PROGRAM PERBAIKAN BELAJAR ANAK KELAS 1 SD UNTUK BIDANG STUDI MATEMATIKA DAN PKN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Salah satu upaya yang bias dilakukan guru untuk meningkatkan penguasaan siswa terhadap materi pelajaran adalah dengan cara proses perbaikan pengajaran. Keberhasilan seorang siswa untuk dapat menguasai suatu materi pelajaran, selain ditentukan oleh faktir internal siswa, seperti tingkat kecerdasan, kerajinan, dan ketekunan juga ditentukan oleh factor eksternal, di antaranya yaitu afektifitas strategi dan metode pembelajaran yang digunakan guru ketika menyampaikan materi pelajaran. Efektifitas strategi dan metode pembelajran yang digunakan oleh guru dapat dilihat tingkat keberhasilannya dari pencapaian nilai yang diraih oleh siswa dalam akhir pembelajaran. Untuk dapat meraih hasil yang maksimal dari proses pembelajaran adalah mutlak diperlukan, seperti yang diungkapkan oleh Suryo Subroto (2004:1) bahwa:
“Salah satu upaya meningkatkan mutu pendidikan ialah dengan melalui perbaikan proses belaar mengajar, yang di dalamnya mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbale balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Berkaitan dengan hal itu, keberagaman penyajian dalam bentuk kegiatan, latihan, tugas dan pengayaan akan memberikan dampak terhadap kemampuan berpikir rasional, keterampilan social, meningkatkan intelektual, dan mampu melahirkan keputusan-keputusan yang tepat berdasar situasi dan kondisi yang dialami.”
Perbaikan dan penyempurnaan yang dilakukan oleh seseorang atau suatu baadan/lembaga biasanya dimaksudkan untuk menyesuaikan hal yang sedang dikerakan atau hasil yang diraih dari suatu pekerjaan dengan tingkat perkembangan dan kemajuan yang sedang berlangsung. Dalam bidang pendidikan, penyesuaian dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta tuntutan perkembangan pembangunan telah berdampak pada terjadinya perubahan dan penyesuaian kurikulum pendidikan. Perubahan kurikulum telah dilakukan beberapa kalinya diantaranya kurikulum 1994, 1998, KBK, dan KTSP. Dalam tiap perubahan kurikulum ini berdampak pula pada perubahan cara, strategi, dan metode pembelajaran yang dilakukan. Salah satu contoh, kurikulum 1986 memusatkan proses pembelajaran pada guru, aktifitas dilaksanakan oleh guru, sehingga guru cenderung mendominasi kelad dan siswa lebih banyak mendengar dan menerima saja materi pembelajaran yang diberikan, sedang dalam kurikulum yang berlaku sekarang ini yaitu kurikulum 2006 ( KTSP ) arah pembelajaran berpusat pada peserta didik dan melibatkan peserta didik secara aktif.
Dalam pelaksanaan kurikulum 2006 ( KTSP ) terdapat adanya Kriteria Ketuntasan Minimal ( KKM ). KKM berfungsi sebagai standar terendah yang berkaitan dengan nilai siswa dalam suatu kompetensi dasar atau mata pelajaran yang harus dapat dicapainya agar siswa tersebut dapat naik kelas atau dinyatakan telah menguasai kompetensi yang diajarkan. Mengkaji dari KKM yang ditetapkan oleh SD Negeri Pangulah Utara dan hail belajar siswa sdalam kegiatan belajar mengajar, ternyata penguasaan materi pelajaran beberapa orang peserta didik terhadap beberapa kompetensi dasar atau mata pelajaran yang telah diberikan belum sepenuhnya dapat mencapai KKm yang telah ditetapkan, terutama untuk mata pelajaran Matematika dan PKN. Hal ini terlihat dari nilai ulangan harian yang diperoleh oleh beberapa siswa yang masih kurang atau berada di bawah KKN yang telah ditetapkan. Missal KKN mata pelajaran Matematika 66, nilai yang diperoleh 65, berarti nilai rata-rata di bawah KKN.
Berdasarkan kenyataan di atas penulis mengadakan perbaikan dalam pembelajaran Matematika dan PKN melalui pelaksanaan penelitian tindakan kelas (Class Action Research). Dari hasil penelitian Tindakat kelas yang dilaksanakan penulis membuat hasil laporan kegiatan tersebut dengan tujuan untuk melaporkan teman-teman atau hal-hal yang diperoleh dari pelaksanaan kegiatan penelitian tindakan kelas tersebut dan sekaligus untuk memenuhi tugas mata kuliah pemantapan kemampuan professional ( PDGK 4501 ). Pada program pendidikan S1 PGSD Universitas terbuka UPBJ Bandung.
Laporan ini disusun dari catatan yang dibuat penulis ketika merancang kegiatan perbaikan pembelajaran, selama pengambilan data, dan hasil diskusi penulis dengan teman sejawat dan Kepala Sekolah.
1.Identifkasi Masalah
a. Mata Pelajaran Matematika
Dalam mata pelajaran Matematika pada pembelajaran Kompetensi Dasar membilang banyak benda terdapat data yang menunjukkan masih kurang dikuasai dan diofahami dalam materi ini, yaitu dengan adanya perolehan nilai rata-rata ulangan akhir sebesar 61,45, sedangkan KKN mata pelaajaran Matematika yang telah ditetapkan adalah sebesar 66.
Dari hasil trelaah, refleksi dan diskusi dengan teman sejawat terhadap pembelajaran materi 63,10 terungkap bahwa pembelajaran dengan metode penjelasan materi dan pendalaman materi kompetensi hanya dengan metode latihan saa, ternyata kurang membangkitkan minat siswa untuk ikut aktif dalam proses pembelajaran sehingga materi tidak dapat secara maksimal dipelajari dan diterima siswa.
b. Mata pelajaran PKN
Setelah beberapa kali dilaksanakan evaluasi akhir pembelajaran PKN pada kompetensi pada kompetensi dasar menjelaskan hak-hak untuk bermain, belajar dengan gembira dan didengar pendapatnya di kelas I SDN Pangulah Utara ternyata masih banyak siswa yang belum mencapai KKN, yaitu sekitatr 42 % dari jumlah siswa 31 orang dari nilai KKN yang ditetapkan sebesar 62,25.
Berdasarkan kenyataan di atas, penulis melakukan telaah dan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan, hasilnya didapat bahwa ketika pembelajaran berlangsung pada umumnya siswa kurang antusias dan kurang termotivasi dalam melaksanakan pembelajaran sehingga masih banyak siswa yang ngobrol dengan temannya dan ada beberapa siswa tidak mengerjakan tugas yang diberikan.
Berdasarkan temuan ini, penulis memngadakan diskusi dengan teman sejawat untuk menemukan akar permasalahan yang sebenarnya. Dari hasil diskusi dengan teman sejawat ditemukan bahwa tidak dikuasainya kompetensi dasar yang menjelaskan hak-hak untuk bermain, belajar dengan gembira dan didengar pendapatnya. Adalah kurang variatifnya metode pembelajaran dan alat peraga yang digunakan dalam proses pembelajaran sehingga kurang dapat memotivasi semangat siswa dan menarik minat dan perhatian siswa untuk mempelajari kompetensi dasar ini secara maksimal.
2. Analisis Masalah
Berdasrkan hasil telaah dan refleksi dari pembelajaran yang telah dilaksanakan, penulis menganalisis beberapa masalah yang ditemui pada saat proses pembelajaran yang menyebabkan materi pelajaran tidak dapat diterima siswa secara maksimal, yaitu:
a. Untuk Pelajaran Matematika
1. Pembelajaran Matematika yang hanya menjelaskan konsep-konsep dan rumus-rumus saja tanpa disertai dengan praktek atau demontrasi dengan menggunakan alat peraga membuat matematika dirasakan sebagai pelajaran yang membosankan dn sulit untuk difahami dan tidak mempunyai focus penarik perhatian siswa.
2. Kurangnya penggunaan alat perada dan tidak variatifnya metode pembelajaran yang diterapkan membuat siswa tidak dapat aktif dalam proses pembelajaran.
b. Untuk Pelajaran PKN
1. Guru dapat menggali minat siswa dalam pembelajaran karena tidak tersedianya alat peraga / media pembelajaran yang bias menarik perhatian siswa ketika proses pembelajaran sedang berlangsung.
2. Siswa kurang diberi kesempatan untuk dapat mengungkapkan pendapatnya sehingga siswa cenderung bersikap pasif.
B. Rumusan Masalah
Dari analisis yang ditemui penulis merumuskan beberapa permasalahan yang dihadapi pada mata pelajaran Matrematika:
Bagaimana cara meningkatkan kemampuan / pemahaman siswa Kelas I SDN Pangulah Utara Karawang dalam menuliskan lambang bilangan,melalui penggunaan kartu bilangan?
Untuk mata pelajaran PKN:
Bagaimana cara meningkatkan pemahaman siswa Kelas I SDN Pangulah Utara Karawang tentang hak-hak anak, melalui penggunaan poster.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk meengetahui peningkatan proses dan hasil belajar siswa dalam mata pelaaran Matematika pada kompetensi dasar membilang banyak benda, dan mata pelajaran PKN pada kompetensi dasar menjelaskan hak-hak anak untuk bermain, belajar dengan gembira dan didengar pendapatnya. Agar lebih jelasnya tujuan ini adalah:
1) Untuk mengetahui kemampuan siswa kelas I SDN Pangulah Utara karawang dalam menuliskan lambang bilangan melalui penggunaan kartu bilangan.
2) Untuk mengetahui kemampuan siswa kelas I SDN Pangulah Utara Karawang tentang hak-hak anak melalui penggunaan poster.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian tindakan kelas yang penulis buat adalah meningkatkan pemahaman siswa dalam belajar, jika guru menerapkan keterampilan menjelaskan dengan bahasa yang lugas, mudah dimengerti, disertai alat peraga yang sesuai dalam pemilihan alat peraga dan metode yang tepat, serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya. Selain ini penelitian ini bermanfaat dalam hal mengaktifkan siswa, memotivasi siswa, yang pada akhirnya belajar siswa akan meningkat pula.
