, yaitu biara di budur. Dirancang oleh Gunadharma. Borobudur dibangun olehRaja Samaratungga tahun 825 M. Bentuknya ada sepuluh tingkatan yang dikelompokkan menjadi tigayaitu, Kamadathu, Rupadhatu, dan Arupadhatu.Letak Candi Borobudur di daerah Muntilan, Magelang, Jawa Tengah. Di atas bukit yangdikelilingi bukit Manoreh membentang dari barat ke timur.

Di sebelah timur adalah Gunung Merapi dan Merbabu, di sebelah barat adalah Gunung Sumbing dan Gunung Sindoro dan di sebelah timur tenggara adalah pertemuan Sungai Progo dan Sungai Elo. Pemugaran candi dilaksanakan dua kali,yaitu pada tahun 1907–1911 di bawah pimpinan Th. Van Erp dari Belanda, dan tahun 1973–1983 yangmendapat bantuan dari UNESCO dengan utusannya Dr. Coremans dari Belgia. Ia meneliti bahwa air hujan adalah penyebab utama kerusakan Candi Borobudur. Candi Borobudur merupakan salah satukejaiban dunia.

2. Candi Mendut

Candi Mendut merupakan candi Buddha yang didirikan oleh Raja Indra tahun 824 M. Letaknyadi sebelah timur Borobudur, Magelang, Jawa Tengah. Di dalam Candi Mendut terdapat tiga patung Buddha, yaitu Cakyamurti yan duduk bersila, Avalokiteswara, dan Maitrya.

3. Candi Kalasan

Berdasarkan Prasasti Kalasan, Candi Kalasan didirikan pada tahun 778 M oleh keluargaSailendra sebagai bangunan suci Dewi Tara. Dewi Tara adalah istri dari Buddha. Di dalam canditerdapat arca Dewi Tara yang terbuat dari perunggu.

4. Candi Prambanan

Candi Prambanan bercorak Hindu, didirikan oleh Rakai Pikatan dari Wangsa Sanjaya. Menurutcerita rakyat, Candi Prambanan dibuat oleh Bandung Bandawasa pada abad ke-9. Candi Prambananditemukan pada masa penjajahan Belanda oleh C.A. Louis tahun 1733 M.Candi Prambanan terletak di perbatasan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan JawaTengah. Tepatnya sebagian berada di desa Bokoharjo, Sleman, Yogyakarta dan sebagian kecil berada diwilayah Klaten Jawa Tengah.

Bentuknya dibagi menjadi tiga halaman yaitu luar, tengah, dan pusat.Candi Prambanan disebut sebagai Candi Roro Jonggrang. Di halaman dalam atau pusat, terdapat CandiSiwa, Candi Wisnu, Candi Nandi, Area Ganesha, Area Durga Mahisa Suramardini (Roro Jonggrang),Arca Brahma dan relief cerita Krisna. Di halaman tengah terdapat 224 Candi Perwana kecil berjajar empat deret, yang mengelilingi candi utama. Deret pertama 68 buah, kedua 60 buah, ketiga 52 buah,dan keempat 44 buah. Di halaman luar tidak terdapat candi satu pun. Perawatan dan renovasi telahdilaksanakan sebanyak enam kali, yaitu sebagai berikut. a. Tahun 1885 pembersihan candi olehIzerman. b. Tahun 1902 – 1953 pemugaran Candi Syiwa diresmikan Presiden Soekarno. c. Tahun 1954 – 1959 penyelesaian Candi Perwana. d. Tahun 1977 – 1987 pemugaran Candi Brahma. e. Tahun 1982 – 1991 pemugaran Candi Wisnu. f. Tahun 1991 – 1993 pemugaran Candi Wahana, Candi Kelir, danCandi Sudut.