Penelitian tindakan yang penulis buat juga bermanfaat bagi penulis sendiri sebagai peneliti teman sejawat, siswa dan sekolah tempat mengajar penulis, antara lain:
1) Bagi penulis dan teman sejawat dengan penelitian ini dapat memperbaiki pembelajaran, meningkatan dan mengmbangkan profesionalisme diri.
2) Bagi siswa dapat meningkatkan pross dan hasil belajar.
3) Bagi sekolah membantu meningkatkan mutu pendidikan di sekolah tersebut dan meningkatkan reputasi sekolah.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1. Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar
2.1.1. Pengertian, fungsi, dan tujuan pembelajaran matematika
Berdasarkan kurikulum 2006 (BSNP : 8) pengertian Matematika adalah suatu bahan kajian yang memiliki objek abstrak dan dibangun melaalui proses penalaran dedukif, yaitu konsep diperoleh sebagai akibat logis dari kebenaran sebelumnya yang sudah diterima, sehingga keterkaitan antar konsp dalam Matematika bersifat sangat kuat dan jelas.
Dalam pembelajaran matematika agar suatu materi dapat dengan mudah dimengerti oleh siswa, proses penalaran induksi dapat dilakukan pada awal pembelajaran dan kemudian dilanjutkan dengan proses penelaran deduktif untuk menguatkan pemahaman yang sudah dimiliki siswa.
Fungsi dari matematika menurut Respati Mulyato (2005: 233) dalam tulisannya di Jurnal Pendidikan Nasional Tahun 2005 adalah untuk mengembangkan logika berpikir siswa dalam menyelesaikan soal-soal atau memecahkan masalah-masalah logis, baik yang terkait dengan materi matematik langsung ataupun bidang studi lain yang mengandung unsure logika.
2.1.2. Ruang lingkup dan rambu-rambu pembelajaran matematika
Ruang lingkup pembelajaran Matematika terdiri dari berbaga standar kompetensi yang pada akhir periode pembelajaran harus dapat dikuasai oleh siswa. Standar kompetensi dikelompokkan dalam kemahiran matematika, bilangan, pengukuran dan geometri,aljabar, statistika, dan peluang.
Trigonometri dan kalkus standar kompetensi pembelajaran matematika di kelas I SD merupakan standar kompetensi . untuk kurikulum lanjut yang dilakukan dan harus dicapai oleh peserta didik melalui pengalaman belajar.
2.2. Pembelajaran PKN di Sekolah Dasar
2.2.1. Pengertian, fungsi, dan tujuan pembelajaran PKN
Materi PKN dikembangkan dalam bentuk standar nasional PKN yang pelaksanaannya berprinsif pada elementasi kurikulum terdesentralisai. Ada empat isi pokok Pendidikan Kewarganegaraan:
1) Kemampuan dasar dan kemampuan kewarganegaraan sebagai sasaran pembentukan.
2) Standar materi kewarganegaraan sebagai muatan kurikulum dan pemnbelajaran.
3) Indicator pencapaiakan sebagai criteria keberhasilan pencapaian kemampuan dan,
4) Rambu-rambu umum pembelajaran sebagai rujukan alternative bagi guru.
Fungsi PKN bertumpu pada kemampuan dasar kewarganegaraan (Civic Competence) untuk semua jenjang.
Tujuan pendidikan kewarganegaraan adalah partisipasi yang penuh nalas dan tanggung jawab dalam kehidupan politik dari warga Negara yang taat kepada nilai-nilai dan prinsif-prinsif dasar demokrasi konstitusional Indonesia.
Pembelajaran PKN dapat membekali siswa dengan pengetahuann dan keterampilan intelektual yang memadai serta pengalaman praktis agar memiliki kompetensi dan efektifitas dalam berprestasi.
Suryadi dan Sumardi (1999) mengemukakan bahwa untuk mengkonsepsi pendidikan kerawganegaraan dengan paradigmanya yang baru, konsep Negara dapat didekati dari sudut pandang system. Negara adalah suatu bentuk khusus dari tata kehidupan social yang dibangun dari sejumlah komponen dasar di dalam suatu ssistem yang integral.
Komponen-komponen dasar system tata kehidupan bernegara terdiri dari system personal. System kelembagaan, system normative, system wilayah dan system idiologis sebagai factor integrative bagi seluruh komponen.*
BAB III
PELAKSANAAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
A. Subjek Penelitian
Penelitian ini dilakukan di kelas I SDN Pangulah Utara Kecamatan Kotabaru Kabupaten Karawang pada tanggal 3 Maret 2010 sampai dengan 18 Maret 2010.
Adapun mata pelajaran yang dijadikan subjek penelitian adalah mata pelajaran Matematika (mata pelajaran eksakta) dan mata pelajaran PKN (mata pelajaran non eksak) jumlah siswa yang terlinbat dalam penelitian ini sebanyak 31 orang, 16 siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan. Secara umum para siswa yang mengikuti pendidikan di SDN Pangulah Utara berlatar belakang ekonomi kelas menengah ke bawah dengan mata pencaharian orang tua sebagian besar dari kalangan buruh tani. Demikian pula latar belakang pendidikan mereka sebagian besar hanya lulusan SD.
Hal ini merupakan suatu tantangan dari sekolah untuk terus berupaya memberikan perhatian khusus kepada siswa dalam mengikuti pendidikan di sekolah, agar para siswa dapat belajar dengan baik serta menghasilkan lulusan terbaik. Kemudian dapat melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi.
B. Deskripsi Persiklus
Prosedur pelaksanaan yang dilakukan peneliti dalam kegiatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dimulai dengan kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
a) Membuat perencanaan tentang mata pelajaran apa yang memungkinkan untuk dilakukannya Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
b) Membuat Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP)
c) Mencari teman sejawat,yaitu guru senior di SDN Pangulah Utara
d) Membuat Laporan kepada bapak Kepala Sekolah SDN Pangulah Utara tentang kegiatan PTK yang penulis lakukan di kelas IA yang bersangkutan.
e) Mengumpulkan data yang berupa lembaran-lembaran observasi untuk diamati dan direfleksi.
f) Untuk mengetahui tentang langkah-langkah apa yang harus dilakukan oleh penulis agar kegiatan ini dapat berjalan dan mencapai hasil sesuai dengan apa yang diharapkan, peneliti melakukan konsultasi dengan Supervisor PKP.
1. Mata Pelajaran Matematika
Siklus I
a) Prosedur Umum
Pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan secara umum adalah:
o Guru memimpin doa sebelum belajar
o Memperingatkan cara duduk yang baik selama pelajaran berlangsung.
o Mengadakan apersepsi tentang menulis lambang bilangan.
o Guru memberi contoh soal dan penyelesaiannya dilakukan sendiri oleh guru.
o Guru m,enyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai setelah dilaksanakannya kegiatan pembelajaran matematika pada hari itu.
o Guru mengadakan evaluasi.
b) Prosedur Khusus
Sesuai dengan RPP Perbaikan, guru member contoh soal dan cara mengisinya tanpa melibatkan anak atau tidak menyusuh anak untuk mendemontrasikan atau mengisinya di papan tulis.
Siklus II
a) Prosedur Umum
Pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan secara umum adalah:
o Guru memimpin doa sebelum belajar
o Memperingatkan cara duduk yang baik selama pelajaran berlangsung.
o Mengadakan apersepsi tentang menulis lambang bilangan yang benar.
o Guru member contoh soal lebih banyak dari Sikluss 1 dan mengisinya, kemudian menyuruh salah seorang siswa ke depan untuk mengisi di papan tuliss secara bergantian.
o Guru menyampaikan penjelasan materi pokok secara berulang-ulang dan menjelaskan tempat ratusan, puluhan, dan satuan secara rinci mengguggunakan dekak-dekak berwarna, warna merah untuk ratusan, warna kuning untuk puluhan, dan warna hijau untuk satuan.
o Siswa secara bergilir mempraktekkan cara menggunakan dekak-dekak.
o Guru mengadakan evaluasi.
b) Prosedur Khusus
o Sesuai dengan RPP perbaikan secara berulang-ulang buru memberikan penjelasan dan memberi banyak contoh soal kepada siswa.
o Guru memberi penjelasan cara bilangan atau dan menulis lambang bilangamn dan cara penggunaaan dekak-dekak berwarna.
o Untuk nilai tempat puluhan dan satua serta melibatkan siswa dengan bergilir untuk menulis lambang bilangan, bilangan 51 – 100.
o Secara urut dan sebelum mengadakan evaluasi, Siswa diberi kesempatan untuk bertanya jawab dengan harapan siswa lebih memahami materi yang sedang dipelajari.
2. Mata Pelajaran PKN
Siklus I
c) Prosedur Umum
Pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan secara umum adalah:
o Guru memotivasi kesiapan belajar
o Guru mengadakan apersepsi tentang hak-hak anak tanpa alat peraga.
o Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
o Guru menekankan pembelajaran pada materi pokok tanpa menggunakan alat peraga dan demontrasi
o Guru mengadakan evaluasi.
d) Prosedur Khusus
Sesuai dengan Rencana Perbaikan Pembelajaran, yang dilakukan pada penekanan pada materi pokok , menuliskan hak-hak anak di rumah maupun di sekolah, yang terdapat pada table ke buku catatan siswa tanpa ada Tanya jawab.
Siklus II
c) Prosedur Umum
Pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan secara umum adalah:
o Guru memotivasi kesiapan belajar siswa.
o Guru mengadakan apersepsi tentang hak-hak anak pada mata pelajaran PKN dengan menggunakan foster dengan judul mendapatkan kasih saying adalah hak anak di rumah.
o Guru memberi contoh hak-hak anak yang lainnya seperti seperti hak mendapat kehidupan yang layak, hak mendapat pelajaran dsb.
o Guru mengadakan evaluasi.
d) Prosedur Khusus
Sesuai dengan rencana perbaikan yaitu penjelasan tentang hak-hak anak baik di rumah maupun di sekolah disertai dengan foster yang berjudul mendapatkan kasih saying adalah hak-hak anak di rumah.