5. Kerajaan Gowa-Tallo

Kerajaan Gowa-Tallo terletak di Somba Opu, Makassar, Sulawesi Selatan. Raja Gowa bergelar Daeng, dan Raja Tallo bergelar Karaeng. Raja Gowa Daeng Manrabia (Sultan Alaudin) dan Raja Talloyaitu Karang Matoaya (Sultan Abdullah Awalul Islam) menyatakan penggabungan dua kerajaanmenjadi dwi tunggal. Raja terkenal dari Gowa-Tallo adalah Hasanudin (1653 – 1669), karenaketegasan-nya Belanda menjuluki Sultan Hasanudin dengan sebutan Ayam Jantan dari Timur.Peninggalan sejarah Kerajaan Gowa-Tallo antara lain Rumah raja Gowa, Kapal Pinishi danKapal Layar Kora-kora. Kehancuran Gowa-Tallo adalah karena penghianatan Raja Arupalaka dariBone. Belanda berhasil mengalahkan Sultan Hassanudin dengan memaksanya menandatanganiPerjanjian Bongaya tahun 1667

Materi IPS SD Kelas VI Semester I : PERKEMBANGAN SISTEM ADMINISTRASI WILAYAH INDONESIA

PERKEMBANGAN SISTEM ADMINISTRASI
WILAYAH INDONESIA

Peta Wilayah Indonesia

Perkembangan Wilayah Administrasi Indonesia

Pada awalnya berdiri negara kesatuan Republik Indonesia terdiri atas 8 provinsi yang ditetapkan oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 19 Agustus 1945 yaitu sebagai berikut:

Sumatra
Jawa Barat
Jawa Tengah
Jawa Timur
Sunda Kecil (kepulauan Nusa Tenggara)
Kalimantan
Sulawesi
Maluku

Pada tahun 1950, provinsi di Indonesia jumlahnya 11. Hasil pemekaran dari Provinsi Sumatra yaitu Provinsi Sumatra Utara, Sumatra Tengah dan Sumatra Selatan. Provinsi Jawa Tengah dimekarkan menjadi Provinsi Jawa Tengah dan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

Perkembangan jumlah provinsi di Indonesia adalah sebagai berikut :

Pada tahun 1956, jumlah provinsi di Indonesia adalah 15 provinsi.
Pada tahun 1957,jumlah provinsi di Indonesia ada17 provinsi.
Pada tahun 1958, provinsi di Indonesia berjumlah 20 provinsi.
Pada tahun 1959, provinsi di Indonesia berjumlah 20 provinsi.
Pada tahun 1960, provinsi di Indonesia berjumlah 21 provinsi.
Pada tahun 1967, provinsi di Indonesia berjumlah 25 provinsi.
Pada tahun 1969, provinsi di Indonesia berjumlah 26 provinsi.
Pada tahun 1976 , Timor Timur bergabung dengan Indonesia dan menjadi provinsi ke 27.
Pada tahun 1999, Timor Timur memisahkan diri dari Indonesia dan Provinsi Maluku dimekarkan menjadi Provinsi Maluku dan Provinsi Maluku Utara.
Pada tahun 2000, Provinsi di Indonesia berjumlah 32 provinsi.
Pada tahun 2002,Provinsi di Indonesia berjumlah 33 provinsi.
Pada tahun 2004,Provinsi di Indonesia berjumlah 33 provinsi.

Provinsi dan ibu Kota Provinsi
No. Provinsi Ibu Kota
1 Nanggroe Aceh Darussalam Banda Aceh
2 Sumatra Utara Medan
3 Sumatra Barat Padang
4 Riau Pekan Baru
5 Kepulauan Riau Bandar Seri Bentan
6 Jambi Jambi
7 Bengkulu Bengkulu
8 Sumatra Selatan Palembang
9 Bangka Belitung Pangkal Pinang
10 Lampung Bandar Lampung
11 DKI Jakarta Jakarta
12 Banten Serang
13 Jawa Barat Bandung
14 Jawa Tengah Semarang
15 DI Yogyakarta Yogyakarta
16 Jawa Timur Surabaya
17 Bali Denpasar
18 Nusa Tenggara Barat Mataram
19 Nusa Tenggara Timur Kupang
20 Kalimantan Barat Pontianak
21 Kalimantan Tengah Palangkaraya
22 Kalimantan Timur Samarinda
23 Kalimantan Selatan Banjarmasin
24 Sulawesi Utara Manado
25 Gorontalo Gorontalo
26 Sulawesi Tengah Palu
27 Sulawesi Barat Mamuju
28 Sulawesi Selatan Makassar
29 Sulawesi Tenggara Kendari
30 Maluku Ambon
31 Maluku Utara Sofifi
32 Papua Jayapura
33 Irian Jaya Barat Manokwari

Peta Wilayah Provinsi di Indonesia

Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam
Didirikan : 7 Desember 1956
Luas Wilayah : 55.392 km2
Letak Astronomis : 2⁰ LU – 6⁰ LU dan 95⁰ BT-98⁰ BT
Batas Wilayah
Utara : Selat Malaka
Timur : Provinsi Sumatra Utara
Selatan : Samudra Hindia
Barat : Samudra Hindia

Provinsi Sumatra Utara
Didirikan : 7 Desember 1956
Luas Wilayah : 71.680 km2
Letak Astronomis : 1⁰ LU – 4⁰ LU dan 98⁰ BT- 100⁰ BT
Batas Wilayah
Utara : Provinsi NAD
Timur : Selat Malaka
Selatan : Provinsi Sumatra Barat dan Riau
Barat : Samudra Hindia

Provinsi Sumatra Barat
Didirikan : 3 Juli 1956
Luas Wilayah : 49.333 km2
Letak Astronomis : 1⁰ LU – 3⁰ LS dan 98⁰ BT- 102⁰ BT
Batas Wilayah
Utara : Provinsi Sumatra Utara
Timur : Provinsi Riau
Selatan : Provinsi Jambi dan Bengkulu
Barat : Samudra Hindia

Provinsi Riau
Didirikan : 25 Juli 1958
Luas Wilayah : 94.561 km2
Letak Astronomis : 1⁰ LU – 2⁰ LS dan 100⁰ BT – 105⁰ BT
Batas Wilayah
Utara : Provinsi Sumatra Utara
Timur : Selat Malaka dan Laut Cina Selatan
Selatan : Provinsi Jambi
Barat : Provinsi Sumatra Barat

Provinsi Kepulauan Riau
Didirikan : 24 September 2002
Luas Wilayah : 11.196 km2
Letak Astronomis : 4⁰ LU – 1⁰ LS dan 104⁰ BT – 107⁰ BT
Batas Wilayah
Utara : Singapura dan Laut Cina Selatan
Timur : Provinsi Kalimantan Barat
Selatan : Selat Karimata
Barat : Provinsi Riau

Provinsi Jambi

Didirikan : 2 Juli 1958
Luas Wilayah : 53.436 km2
Letak Astronomis : 1⁰ LS – 3⁰ LS dan 101⁰ BT – 104⁰ BT
Batas Wilayah
Utara : Provinsi Riau
Timur : Selat Berhala dan Laut Cina Selatan
Selatan : Provinsi Sumatra Barat
Barat : Provinsi Sumatra Barat

Provinsi Bengkulu

Didirikan : 12 September 1967
Luas Wilayah : 21.168 km2
Letak Astronomis : 2⁰ LS – 5⁰ LS dan 101⁰ BT – 104⁰ BT
Batas Wilayah
Utara : Provinsi Jambi dan Provinsi Sumatra Barat
Timur : Provinsi Sumatra Selatan dan Jambi
Selatan : Provinsi Lampung dan Samudra Hindia
Barat : Samudra Hindia

Provinsi Sumatra Selatan
Didirikan : 14 Agustus 1950
Luas Wilayah : 113.339 km2
Letak Astronomis : 1⁰ LS-5⁰ LS dan 102⁰ BT – 105⁰ BT
Batas Wilayah
Utara : Provinsi Jambi
Timur : Provinsi Bangka Belitung
Selatan : Provinsi Lampung
Barat : Provinsi Bengkulu