Siswa diberi kesempatan ke depan untuk menjelaskan haknya di sekolah.*
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. HASIL PENELITIAN
1. Mata Pelajaran Matematika
Hasil pengolahan data yang dilaksanakan dari dua siklus perbaikan pembelajaran Matematika diperoleh data akhir sebagai berikut:
Hasil rekapitulassi nilai tes Matematika sebelum dan sesudah perbaikan pembelajaran dalam bentuk grafik adalah sebagai berikut:
2. Mata Pelajaran PKN
Hasil pengolahan data yang dilaksanakan dari dua siklus perbaikan pembelajaran Matematika diperoleh data akhir sebagai berikut:
Hasil rekapitulassi nilai tes Matematika sebelum dan sesudah perbaikan pembelajaran dalam bentuk grafik adalah sebagai berikut:
B. DESKRIPSI TEMUAN/REFLEKSI
Dari hasil diskusi dengan pengamat dan supervisor , perbaikan penbelajaran yang dilaksanakan berdasarkan 2 siklus perbaikan menghailkan kemajuan yang diharapkan.
a. Mata Pejalaran Matematika
Pada siklus 1 tidak ada siswa yang mendapat nilai 100, hanya 2 siswa mendapat nilai 90, ada 3 siswa yang mendapat nilai antara 80-85, ada 8 siswa yang mendapat nilai 70, ada 8 siswa yang mendapat nilai 60-65, ada 5 anak yang mendapat nilai 50-55, ada 3 anak yang mendapat nilai 40-45, dan ada 1 anak yang mendapat nilai 30. KKM Mata Pelajaran Matematika Kelas I SDN Pangulah Utara ditetapkan sebesar 63,10, dengan begitu maka prosentase anak yang mencapai KKM adalah sebesar 45,16 % atau sebanyak 14 siswa.
Pada siklus 2 ada peningkatan prosentase pencapaian nilai anak terhadap nilai KKM, yaitu dari 45,16 % pada siklus 1 menjadi 77,42 % pada siklus 2, dengan rincian pencapaian, yaitu: ada 10 anak yang mendapat nilai 100, ada 4 anak yang mendapat nilai 85-90, ada 5 anak yang mendapat nilai 75-80, dan ada 3 anak yang mendapat nilai 50-55. Dan nilai rata-rata kelas yang dicapai adalah 79,35 sehingga sudah melebihi KKM Matematika SDN Pangulah Utara yang ditetapkan 63,10.
b. Mata Pejalaran PKN
Pada siklus 1 tidak ada siswa yang mendapat nilai 95-100, hanya 2 siswa mendapat nilai 90, ada 3 siswa yang mendapat nilai antara 85-90, ada 10 siswa yang mendapat nilai 75-80, ada 5 siswa yang mendapat nilai 65-70, ada 6 anak yang mendapat nilai 55-60, ada 3 anak yang mendapat nilai 40-45, dan ada 2 anak yang mendapat nilai 45-50. KKM Mata Pelajaran PKN Kelas I SDN Pangulah Utara ditetapkan sebesar 62,25 , dengan begitu maka prosentase anak yang mencapai KKM adalah sebesar 58,06 % atau sebanyak 18 siswa.
Pada siklus 2 ada peningkatan prosentase pencapaian nilai anak terhadap nilai KKM, yaitu dari 96,77 atau sebanyak 30 siswa, dengan nilai rata-rata 76,95. Dan ini berarti telah melebihi nilai KKM PKN SDN Pangulah Utara yang ditetapkan 62,25.
C. PEMBAHASAN
Kegiatan yang dilakukan Guru pada PTK mata Pelajaran Matematika semula direncanakan akan mencapai siklus 3, tetapi karena 2 siklus saja sudah mencapai nilai yang diharapkan, maka siklus ke-3 tidak dilaksanakan.
a. Mata Pelajaran Matematika
Berdasarkan hasil pengolahan data dan pengamatan oleh observer maka rencana perbaikan pembelajaran matematika hanya dilaksanakan 2 siklus.
1) Setelah melakukan apersepsi dan penjelasan materi, guru mengevaluasi siswa. Hassil evaluasi adalah: siswa yang mencapai KKM baru 45,16 % dan yang mendapat nilai di bawah KKM 54,84% . Dari hasil ini dirasa kurang memuaskan maka dilakukan perbaikan pada siklus 2.
2) Untuk meningkatkan nilai dan mencapai perbaikan yang diinginkan maka guru melengkapi pembelajaran dengan alat peraga dan menggunakan kartu bilangan untuk meningkatkan pemahaman siswa dalam menulis lambang bilangan, siswa yang kurang faham disuruh maju ke depan untuk menulis lambang bilangan dengan benar.
3) Hasil yang dicapai pada perbaikan pembelajaran siklus 2 ini ternyata memuaskan, yaitu mencapai angka prosentase 77,42 %.
b. Mata Pelajaran PKN
Berdasarkan hasil pengelolaan data dan pengamatan oleh observer maka rencana perbaikan pembelajaran PKN hanya dilaksanakan 2 sikluss.
1) Siklus 1, setelah melakukan apersepsi dan penjelasan materi , guru mengevaluasi siswa. Hasil dari evaluasi adalah siswa yang mencapai nilai KKM baru 58,06 %, dan hasil ini dirasa kurang memuaskan maka diadakan perbaikan pada siklus 2.
2) Untuk meningkatkan nilai dan mencapai perbaikan yang diinginkan maka guru melengkapi pembelajaran dengan alat peraga dan menggunakan metode demontrasi. Siswa mengisi table dengan sehari-hari yang dipampang di depan kelas dan mengisinya secara bergiliran. Setelah itu baru dilaksanakan evaluasi.
3) Hasil yang dicapai pada perbaikan pembelajaran siklus 2 ini yternyata sangat memuaskan yaitu mencapai angka prosentase 96,77 % atau ada 30 anak yang dapat mencapai nilai KKM dari 31 siswa yang ikut perbaikan pembelajaran.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan oleh peneliti dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Penggunaan metode demontrassi dan penggunaan alat peraga dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran penulisan lambang bilangan, bilangan 51-100. Dapat kita lihat dari nilai hasil evaluasi yang dilaksanakan pada setiap siklus. Pada siklus pertama perbaikan pengajaran siswa kelas 1 SDN Pangulah Utara Kecamatan Kotabaru Kabupaten Karawang mendapat nilai rata-rata 79,35.
2. Penggunaan metode demontrasi dan alat peraga poster dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menuliskan hak-hak anak. Pada siklus pertama perbaikan pengajaran siswa SDN Pangulah Utara Kecamatan Kotabaru Kabupaten Karawang mendapat nilai rata-rata 76,95.
B. Saran
Bersama ini kami mengajukan beberaapa saran sebagai tinjauan penelitian yang telah kami lakukan, yaitu:
1. Meningkatkan sumber daya manusia (SDM) dan meningkatkan kompetensi serta profesionalisme adalah suatu tuntutan yang tidak bias dihindari oleh semua kalangan pendidikan. Hal ini dapat dilakukan dengan penerapan berbagai metode, strategi, pendekatan dan penerapan media alat bantu pelajaran.
2. Dalam penerapan metode pemecahan masalah pada pembelajaran Matematika di Sekolah dasar, hendaknya memperhatikan materi yang akan disampaikan.
3. Sarana dan persiapan guru dalam melaksanakan pembelajaran dengan metode pemecahan masalah harus disiapkan agar tidak terjadi kesenjangan dalam melaksanakan tugas yang diberikan di dalam kelompok.
4. Penggunaan alat peraga yang tepat misalnya kartu bilangan untuk memperlancar menulis lambang bilangan dan penggunaan poster tentang hak-hak anak dapat memnbantu proses pembelajaran.*
DAFTAR PUSTAKA
A. Karim dan Widagdo, D (2001). Pendidikan Matemaatika II, Jakarta , Universitas Terbuka.
Andayani, dkk (2007), Pemantapan kemampuan Profesional (panduan), Jakarta, Universitas Terbuka.
Depdikbud (2004), Kurikulum 2006. Dinas Pdan K kabupaten Karawang.
Hambali J. Iskandar dan Rahmat M. (1995) Pendidikan Matematika I, Jakarta Depdikbud.
Kasihani , Kasbollah (1998/1999), Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta Dikti Proyek PGSD.
Purbowinanto, Yudi (2004) Pandai Belajar Bahasa Indonesia Kelas 2. Bandung , regina.
Ruseffendi (1992), Pendidikan Matematika 3, Jakarta Depdikbud.
Soekoro dan Gunawan A. (2005) Rahasia Matematika SD, Surabaya, Mitra Pelajar.
Udin S. Winata Putra dkk,.(2006) Materi dan Pembelajaran PKN SD. Jakarta. UT
Igak Wardhani (2007). Penelitian Tindakan Kelas. Kelas I-VI. Jakarta. UT.
Slamet dkk (2008). Pendidikan Kewarganegaraan untuk SD Kelas I. Pusat Perbukuan Depdikbud.
Diposkan oleh ARTIKEL KITA di 07:58
Jumat, 14 Oktober 2011
Minggu, 25 September 2011
MODEL-MODEL MENGAJAR
MODEL-MODEL MENGAJAR
Mengajar adalah proses menyampaikan pengetahuan dan kecakapan kepada siswa. Rumusan lainnya menyatakan bahwa mengajar adalah aktivitas mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya sehingga menciptakan kesempatan bagi anak untuk melakukan proses belajar secara efektif.