Provinsi Bangka Belitung

Didirikan : tahun 2000
Luas Wilayah : 13.664 km2
Letak Astronomis : 1⁰ LS – 3⁰ LS dan 105⁰ – 108⁰ BT
Batas Wilayah
Utara : Laut Cina Selatan
Timur : Selat Karimata
Selatan : Laut Jawa
Barat : Selat Bangka

Provinsi Lampung

Didirikan : 13 Februari 1964
Luas Wilayah : 35.376 km2
Letak Astronomis : 4⁰ LS – 6⁰ LS dan 103⁰ BT – 106⁰ BT
Batas Wilayah
Utara : Provinsi Sumatra Selatan
Timur : Laut Jawa
Selatan : Selat Sunda
Barat : Samudra Hindia

Provinsi DKI Jakarta
Didirikan : 10 Febuari 1965
Luas Wilayah : 656 km2
Letak Astronomis : 6⁰ LS – 7⁰ LS dan 106⁰ BT – 108⁰ BT
Batas Wilayah
Utara : Laut Jawa
Timur : Provinsi Jawa Barat
Selatan : Provinsi Jawa Barat
Barat : Provinsi Banten

Provinsi Banten

Didirikan : tahun 2000
Luas Wilayah : 8.651 km2
Letak Astronomis : 6⁰ LS – 7⁰ LS dan 104⁰ BT – 107⁰ BT
Batas Wilayah
Utara : Laut Jawa
Timur : Provinsi Jawa Barat dan DKI Jakarta
Selatan : Samudra Hindia
Barat : Selat Sunda

Provinsi Jawa Barat

Didirikan : 14 Juli 1950
Luas Wilayah : 44.176 km2
Letak Astronomis : 6⁰ LS – 7⁰ LS dan 106⁰ BT – 107⁰ BT
Batas Wilayah
Utara : Provinsi DKI Jakarta dan Laut Jawa
Timur : Provinsi Jawa Tengah
Selatan : Samudra Hindia
Barat : Provinsi Banten

Provinsi Jawa Tengah

Didirikan : 4 Juli 1950
Luas Wilayah : 34.864 km2
Letak Astronomis : 6⁰ LS – 8⁰ LS dan 108⁰ BT – 111⁰ BT
Batas Wilayah
Utara : Laut Jawa
Timur : Provinsi Jawa Timur
Selatan : Samudra Hindia dan Provinsi DI Yogyakarta
Barat : Provinsi Jawa Barat

Provinsi DI Yogyakarta
Didirikan : 14 Maret 1950
Luas Wilayah : 3.142 km2
Letak Astronomis : 7⁰ LS – 8⁰ LS dan 110⁰ BT – 111⁰ BT
Batas Wilayah
Utara : Provinsi Jawa Tengah
Timur : Provinsi Jawa Tengah
Selatan : Samudra Hindia
Barat : Provinsi Jawa Tengah

Provinsi Jawa Timur

Didirikan : 4 Maret 1950
Luas Wilayah : 47.921 km2
Letak Astronomis : 7⁰ LS – 8⁰ LS dan 111⁰ BT – 114⁰ BT
Batas Wilayah
Utara : Laut Jawa
Timur : Selat Bali
Selatan : Provinsi Jawa Tengah
Barat : Samudra Hindia

Provinsi Bali

Didirikan : 14 Agustus 1958
Luas Wilayah : 5.632 km2
Letak Astronomis : 7⁰ LS – 9⁰ LS dan 114⁰ BT – 116⁰ BT
Batas Wilayah
Utara : Laut Bali
Timur : Selat Lombok
Selatan : Samudra Hindia
Barat : Selat Bali

Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB)

Didirikan : 14 Agustus 1958
Luas Wilayah : 20.153 km2
Letak Astronomis : 8⁰ LS -9⁰ LS dan 115⁰ BT – 119⁰ BT
Batas Wilayah
Utara : Laut Flores
Timur : Selat Sape
Selatan : Samudra Hindia
Barat : Selat Lombok

Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT)

Didirikan : 14 Agustus 1958
Luas Wilayah : 47.389 km2
Letak Astronomis : 8⁰ LS – 12⁰ LS dan 118⁰ BT – 126⁰ BT
Batas Wilayah
Utara : Laut Flores
Timur : Selat Ombai
Selatan : Samudra Hindia
Barat : Selat Sape

Kalimantan Barat

Didirikan : 7 Desember 1956
Luas Wilayah : 146.807 km2
Letak Astronomis : 2⁰ LU – 3⁰ LS dan 108⁰ BT – 114⁰ BT
Batas Wilayah
Utara : Negara Malaysia
Timur : Provinsi Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur
Selatan : Laut Jawa
Barat : Laut Cina Selatan dan Selat Karimata

Provinsi Kalimantan Tengah

Didirikan : 2 Juli 1958
Luas Wilayah : 153.800 km2
Letak Astronomis : 1⁰ LU – 4⁰ LS dan 111⁰ BT – 116⁰ BT
Batas Wilayah
Utara : Provinsi Kalimantan Timur dan Kalimantan Barat
Timur : Provinsi Kalimantan Timur dan Provinsi Kalimantan
Selatan : Laut Jawa
Barat : Provinsi Kalimantan Barat

Provinsi Kalimantan Timur

Didirikan : 7 Desember 1956
Luas Wilayah : 211.446 km2
Letak Astronomis : 4⁰ LU – 3⁰ LS dan 113⁰ BT – 119⁰ BT
Batas Wilayah
Utara : Negara Malaysia
Timur : Selat Makasssar dan Laut Sulawesi
Selatan : Provinsi Kalimantan Selatan
Barat : Negara Malaysia

Provinsi Kalimantan Selatan

Didirikan : 7 Desember 1956
Luas Wilayah : 36.985 km2
Letak Astronomis : 1⁰ LS – 4⁰ LS dan 114⁰ BT – 117⁰ BT
Batas Wilayah
Utara : Provinsi Kalimantan Timur
Timur : Selat Makassar
Selatan : Laut Jawa
Barat : Provinsi Kalimantan Tengah

Provinsi Sulawesi Utara

Didirikan : 13 Desember 1960
Luas Wilayah : 25.768 km2
Letak Astronomis : 0⁰ LU – 3⁰ LU dan 123⁰ BT – 126⁰ BT
Batas Wilayah
Utara : Laut Sulawesi
Timur : Laut Maluku
Selatan : Laut Maluku
Barat : Provinsi Gorontalo

Provinsi Gorontalo

Didirikan : 22 Desember 2000
Luas Wilayah : 10.804 km2
Letak Astronomis : 0⁰ LU – 1⁰ LU dan 121⁰ BT – 123⁰ BT
Batas Wilayah
Utara : Laut Sulawesi
Timur : Provinsi Sulawesi Utara
Selatan : Teluk Tomini
Barat : Provinsi Sulawesi Tengah

Provinsi Sulawesi Tengah

Didirikan : 23 September 1964
Luas Wilayah : 68.033 km2
Letak Astronomis : 2⁰ LU – 3⁰ LS dan 120⁰ BT – 122⁰ BT
Batas Wilayah
Utara : Laut Sulawesi
Timur : Provinsi Sulawesi Barat dan Sulawesi Selatan
Selatan : Provinsi Sulawesi Tenggara
Barat : Selat Makassar

Provinsi Sulawesi Barat

Didirikan : tahun 2004
Luas Wilayah : 16.787 km2
Letak Astronomis : 1⁰ LS – 4⁰ LS dan 119⁰ BT – 120⁰ BT
Batas Wilayah
Utara : Provinsi Sulawesi Tengah
Timur : Provinsi Sulawesi Tengah dan Sulawesi Selatan
Selatan : Provinsi Sulawesi Selatan
Barat : Selat Makasar