Pendapat lain mengatakan bahwa proses belajar itu harus tumbuh dan berkembang dari diri anak sendiri. Dengan kata lain, anak-anaklah yang harus aktif belajar, sedangkan guru bertindak sebagai pembimbing. Pandangan ini pada dasarnya mengemukakan bahwa mengajar adalah membimbing kegiatan belajar anak.
Model-model mengajar (teaching models) adalah blue print mengajar yang direkayasa sedemikian rupa untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu pengajaran. Cetak biru (blue print) ini lazimnya dijadikan pedoman perencanaan dan pelaksanaan pengajaran serta evaluasi belajar.
Dalam sebuah model mengajar biasanya terdapat tahapan-tahapan atau langkah-langkah (syntax) yang relatif tetap dan pasti untuk menyajikan materi pelajaran secara berurutan. Oleh karena itu, sebuah model mengajar dapat dianggap sebagai teori yang bersifat mekanis dalam arti berjalan secara tetap seperti mesin.
Kumpulan atau set model mengajar yang dianggap komprehensif, menurut Tardif (1989) adalah set model yang dikembangkan oleh Bruce Joyce dan Marsha Weil dengan kategorisasi sebagai berikut :
1. Model Information Processing, sebuah model mengajar untuk mengembangkan ranah cipta (kognitif).
Termasuk model information processing adalah Model Peningkatan Kapasitas Berfikir yang diilhami oleh Jean Piaget (1896 – 1980). Penerapan model ini diarahkan pada pengembangan-pengembangan sebagai berikut :
a. Daya cipta akal siswa
b. berpikir kritis siswa
c. Penilaian mandiri siswa
Langkah-langkah (syntax)
Setelah guru mempersiapkan segala sesuatu yang mendukung penyajiannya, seperti alat peraga, buku sumber dll, ia harus siap melaksanakan tiga macam sintaks model. Langkah-langkah ini biasanya ditempuh dengan menggunakan motede Diskusi dan pemberian tugas yang secara ringkas dapat diuraikan sebagai berikut :
1. langkah konfrontasi. Yaitu guru mengkonfrontasikan atau menghadapkan para siswa pada permasalahan yang menentang, penuh tanda tanya, dan terkadang tak masuk akal. Caranya ialah dengan menajukan pertanyaan yang pelik tetapi masih setara dengan perkembangan ranah kognitif siswa.
2. langkah inquiry, merupakan proses pengunaan intelek siswa dalam memperoleh pengetahuan dengan cara menemukan dan mengorganisasikan konsep-konsep ke dalam sebuah tatanan yang menurut siswa tersebut penting (Barlow, 1985). Selama proses inquiry guru perlu memberi peluang kepada siswa agar lebih banyak mengembangkan kreativitas sendiri dalam memecahkan masalah.
3 langkah transfer. Pada tahap akhir ini diharapkan kemampuan-kemampuan ranah cipta dan rasa yang sudah dimiliki oleh siswa dapat mempermudah penyelesaian-penyelesaian tugas pembelajaran berikutnya. Selain itu, kiat kognitif siswa dalam memecahkan masalah diharapkan dapat memberi dampak positif atau dapat digunakan lagi untuk memecahkan masalah-masalah baru (Lawson, 1991)
2. Model personal (pengembangan pribadi)
Model personal berorientasi pada pengembangan pribadi siswa dengan lebih banyak memperhatikan kehidupan ranah rasa, terutama fungsi emosionalnya. Model personal lebih ditekankan pada pembentukan dan pengorganisasian realitas kehidupaan lingkungan. Diharapkan dengan model ini proses belajar-mengajar dapat menolong siswa dalam mengembangkan sendiri hubungan yang produktif dengan lingkungannya.
Model personal lebih bersifat bimbingan dan penyuluhan dalam mengantisipasi atau mengatasi kesulitan belajar siswa, juga untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi belajar siswa yang dianggap bermasalah.
Teknik yang lazim digunakan untuk mengimplementasikan model personal adalah teknik wawancara. Dalam wawancara ini siswa dibebaskan menjawab dan mengekspresikan ide dan perasaan kepada guru pembimbing sehubungan dengan masalah yang sedang dialami. Sebaliknya, guru yang berfungsi sebagai pembimbing sangat dianjurkan untuk bersikap empatik, dalam arti menunjukkan respons ranah cipta dan rasa yang penuh pengertian terhadap emosi dan perasaan siswa (Reber, 1988)
Langkah-langkah (syntax)
1. Menentukan situasi yang membantu. Tahapan ini dilakukan pada wawancara awal. Guru harus pandai-pandai menyusun daftar pertanyaan yang membuka jalan bagi siswa klien untuk mengekspresikan secara bebas hal-hal yang berkaitan dengan masalah yang dihadapi. Jadi, tahapan ini lebih bersifat penjajagan masalah.
2. Mendorong/memotivasi siswa klien untuk mengekspresikan segala perasaan yang ada, baik yang bersifat positif maupun negatif.
3. Mengembangkan insight, dalam arti mengerti dan menyadari sendiri tentang arti, sebab, dan akibat perilakunya pada masa lalu yang bermasalah. Peranan guru dalam hal ini memberi akses keterusterangan siswa klien, agar jenis masalah yang akan dipecahkan pada langkah selanjutnya dapat ditentukan rumusannya.
4. Memotivasi siswa klien sambil membantuk membuat keputusan tentang jenis masalah dan membuat rencana pemecahan masalah tersebut. Dalam hal ini, yang dilakukan guru adalah menawarkan alternatif-alternatif penentuan jenis masalah dan prosedur pemecahannya untuk dijadikan acuan siswa tersebut dalam menyelesaikan masalahnya sendiri. Jadi yang mengatasi masalah bukan guru pembimbing melainkan siswa klien itu sendiri.
5. Memotivasi siswa klien untuk mengambil keputusan mengenai jenis masalah dan tindakan-tindakan positif. Guru pembimbing tinggal memantau pelaksanaan tindakan-tindakan siswa tersebut sambil bersiap siaga membantu menyingkirkan atau mengurangi hambatan yang mungkin merintangi tindakan positif siswa.
3. Model behavioral (pengembangan perilaku)
Model behavioral direkayasa atas dasar kerangka teori perilaku yang dihubungkan dengan proses belajar mengajar. Aktivitas mengajar, menurut teori ini harus ditujukan pada timbulnya perilaku baru atau berubahnya perilaku siswa ke arah yang sejalan dengan harapan.
Di antara model mengajar behavioral adalah mastery learning (model belajar tuntas). Model ini pada dasarnya merupakan pendekatan mengajar yang mengacu pada penetapan kriteria hasil belajar. Kriteria tingkat keberhasilan belajar ini meliputi : 1). Pengetahuan; 2). Konsep; 3) keterampilan; 4) sikap dan nilai.
Langkah-langkah (syntax)
1. langkah orientasi. Pada tahap pertama ini guru dianjurkan menyusun framework (kerangka kerja pengajaran). Dalam kerangka tersebut ditetapkan hal-hal sebagai berikut:
o pokok bahasan materi pelajaran
o Keterampilan yang harus dikuasai siswa setelah mempelajari materi pelajaran.
o tugas dan tanggung jawab murid dalam melakukan belajar.
2. Langkah penyajian. Pada tahap kedua guru menjelaskan konsep konsep yang terdapat dalam pokok bahasan, serta mendemonstrasikan keterampilan yang berhubungan dengan materi pelajaran.
3. Langkah strukturisasi latihan. Pada tahap ketiga ini guru memperlihatkan contoh-contoh mempraktikkan keterampilan sesuai dengan urutan yang telah dijelaskan pada waktu penyajian materi. Dianjurkan untuk memakai media seperti video tape recorder, OHP, LCD atau gambar-gambar agar lebih mudah ditangkap oleh siswa.
4. Langkah praktik. Pada tahap keempat ini guru menginstruksikan kepada para siswa untuk mempraktikkan keterampilan yang telah diajarkan. Dalam hal ini guru cukup memonitar praktik yang dilakukan oleh siswa apakah sudah benar sesuai dengan teori yang diajarkan.
5. Langkah praktik bebas. Pada tahap terakhir ini guru dapat memberi kebebasan kepada para siswa untuk mempraktikkan sendiri keterampilan yang telah dikuasai. Hal ini bisa diterapkan bila siswa telah mengusai meteri dengan tingkat akurasi (ketepatan) keterampilan minimal 90 persen.
Sebagai catatan, bahwa model mastery learning itu sangat tepat untuk mengajarkan keterampilan yang memerlukan aplikasi fungsi-fungsi jasmani (ranah cipta) seperti pelajaran olah raga, senam, pelajaran shalat dll. Akan tetapi, guru perlu menyadari kelemahan model belajar tuntas tersebut, lantaran lebih banyak mengembangkan ranah karsa dan sedikit mengembangkan ranah cipta. Sedangkan ranah rasa hampir tak tersentuh. Maka guru harus kreatif untuk menggunakan model mengajar lainnya sebagai upaya pengkombinasian yang dapat menutupi kekurangan model masteri learning tersebut.
Mengajar adalah proses menyampaikan pengetahuan dan kecakapan kepada siswa. Rumusan lainnya menyatakan bahwa mengajar adalah aktivitas mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya sehingga menciptakan kesempatan bagi anak untuk melakukan proses belajar secara efektif.
Pendapat lain mengatakan bahwa proses belajar itu harus tumbuh dan berkembang dari diri anak sendiri. Dengan kata lain, anak-anaklah yang harus aktif belajar, sedangkan guru bertindak sebagai pembimbing. Pandangan ini pada dasarnya mengemukakan bahwa mengajar adalah membimbing kegiatan belajar anak.
Model-model mengajar (teaching models) adalah blue print mengajar yang direkayasa sedemikian rupa untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu pengajaran. Cetak biru (blue print) ini lazimnya dijadikan pedoman perencanaan dan pelaksanaan pengajaran serta evaluasi belajar.