Provinsi Sulawesi Selatan

Didirikan : 13 Desember 1960
Luas Wilayah : 62.482 km2
Letak Astronomis : 0⁰ – 7⁰ LS dan 119⁰ BT – 122⁰ BT
Batas Wilayah
Utara : Provinsi Sulawesi Tengah dan Sulawesi Barat
Timur : Provinsi SulawesiTengggara
Selatan : Laut Flores
Barat : Selat Makassar

Provinsi Sulawesi Tenggara

Didirikan : 23 September 1964
Luas Wilayah : 38.140 km2
Letak Astronomis : 3⁰ LS – 6⁰ LS dan 121⁰ BT – 124⁰ BT
Batas Wilayah
Utara : Provinsi Sulawesi Tengah dan Sulawesi Selatan
Timur : Laut Banda
Selatan : Laut Flores
Barat : Teluk Bone

Provinsi Maluku

Didirikan : 1 Juli 1958
Luas Wilayah : 85.728 km2
Letak Astronomis : 3⁰ BT – 9⁰ LS dan 126⁰ BT – 135⁰ BT
Batas Wilayah
Utara : Laut Seram
Timur : Laut Seram
Selatan : Laut Timor dan Laut Arafuru
Barat : Laut Maluku

Provinsi Maluku Utara

Didirikan : 4 Oktober 1999
Luas Wilayah : 53.836 km2
Letak Astronomis : 3⁰ LU – 2⁰ LS dan 125⁰ BT – 130⁰ BT
Batas Wilayah
Utara : Samudra Pasifik
Timur : Laut Halmahera
Selatan : Laut Seram
Barat : Laut Maluku

Provinsi Papua

Didirikan : 1969
Luas Wilayah : -
Letak Astronomis : 1⁰ LS – 9⁰ LS dan 135⁰ BT – 141⁰ BT
Batas Wilayah
Utara : Samudra Pasifik
Timur : Papua Nugini
Selatan : Laut Arafuru
Barat : Irian Jaya Barat

Provinsi Irian Jaya barat

Didirikan : tahun 2004
Luas Wilayah : -
Letak Astronomis : 0⁰ LS – 5⁰ LS dan 130⁰ BT – 135⁰ BT
Batas Wilayah
Utara : Samudra Pasifik
Timur : Provinsi Papua
Selatan : Laut Arafuru
Barat : Laut Seram dan Laut Halmahera

Wilayah Laut Indonesia

Indonesia merupakan negara kepulauan dengan wilayah lautan yang cukup luas. Wilayah daratannya terdiri dari beribu-ribu pulau. Indonesia merupakan negara kepulauan terluas di dunia, dengan ribuan pulau yang tersebar di khatulistiwa terletak pada posisi silang yang sangat strategis, yang berada di Benua Asia dan Australia serta Samudra Hindia dan Pasifik.

Wilayah Indonesia pada saat proklamasi kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945 masih mengikuti Territoriale Zee en Maritieme Ordonantie tahun 1939. Lebar laut wilayah Indonesia 3 mil diukur dari garis air terendah dari masing-masing pantai pulau Indonesia, penetapan tersebut tidak menjamin kesatuan wilayah NKRI. Hal ini lebih terasa lagi bila dihadapkan pada pergolakan-pergolakan dalam negeri pada saat itu. Mengingat keadaan lingkungan alamnya, persatuan bangsa dan kesatuan wilayah negara menjadi tuntunan utama bagi terwujudnya kemakmuran dan keamanan. Atas pertimbangan tersebut, maka dikeluarkan Deklarasi Djuanda pada tanggal 13 Desember 1957.