Dalam sebuah model mengajar biasanya terdapat tahapan-tahapan atau langkah-langkah (syntax) yang relatif tetap dan pasti untuk menyajikan materi pelajaran secara berurutan. Oleh karena itu, sebuah model mengajar dapat dianggap sebagai teori yang bersifat mekanis dalam arti berjalan secara tetap seperti mesin.
Kumpulan atau set model mengajar yang dianggap komprehensif, menurut Tardif (1989) adalah set model yang dikembangkan oleh Bruce Joyce dan Marsha Weil dengan kategorisasi sebagai berikut :
1. Model Information Processing, sebuah model mengajar untuk mengembangkan ranah cipta (kognitif).
Termasuk model information processing adalah Model Peningkatan Kapasitas Berfikir yang diilhami oleh Jean Piaget (1896 – 1980). Penerapan model ini diarahkan pada pengembangan-pengembangan sebagai berikut :
a. Daya cipta akal siswa
b. berpikir kritis siswa
c. Penilaian mandiri siswa
Langkah-langkah (syntax)
Setelah guru mempersiapkan segala sesuatu yang mendukung penyajiannya, seperti alat peraga, buku sumber dll, ia harus siap melaksanakan tiga macam sintaks model. Langkah-langkah ini biasanya ditempuh dengan menggunakan motede Diskusi dan pemberian tugas yang secara ringkas dapat diuraikan sebagai berikut :
1. langkah konfrontasi. Yaitu guru mengkonfrontasikan atau menghadapkan para siswa pada permasalahan yang menentang, penuh tanda tanya, dan terkadang tak masuk akal. Caranya ialah dengan menajukan pertanyaan yang pelik tetapi masih setara dengan perkembangan ranah kognitif siswa.
2. langkah inquiry, merupakan proses pengunaan intelek siswa dalam memperoleh pengetahuan dengan cara menemukan dan mengorganisasikan konsep-konsep ke dalam sebuah tatanan yang menurut siswa tersebut penting (Barlow, 1985). Selama proses inquiry guru perlu memberi peluang kepada siswa agar lebih banyak mengembangkan kreativitas sendiri dalam memecahkan masalah.
3 langkah transfer. Pada tahap akhir ini diharapkan kemampuan-kemampuan ranah cipta dan rasa yang sudah dimiliki oleh siswa dapat mempermudah penyelesaian-penyelesaian tugas pembelajaran berikutnya. Selain itu, kiat kognitif siswa dalam memecahkan masalah diharapkan dapat memberi dampak positif atau dapat digunakan lagi untuk memecahkan masalah-masalah baru (Lawson, 1991)
2. Model personal (pengembangan pribadi)
Model personal berorientasi pada pengembangan pribadi siswa dengan lebih banyak memperhatikan kehidupan ranah rasa, terutama fungsi emosionalnya. Model personal lebih ditekankan pada pembentukan dan pengorganisasian realitas kehidupaan lingkungan. Diharapkan dengan model ini proses belajar-mengajar dapat menolong siswa dalam mengembangkan sendiri hubungan yang produktif dengan lingkungannya.
Model personal lebih bersifat bimbingan dan penyuluhan dalam mengantisipasi atau mengatasi kesulitan belajar siswa, juga untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi belajar siswa yang dianggap bermasalah.
Teknik yang lazim digunakan untuk mengimplementasikan model personal adalah teknik wawancara. Dalam wawancara ini siswa dibebaskan menjawab dan mengekspresikan ide dan perasaan kepada guru pembimbing sehubungan dengan masalah yang sedang dialami. Sebaliknya, guru yang berfungsi sebagai pembimbing sangat dianjurkan untuk bersikap empatik, dalam arti menunjukkan respons ranah cipta dan rasa yang penuh pengertian terhadap emosi dan perasaan siswa (Reber, 1988)
Langkah-langkah (syntax)
1. Menentukan situasi yang membantu. Tahapan ini dilakukan pada wawancara awal. Guru harus pandai-pandai menyusun daftar pertanyaan yang membuka jalan bagi siswa klien untuk mengekspresikan secara bebas hal-hal yang berkaitan dengan masalah yang dihadapi. Jadi, tahapan ini lebih bersifat penjajagan masalah.
2. Mendorong/memotivasi siswa klien untuk mengekspresikan segala perasaan yang ada, baik yang bersifat positif maupun negatif.
3. Mengembangkan insight, dalam arti mengerti dan menyadari sendiri tentang arti, sebab, dan akibat perilakunya pada masa lalu yang bermasalah. Peranan guru dalam hal ini memberi akses keterusterangan siswa klien, agar jenis masalah yang akan dipecahkan pada langkah selanjutnya dapat ditentukan rumusannya.
4. Memotivasi siswa klien sambil membantuk membuat keputusan tentang jenis masalah dan membuat rencana pemecahan masalah tersebut. Dalam hal ini, yang dilakukan guru adalah menawarkan alternatif-alternatif penentuan jenis masalah dan prosedur pemecahannya untuk dijadikan acuan siswa tersebut dalam menyelesaikan masalahnya sendiri. Jadi yang mengatasi masalah bukan guru pembimbing melainkan siswa klien itu sendiri.
5. Memotivasi siswa klien untuk mengambil keputusan mengenai jenis masalah dan tindakan-tindakan positif. Guru pembimbing tinggal memantau pelaksanaan tindakan-tindakan siswa tersebut sambil bersiap siaga membantu menyingkirkan atau mengurangi hambatan yang mungkin merintangi tindakan positif siswa.
3. Model behavioral (pengembangan perilaku)
Model behavioral direkayasa atas dasar kerangka teori perilaku yang dihubungkan dengan proses belajar mengajar. Aktivitas mengajar, menurut teori ini harus ditujukan pada timbulnya perilaku baru atau berubahnya perilaku siswa ke arah yang sejalan dengan harapan.
Di antara model mengajar behavioral adalah mastery learning (model belajar tuntas). Model ini pada dasarnya merupakan pendekatan mengajar yang mengacu pada penetapan kriteria hasil belajar. Kriteria tingkat keberhasilan belajar ini meliputi : 1). Pengetahuan; 2). Konsep; 3) keterampilan; 4) sikap dan nilai.
Langkah-langkah (syntax)
1. langkah orientasi. Pada tahap pertama ini guru dianjurkan menyusun framework (kerangka kerja pengajaran). Dalam kerangka tersebut ditetapkan hal-hal sebagai berikut:
o pokok bahasan materi pelajaran
o Keterampilan yang harus dikuasai siswa setelah mempelajari materi pelajaran.
o tugas dan tanggung jawab murid dalam melakukan belajar.
2. Langkah penyajian. Pada tahap kedua guru menjelaskan konsep konsep yang terdapat dalam pokok bahasan, serta mendemonstrasikan keterampilan yang berhubungan dengan materi pelajaran.
3. Langkah strukturisasi latihan. Pada tahap ketiga ini guru memperlihatkan contoh-contoh mempraktikkan keterampilan sesuai dengan urutan yang telah dijelaskan pada waktu penyajian materi. Dianjurkan untuk memakai media seperti video tape recorder, OHP, LCD atau gambar-gambar agar lebih mudah ditangkap oleh siswa.
4. Langkah praktik. Pada tahap keempat ini guru menginstruksikan kepada para siswa untuk mempraktikkan keterampilan yang telah diajarkan. Dalam hal ini guru cukup memonitar praktik yang dilakukan oleh siswa apakah sudah benar sesuai dengan teori yang diajarkan.
5. Langkah praktik bebas. Pada tahap terakhir ini guru dapat memberi kebebasan kepada para siswa untuk mempraktikkan sendiri keterampilan yang telah dikuasai. Hal ini bisa diterapkan bila siswa telah mengusai meteri dengan tingkat akurasi (ketepatan) keterampilan minimal 90 persen.
Sebagai catatan, bahwa model mastery learning itu sangat tepat untuk mengajarkan keterampilan yang memerlukan aplikasi fungsi-fungsi jasmani (ranah cipta) seperti pelajaran olah raga, senam, pelajaran shalat dll. Akan tetapi, guru perlu menyadari kelemahan model belajar tuntas tersebut, lantaran lebih banyak mengembangkan ranah karsa dan sedikit mengembangkan ranah cipta. Sedangkan ranah rasa hampir tak tersentuh. Maka guru harus kreatif untuk menggunakan model mengajar lainnya sebagai upaya pengkombinasian yang dapat menutupi kekurangan model masteri learning tersebut.
Prinsip Pengajaran
PRINSIP-PRINSIP PEMBELAJARAN
2.1 Pengertian Proses Pembelajaran
Proses pembelajaran mengandung dua aktivitas yaitu belajar dan mengajar. Belajar didefinisikan sebagai perubahan dalam perbuatan melalui aktivitas, praktek dan pengalaman dan mengajar didefinisikan sebagai aktivitas mengorganisasikan atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya sehingga menciptakan kesempatan bagi siswa untuk melakukan proses belajar yang efektif. Menurut Burt, intelegensi adalah kemampuan mengadakan sintesis. Sebagaimana menurut pengertian ahli mengenai proses pembelajaran :
Teuku Zahara Djaafar (2001:1) menyatakan dalam konsep teknologi pendidikan dibedakan istilah pembelajaran (instruction) dan pengajaran (teaching). Pembelajaran disebut juga kegiatan instruksional (Instructional) saja yaitu usaha mengelola lingkungan dengan sengaja agar seseorang belajar berperilaku tertentu dalam kondisi tertentu. Sedangkan pengajaran adalah usaha membimbing dan mengarahkan pengalaman belajar kepada peserta didik yang biasanya berlangsung dalam situasi resmi (formal). Lebih lanjut Teuku Zahara Djaafar menyatakan menurut Cagne dan Bigg, pembelajaran adalah rangkaian peristiwa kejadian yang mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga proses belajarnya dapat berlangsung dengan mudah.
Belajar adalah suatu perubahan dalam kepribadian sebagaimana dimanifestasikan dalam perubahan penguasaan – penguasaan pola respon atau tingkah laku baru yang mungkin berbentuk ketrampilan, sikap, kebiasaan dan kemampuan (Witherington,1950).
Belajar itu membawa perubahan (perubahan perilaku, baik aktual maupun potensial), perunahan itu pada pokoknya adalah didapatkannya kecakapan baru, perubahan itu terjadi karena usaha (dengan sengaja). (Sumadi,1984).
2.2 Tujuan dalam Proses Pembelajaran
Tujuan proses pembelajaran bagi guru adalah mengantarkan peserta didik atau sebagai fasilitator dalam menguasai kompetensi yang dibutuhkan melalui proses belajar mengajar. Tujuan pembelajaran bagi siswa adalah mampu menguasai kompetensi yang diajarkan oleh guru sehingga dapat diperoleh hasil belajar (nilai) yang memuaskan.
2.3 Prinsip-Prinsip Pembelajaran
Telah dipahami belajar adalah berubah. Berubah berarti belajar, tidak berubah, berarti tidak belajar. Itulah sebabnya hakikat belajar adalah perubahan. Tetapi tidak semua perubahan berarti belajar.
Agar setelah melakukan kegiatan belajar didapatkan hasil yang efektif dan efesien tentu saja diperlukan prinsip-prinsip belajar tertentu yang dapat melapangkan jalan kearah keberhasilan. Maka calon guru/pembimbing seharusnya sudah dapat menyusun sendiri prinsip-prinsip belajar, ialah prinsip belajar yang dapat terlaksana dalam situasi dan kondisi yang berbeda, dan oleh setiap siswa secara individual. Namun demikian marilah kita susun prinsip-prinsip belajar itu, sebagai berikut:
1. Dalam belajar setiap siswa harus diusahakan partisipasi aktif, meningkatkan minat dan membimbing untuk mencapai tujuan intruksional;
2. Belajar bersifat keseluruhan dan materi itu harus memiliki struktur, penyajian yang sederhana, sehingga siswa mudah menangkap pengertiannya;
3. Belajar harus dapat menimbulkan reinforcement dan motivasi yang kuat pada siswa untuk mencapai tujuan intruksional;
4. Belajar itu proses kontinyu, maka harus tahap demi tahap menurut perkembangannya;
5. Belajar adalah proses organisasi, adaptasi, eksplorasi dan discovery;
6. Belajar harus dapat mengembangkan kemampuan tertentu sesuai dengan tujuan instruksional yang harus dicapainya.
7. Belajar memerlukan sarana yang cukup, sehingga siswa dapat belajar dengan tenang;
8. Belajar memerlukan lingkungan yang menantang di mana anak dapat mengembangkan kemampuannya bereksplorasi dan belajar yang efektif;
9. Belajar perlu ada interaksi siswa dengan lingkungannya;
10. Belajar adalah proses kontiguitas {hubunagan antara pengertian yang satu dengan pengertian yang lain} sehingga mendapatkan pengertian yang diharapakan. Stimulus yang diberikan menimbulkan response yang diharapkan;
11. Repetisi, dalam proses belajar perlu ulangan berkali-kali agar pengertian/keterampilan/sikap itu mendalam pada siswa;
Belajar merupakan serangkaian kegiatan aktif siswa dalam membangun pengertian dan pemahaman. Oleh karena itu dalam proses siswa harus di beri waktu yang memadai untuk bisa membangun makna dan pemahaman, sekaligus membangun ketrampilan dari peengetahuan yang diperolehnya. Artinya, memberikan waktu yang cukup bagi siswa untuk berfikir dalam menghadapi masalah sehingga siswa dapat membangun gagasannya sendiri untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya. Tidak membantu siswa secara dini, menghormati hasil kerja siswa, dan memberi tantangan kepada siswa dengan banyak memberi latihan soal merupakan strategi guru untuk membentuk siswanya menjadi pembelajar seumur hidup. Tanggung jawab belajar pada dasarnya berada di tangan siswa. Namun demikian bukan berarti guru tidak mempunyai tanggung jawab apapun. Tanggung jawab guru adalah menciptakan suasana belajar yang dinamis sehingga siswa terdorong motivasi belajarnya, sehingga suasana belajar yang kondusif dapat tercipta.
Prinsip belajar di atas sejalan dengan prinsip belajar sepanjang hayat yang harus berlanjut sepanjang hidup. Prinsip-prinsip belajar antara lain :
1. belajar harus mempunyai tujuan yang jelas
Tujuan ini dimaksudkan agar seseorang dapat menentukan arah yang jelas sehingga tahap-tahap yang harus di tempuh akan tersusun dengan baik, yang memungkinkan pencapaian hasil yang maksimal
2. proses belajar akan terjadi apabila seseorang dihadapkan pada situasi yang problematik
Dengan banyaknya problem yang di hadapi akan mendorong siswa untuk berfikir mencari jalan agar masalahnya dapat terselesaikan. Semakin besar kualitas dan kuantitas problem yang di hadapi, semakin luas pula cara siswa berfikir untuk memecahkannya.
3. belajar dengan pemahaman akan lebih bermakna di banding belajar dengan hafalan
Belajar dengan pemahaman memungkinkan siswa mengetahui konsep yang diajarkan, sehingga apapun permasalahan yang di hadapi akan bisa terselesaikan dengan baik. Sedangkan belajar dengan hafalan hanya cenderung merangsang siswa untuk mengingat apa yang telah diajarkan kepadanya tanpa mengetahui konsep dasar yang relevan dengan bahan ajaran yang diterima. Hal ini menyebabkan siswa kurang terampil dalam menghadapi permasalahan yang lebih kompleks meski dengan konteks yang sama.
4. belajar secara menyeluruh akan lebih berhasil di banding belajar secara terbagi
Dengan belajar secara menyeluruh siswa akan lebih mengerti dengan jelas hubungan-hubungan dari berbagai komponen yang ada dalam suatu bahan ajaran. Sehingga memungkinkan siswa untuk memperoleh pemahaman yang lebih mudah dan cepat di bandingkan dengan belajar bagian demi bagian.
5. belajar memerlukan kemampuan untuk menangkap intisari pelajaran itu sendiri
Sehubungan dengan pengertian di atas, apa yang di terima siswa dalam belajarnya mempunyai arti bahwa siswa telah menangkap intisari dari pelajaran yang disampaikan.
6. proses belajar memerlukan metode yang tepat
Pengguanaan metode yang tepat dalam proses belajar mempunyai arti yang penting baik bagi siswa maupun guru. Dengan materi yang tepat akan membangkitkan motivasi belajar dalam diri siswa, sehingga proses transfer pengetahuan akan lebih cepat dilakukan. Dengan metode yang tepat pula guru berhasil menjadi fasilitator dari proses belajar yang terjadi.
7. belajar memerlukan minat dan perhatian siswa
Proses belajar membutuhkan minat dan perhatian siswa untuk dapat mrnyerap materi yang disampaikan. Tugas seorang gurulah yang harus membangkitkan minat manusia dalam mengembangkan, menambah pengetahuan, dan mengikuti perkembangan di segala bidang kehidupan.
Prinsip ini mengacu pada empat pilar pendidikan yang universal yaitu belajar mengetahui (learning to know ), belajar yang melakukan (learning to do ), belajar menjadi diri sendiri (learning to be ), dan belajar hidup dalam kebersamaan (learning to live together ).
Mengapa pembelajaran dapat mengalami kegagalan ? Antara lain unsur penyebabnya adalah tidak diterapkannya prinsip-prinsip pembelajaran. Tiap proses belejar memiliki prinsip-prinsip tertentu. Gunanya adalah peserta didik dapat mengikuti proses belajar sedemikian rupa sehingga mampu mencapai manfaat belajar yang maksimum.
Belajar akan merubah seseorang, tetapi tidak semua perubahan tingkah laku di sebut perubahan. Ciri-ciri belajar menurut Max Darsono Alex dan kawan – kawan (2000:30) adalah :
1. Belajar dilakukan dengan sabar dan memiliki tujuan.
2. Belajar merupakan pengalaman tersendiri.
3. Belajar adalah proses interaksi individu dengan lingkungan.
4. Belajar mengakibatkan terjadinya perubahan pada diri pelaku.
Enam Langkah Belajar Efektif Dengan Rumus SQ4R, yaitu:
1. Survey (Meninjau)
Usaha untuk mengetahui garis besar isi dari bacaan serta cara penyusunan dan penyajiannya secara sepintas lalu.
2. Question (Mengajukan Pertanyaan)
Mengajukan pertanyaan bertujuan untuk menimbulkan rasa ingin tahu. Orang yang ingin tahu akan berusaha mencari jawabannya.
3. Reading (Membaca)
Bacalah dengan cermat bahan pelajaran satu kali lagi sambil berusaha untuk mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang sudah diajukan
4. Recite (Mengingat sambil menyebutkan kembali)
Rahasia yang perlu diketahui dalam menyebutkan kembali ialah sebutkan dengan menggunakan kata-kata sendiri. Mengingat dan menyebutkan kembali merupakan langkah yang penting karena dengan cara ini orang dapat mengenali dan juga mempelajari jawaban.
5. Record (Mencatat)
Tujuan membuat catatan ialah untuk menolong kita mengingat pokok-pokok yang penting tanpa membaca kembali bahan bacaan itu sendiri. Catatannya dibutuhkan untuk merangsang ingatan kembali apa yang kita pelajari.
6. Review (Mengulang Kembali)
Mengulang kembali berarti mengungkapkan kembali apa yang telah Anda pelajari tanpa melihat catatan. Mengulang bahan pelajaran secara teratur amat berguna karena mengingatkan kembali pengetahuan yang telah kita pelajari sebelumnya.