Deklarasi Djuanda menyatakan bahwa letak geografis Indonesia adalah negara kepulauan yang terdiri atas ribuan pulau besar dan kecil dengan sifat dan corak tersendiri. Deklarasi tersebut juga menyatakan bahwa demi keutuhan teritorial dan untuk melindungi kekayaan negara yang ada di dalamnya, pulau-pulau serta laut yang ada harus dianggap sebagai satu kesatuan yang bulat dan utuh, yang ditetepkan UU No:4/Prp Tahun 1960 tentang Perairan Indonesia.

Sejak tahun 1960 luas wilayah berubah dari + 2 juta km2 menjadi + 5 juta km2, dengan 65 % wilayahnya terdiri atas laut atau perairan. Perairan laut Indonesia berdasarkan Konvensi Hukum Laut Internasional di Jamaika tahun 1982 dibagi menjadi 3 bagian yaitu :

Batas laut teritorial yaitu 12 mil dari titik terluar sebuah pulau ke laut bebas,. Berdasarkan batas tersebut, negara Indonesia memiliki kedaulatan atas air, bawah laut, dasar laut, dan udara di sekitarnya termasuk kekayaan alam di dalamnya.
Batas landas kontinen sebuah negara paling jauh 200 mil dari garis dasar ke laut bebas dengan kedalaman tidak lebih dari 200 meter. Ladas kontinen adalah dasar laut dari arah pantai ke tengah laut dengan kedalaman tidak lebih dari 200 meter.
Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) ditarik dari titik terluar pantai sebuah pulau sejauh 200 mil. Dengan bertambahnya luas perairan Indonesia, maka kekayaan alam yang terkandug di dalamnya bertambah pula. Oleh karena itu, Indonesia bertanggung jawab untuk melestarikan dan melindungi sumber daya alam dari kerusakan.

Peta Wilayah Laut Indonesia

Berdasarkan Konvensi Hukum Laut Internasional di Jamaika tahun 1982 perairan laut teritorial Indonesia terdiri atas tiga bagian yaitu laut teritorial, batas landas kontinen, dan zona ekonomi eksklusif (ZEE). Selain ketiga wilayah perairan laut masih ada wilayah ini berbeda di dalam dan di antara Kepulauan Indonesia. Contoh wilayah perairan ini misalnya Laut Jawa, Selat Sunda, Selat Makasar, dan Laut Banda.

Untuk kepentingan persahabatan antar negara maka dlam konvensi Hukum Laut Internasional ditetapkan adanya lintas damai melalui laut teritorial. Yang dimaksud lintas damai adalah jalur wilayah laut teritorial yang boleh digunakan oleh pihak asing sepanjang tidak merugikan bagi kedamaian, ketertiban, dan keamanan negara yang berdaulat.

Laut selain berfungsi sebagai penghubung wilayah satu dengan yang lain dalam memperlancar hubungan transportasi, juga kekayaan yang terkandung di dalamnya sangat menopang kehidupan rakyat. Potensi yang ada di laut dapat menimbulkan masalah apabila pengelolaannya tanpa memperhatikan lingkungan.

Untuk mencegah kerusakan lingkungan laut maka beberapa usaha yang dapat dilakukan adalah :

Membatasi penggunaan beberapa macam alat penangkapan ikan.
Alat penangkap ikan berupa pukat harimau dilarang guna melindungi berbagai ikan tertentu.
memperhatikan daerah, jalur, dan musim penangkapan.
Mencegah pencemaran dan kerusakan, melakukan rehabilitasi, dan budidaya sumber daya ikan.
Membatasi daerah penangkapan.
Pengelolaan sumber daya alam dengan pendekatan lingkungan. Sumber daya alam harus digunakan secara nasional, tidak merusak lingkungan hidup, dilaksanakan dengan kebijaksanaan yang menyeluruh, dan memperhatikan generasi yang akan datang.
Membuat undang-undang untuk melindungi penyu dan melindungi pantai tempat penyu bertelur.
Mengeluarkan PP No. 17 tahun 1974 tentang Pengawasan Pelaksanaan Eksplorasi dan Eksploitasi Minyak dan Gas Bumi di daerah lepas pantai untuk menjaga terpeliharanya lingkungan laut.