Adapun Prinsip – prinsip pengajaran untuk Pemahaman adalah sebagai berikut:
1. Para Pendidik dapat mengidentifikasi ketrampilan, pengetahuan, dan prestasi penting yang ditangkap oleh siswa.
2. Sekali topik yang bermanfaat dan hasil atau tujuan penting ditentukan, kemudian guru dapat menunjukkan cara terbaik untuk siswanya dalam memperoleh pemahaman. Rangkaian kurikuler dan kegiatan harus direncanakan. Dengan mengindentifikasi tema – tema melalui keterlibatan kelompok, akan lebih mudah dalam mendapatkan penerimaan yang lebih besar dari suatu kurikulum yang inovatif, hal ini juga mendorong anggota kelompok untuk ikut serta. Prinsip-Prinsip Pengajaran untuk Pemahaman
3. Penambahan pada kurikulum yang diarahkan oleh guru, siswa memperoleh manfaat dengan menentukan kurikulum mereka sendiri. Melalui pengalaman akademik yang tercetus sendiri, siswa tidak hanya mendalami pemahaman mereka pada isi pengetahuan, mereka juga belajar untuk menjadi pembelajaran yang bebas, pemikir, dan pencipta.
4. Strategi lain dalam mengajar untuk pemahaman adalah untuk menawarkan kemungkinan magang bagi siswa, di mana mereka dapat mengamati dan berinteraksi dengan para ahli yang membangun pengetahuan dan mempraktikkan kemampuan individualnya. Prinsip-Prinsip Pengajaran untuk Pemahaman
5. Sebagai ganti dari jawaban singkat, penyajian belajar dengan mengisi tempat yang kosong, semua siswa diharapkan untuk menggunakan ketrampilan berpikir dalam tingkat yang lebih tinggi dalam belajarnya. Mereka seharusnya dapat menyamaratakan apa yang mereka pelajari, untuk menyediakan contoh – contoh dalam menghubungkan isi dengan pengalaman pribadinya, dan untuk memakai pengetahuan mereka dalam situasi baru.
6. Penilaiaan dapat digabungkan secara alami melalui seluruh kegiatan belajar. Siswa seharusnya membantu menghasilkan kriteria, di mana karya mereka akan dievaluasi sebelum mulai studinya.
Definisi Konsep Belajar Mengajar dari beberapa ahli:
Belajar Mengajar menurut ahli bahasa:
Made Pidarta (2007): Mengajar adalah upaya menciptakan situasi yang membuat peserta didik mau dan dapat belajar atas dorongan diri sendiri untuk mengembangkan bakat, pribadi, dan potensi-potensi lainnya secara optimal kearah yang positif.
Nasution (1995): Mengajar adalah aktifitas mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkan dengan anak sehingga terjadi proses belajar.
PRINSIP-PRINSIP MENGAJAR
1. Prinsip apersepsi. Seorang pengajar harus bisa mengaitkan pengetahuan baru yang akan diajarkan dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa.
2. Prinsip peragaan . Seorang pengajar harus bisa mengkonkretkan konsep-konsep yang abstrak.
3. Prinsip motivasi . Pengajar sebagai motivator agar semangat dan kemauan belajar siswa tetap tinggi.
4. Prinsip kerjasama. Seorang pengajar harus bisa mengakomodasi dan memfasilitasi kegiatan belajar kelompok siswa.
5. Prinsip belajar aktif . Seorang pengajar harus melibatkan siswa selama proses pengajaran berlangsung utamanya keaktifan metal emosional.
6. Prinsip penyesuaian dengan individu . Metode dan teknik pengajaran harus bervariasi dan sesuai dengan kemampuan siswa
7. Prinsip korelasi . Seorang pengajar harus selalu berusahan untuk mengaitkan pokok bahasan yang diajarkan dengan pokok bahasan lain dalam satu materi.
8. Prinsip evaluasi teratur. Evaluasi yang dilakukan untuk melihat keberhasilan belajar harus dilakukan secara objektif, mendidik, dan berkesinambungan.
Sebelum mengetahui prinsip-prinsip belajar mengajar di Indonesia sebenarnya ada beberapa definisi yang bisa kita jadikan acuan, namun pendapat dan definisi dari OP. Dahama & OP. Bhatnagar datang layaknya angin segar yang menyejukkan dan membawa perubahan. Sehingga pendapat tersebut melengkapi pendapat yang lain dan menambah kasanah dalam ranah pembelajaran dan pengajaran.
Definisi Pendidikan dalam belajar dan maengajar adalah:
1. Ideas and knowledge
Bahwasanya ide dan ilmu pengetahuan adalah motivasi. Motivasi yang baik juga merupakan awal sebuah kemajuan. Dua hal diatas saling berkaitan. Berkembangnya ilmu pengetahuan merupakan pengembangan beberapa ide yang dikejawantahkan dalam praktek kehidupan sehari-hari. Semakin tinggi proses pencarian ide(penelitian) maka etos kerja dalam dunia pendidikan akan berbanding lurus dengan kemampuan masyarakatnya untuk termotivasi dalam melakukan perubahan. Bahkan Allahpun menisbatkan dirinya sebagai AL-FATHIR (Pencipta) yang merupakan segala sumber ide dan pengetahuan.
Contoh : Semakin tinggi tingkat penelitian dan kajian ilmu akan menyebabkan perubahan pada kebiasaan hidup yang selalu menerima keadaan menjadi seseorang yang selalu menyukai perubahan positif hingga mengantar pada hakikat diciptakannya manusia yang selalu dituntut untuk berusaha dan berpikir.
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal,(idea) (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (knowledge) (seraya berkata): “Ya Tuhan Kami, Tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci Engkau, Maka peliharalah Kami dari siksa neraka. (QS 2 : 190-191)
Inilah bacaan penggalan ayat yang sering kita baca saat kita sholat malam (tahajjud) dimana saat kita dalam keadaan tenang berpikir tentang segala hal yang ada dilangit dan dibumi. Inilah tolok ukur sebuah peradaban bagaimana seorang Muhammad mampu menerangi jazirah Arab yang gelap menuju era yang terang! Kuncinya hanya pada Ideas and knowledge
yang didapat dari berpikir secara mendalam yang semuanya harus saling padu antara logika manusia yang dinamakan akal (filsafat) dengan hokum keteraturan alam yang telah terpola dengan begitu sempurnanya.
Norms and skills
Didalam QS Al-Anbiya’ (21): 32
“Dan Kami menjadikan langit itu sebagai atap yang terpelihara[959], sedang mereka berpaling dari segala tanda-tanda (kekuasaan Allah) yang terdapat padanya.”
[959]. Maksudnya: yang ada di langit itu sebagai atap dan yang dimaksud dengan terpelihara ialah segala yang berada di langit itu dijaga oleh Allah dengan peraturan dan hukum-hukum yang menyebabkan dapat berjalannya dengan teratur dan tertib.
Peraturan dan keahlian adalah sarana yang melahirkan sebuah produk hukum. Sarana tersebut yang mengantar manusia pada sebuah keteraturan. Karena tidak ada didunia yang diciptakan tanpa unsur keteraturan. Keteraturan membawa manusia pada sebuah tatanan yang mana ia harus memahami seberapa jauh hal tersebut berpengaruh pada kehidupan manusia yang disebut sebagai pengalaman. Ketika dalam proses memahami pengalaman inilah langkah demi langkah manusia mengalami peningkatan skill. Skill diperoleh saat seseorang menemukan masalah dan mampu menyelesaikannya dengan brilian. Contoh: masalah hak waris sering menimbulkan permasalahan dan konflik karena sering terjadi perpecahan dimasyarakat. Maka ada keteraturan yang mengatur pembagian hak waris tersebut dan hal itu melahirkan seorang ahli dalam bidang Hukum yang khusus menangani masalah Hak waris. Bahkan dalam Islam masalah tersebut dibahas secara khusus pada Al-Qur’an dan Al-Hadist bahkan beberapa kitab khusus.
Value and attitude
Dari keteraturan melahirkan sebuah tatanan tata tertib yang mengatur kehidupan manusia dalam kesehariannya, dan semua itu untuk memberikan sebuah border atau rambu-rambu bagi manusia untuk meningkatkan Value and attitude-nya.
Tatanan nilai dan perilaku adalah cermin tindakan. Tindakan dan perilaku yang luhur, semakin membuat pendidikan kita maju. Awal semuanya adalah Kejujuran. Berbuat jujur dalam segala hal adalah tatanan nilai dan perilaku yang sangat dijunjung oleh seluruh manusia didunia ini tanpa terkecuali.
Contoh : Tidak ada satupun manusia walaupun ia seorang perampok yang sadis sekalipun mau dibohongi. Karena kejujuran adalah cermin perilaku paling efisien membentuk bangsa yang beradab dan bermoral
understanding and translation
Dari tiga hal diatas kemudian menimbulkan kesadaran dan saling mengerti (understanding) dan mampu memahami situasi dan dipraktekkan dalam kehidupan dimasyarakat (translation). Menurut Made Pidarta (2007): Mengajar adalah upaya menciptakan situasi yang membuat peserta didik mau dan dapat belajar atas dorongan diri sendiri untuk mengembangkan bakat, pribadi, dan potensi-potensi lainnya secara optimal kearah yang positif didalam masyarakat atau social life.
2.1 Pengertian Proses Pembelajaran
Proses pembelajaran mengandung dua aktivitas yaitu belajar dan mengajar. Belajar didefinisikan sebagai perubahan dalam perbuatan melalui aktivitas, praktek dan pengalaman dan mengajar didefinisikan sebagai aktivitas mengorganisasikan atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya sehingga menciptakan kesempatan bagi siswa untuk melakukan proses belajar yang efektif. Menurut Burt, intelegensi adalah kemampuan mengadakan sintesis. Sebagaimana menurut pengertian ahli mengenai proses pembelajaran :
Teuku Zahara Djaafar (2001:1) menyatakan dalam konsep teknologi pendidikan dibedakan istilah pembelajaran (instruction) dan pengajaran (teaching). Pembelajaran disebut juga kegiatan instruksional (Instructional) saja yaitu usaha mengelola lingkungan dengan sengaja agar seseorang belajar berperilaku tertentu dalam kondisi tertentu. Sedangkan pengajaran adalah usaha membimbing dan mengarahkan pengalaman belajar kepada peserta didik yang biasanya berlangsung dalam situasi resmi (formal). Lebih lanjut Teuku Zahara Djaafar menyatakan menurut Cagne dan Bigg, pembelajaran adalah rangkaian peristiwa kejadian yang mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga proses belajarnya dapat berlangsung dengan mudah.
Belajar adalah suatu perubahan dalam kepribadian sebagaimana dimanifestasikan dalam perubahan penguasaan – penguasaan pola respon atau tingkah laku baru yang mungkin berbentuk ketrampilan, sikap, kebiasaan dan kemampuan (Witherington,1950).
Belajar itu membawa perubahan (perubahan perilaku, baik aktual maupun potensial), perunahan itu pada pokoknya adalah didapatkannya kecakapan baru, perubahan itu terjadi karena usaha (dengan sengaja). (Sumadi,1984).
2.2 Tujuan dalam Proses Pembelajaran
Tujuan proses pembelajaran bagi guru adalah mengantarkan peserta didik atau sebagai fasilitator dalam menguasai kompetensi yang dibutuhkan melalui proses belajar mengajar. Tujuan pembelajaran bagi siswa adalah mampu menguasai kompetensi yang diajarkan oleh guru sehingga dapat diperoleh hasil belajar (nilai) yang memuaskan.
2.3 Prinsip-Prinsip Pembelajaran
Telah dipahami belajar adalah berubah. Berubah berarti belajar, tidak berubah, berarti tidak belajar. Itulah sebabnya hakikat belajar adalah perubahan. Tetapi tidak semua perubahan berarti belajar.
Agar setelah melakukan kegiatan belajar didapatkan hasil yang efektif dan efesien tentu saja diperlukan prinsip-prinsip belajar tertentu yang dapat melapangkan jalan kearah keberhasilan. Maka calon guru/pembimbing seharusnya sudah dapat menyusun sendiri prinsip-prinsip belajar, ialah prinsip belajar yang dapat terlaksana dalam situasi dan kondisi yang berbeda, dan oleh setiap siswa secara individual. Namun demikian marilah kita susun prinsip-prinsip belajar itu, sebagai berikut:
1. Dalam belajar setiap siswa harus diusahakan partisipasi aktif, meningkatkan minat dan membimbing untuk mencapai tujuan intruksional;
2. Belajar bersifat keseluruhan dan materi itu harus memiliki struktur, penyajian yang sederhana, sehingga siswa mudah menangkap pengertiannya;
3. Belajar harus dapat menimbulkan reinforcement dan motivasi yang kuat pada siswa untuk mencapai tujuan intruksional;
4. Belajar itu proses kontinyu, maka harus tahap demi tahap menurut perkembangannya;
5. Belajar adalah proses organisasi, adaptasi, eksplorasi dan discovery;
6. Belajar harus dapat mengembangkan kemampuan tertentu sesuai dengan tujuan instruksional yang harus dicapainya.
7. Belajar memerlukan sarana yang cukup, sehingga siswa dapat belajar dengan tenang;
8. Belajar memerlukan lingkungan yang menantang di mana anak dapat mengembangkan kemampuannya bereksplorasi dan belajar yang efektif;
9. Belajar perlu ada interaksi siswa dengan lingkungannya;
10. Belajar adalah proses kontiguitas {hubunagan antara pengertian yang satu dengan pengertian yang lain} sehingga mendapatkan pengertian yang diharapakan. Stimulus yang diberikan menimbulkan response yang diharapkan;
11. Repetisi, dalam proses belajar perlu ulangan berkali-kali agar pengertian/keterampilan/sikap itu mendalam pada siswa;
Belajar merupakan serangkaian kegiatan aktif siswa dalam membangun pengertian dan pemahaman. Oleh karena itu dalam proses siswa harus di beri waktu yang memadai untuk bisa membangun makna dan pemahaman, sekaligus membangun ketrampilan dari peengetahuan yang diperolehnya. Artinya, memberikan waktu yang cukup bagi siswa untuk berfikir dalam menghadapi masalah sehingga siswa dapat membangun gagasannya sendiri untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya. Tidak membantu siswa secara dini, menghormati hasil kerja siswa, dan memberi tantangan kepada siswa dengan banyak memberi latihan soal merupakan strategi guru untuk membentuk siswanya menjadi pembelajar seumur hidup. Tanggung jawab belajar pada dasarnya berada di tangan siswa. Namun demikian bukan berarti guru tidak mempunyai tanggung jawab apapun. Tanggung jawab guru adalah menciptakan suasana belajar yang dinamis sehingga siswa terdorong motivasi belajarnya, sehingga suasana belajar yang kondusif dapat tercipta.
Prinsip belajar di atas sejalan dengan prinsip belajar sepanjang hayat yang harus berlanjut sepanjang hidup. Prinsip-prinsip belajar antara lain :
1. belajar harus mempunyai tujuan yang jelas
Tujuan ini dimaksudkan agar seseorang dapat menentukan arah yang jelas sehingga tahap-tahap yang harus di tempuh akan tersusun dengan baik, yang memungkinkan pencapaian hasil yang maksimal
2. proses belajar akan terjadi apabila seseorang dihadapkan pada situasi yang problematik
Dengan banyaknya problem yang di hadapi akan mendorong siswa untuk berfikir mencari jalan agar masalahnya dapat terselesaikan. Semakin besar kualitas dan kuantitas problem yang di hadapi, semakin luas pula cara siswa berfikir untuk memecahkannya.
3. belajar dengan pemahaman akan lebih bermakna di banding belajar dengan hafalan
Belajar dengan pemahaman memungkinkan siswa mengetahui konsep yang diajarkan, sehingga apapun permasalahan yang di hadapi akan bisa terselesaikan dengan baik. Sedangkan belajar dengan hafalan hanya cenderung merangsang siswa untuk mengingat apa yang telah diajarkan kepadanya tanpa mengetahui konsep dasar yang relevan dengan bahan ajaran yang diterima. Hal ini menyebabkan siswa kurang terampil dalam menghadapi permasalahan yang lebih kompleks meski dengan konteks yang sama.
4. belajar secara menyeluruh akan lebih berhasil di banding belajar secara terbagi
Dengan belajar secara menyeluruh siswa akan lebih mengerti dengan jelas hubungan-hubungan dari berbagai komponen yang ada dalam suatu bahan ajaran. Sehingga memungkinkan siswa untuk memperoleh pemahaman yang lebih mudah dan cepat di bandingkan dengan belajar bagian demi bagian.
5. belajar memerlukan kemampuan untuk menangkap intisari pelajaran itu sendiri
Sehubungan dengan pengertian di atas, apa yang di terima siswa dalam belajarnya mempunyai arti bahwa siswa telah menangkap intisari dari pelajaran yang disampaikan.
6. proses belajar memerlukan metode yang tepat
Pengguanaan metode yang tepat dalam proses belajar mempunyai arti yang penting baik bagi siswa maupun guru. Dengan materi yang tepat akan membangkitkan motivasi belajar dalam diri siswa, sehingga proses transfer pengetahuan akan lebih cepat dilakukan. Dengan metode yang tepat pula guru berhasil menjadi fasilitator dari proses belajar yang terjadi.
7. belajar memerlukan minat dan perhatian siswa
Proses belajar membutuhkan minat dan perhatian siswa untuk dapat mrnyerap materi yang disampaikan. Tugas seorang gurulah yang harus membangkitkan minat manusia dalam mengembangkan, menambah pengetahuan, dan mengikuti perkembangan di segala bidang kehidupan.
Prinsip ini mengacu pada empat pilar pendidikan yang universal yaitu belajar mengetahui (learning to know ), belajar yang melakukan (learning to do ), belajar menjadi diri sendiri (learning to be ), dan belajar hidup dalam kebersamaan (learning to live together ).
Mengapa pembelajaran dapat mengalami kegagalan ? Antara lain unsur penyebabnya adalah tidak diterapkannya prinsip-prinsip pembelajaran. Tiap proses belejar memiliki prinsip-prinsip tertentu. Gunanya adalah peserta didik dapat mengikuti proses belajar sedemikian rupa sehingga mampu mencapai manfaat belajar yang maksimum.
Belajar akan merubah seseorang, tetapi tidak semua perubahan tingkah laku di sebut perubahan. Ciri-ciri belajar menurut Max Darsono Alex dan kawan – kawan (2000:30) adalah :
1. Belajar dilakukan dengan sabar dan memiliki tujuan.
2. Belajar merupakan pengalaman tersendiri.
3. Belajar adalah proses interaksi individu dengan lingkungan.
4. Belajar mengakibatkan terjadinya perubahan pada diri pelaku.
Enam Langkah Belajar Efektif Dengan Rumus SQ4R, yaitu:
1. Survey (Meninjau)
Usaha untuk mengetahui garis besar isi dari bacaan serta cara penyusunan dan penyajiannya secara sepintas lalu.
2. Question (Mengajukan Pertanyaan)
Mengajukan pertanyaan bertujuan untuk menimbulkan rasa ingin tahu. Orang yang ingin tahu akan berusaha mencari jawabannya.
3. Reading (Membaca)
Bacalah dengan cermat bahan pelajaran satu kali lagi sambil berusaha untuk mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang sudah diajukan
4. Recite (Mengingat sambil menyebutkan kembali)
Rahasia yang perlu diketahui dalam menyebutkan kembali ialah sebutkan dengan menggunakan kata-kata sendiri. Mengingat dan menyebutkan kembali merupakan langkah yang penting karena dengan cara ini orang dapat mengenali dan juga mempelajari jawaban.
5. Record (Mencatat)
Tujuan membuat catatan ialah untuk menolong kita mengingat pokok-pokok yang penting tanpa membaca kembali bahan bacaan itu sendiri. Catatannya dibutuhkan untuk merangsang ingatan kembali apa yang kita pelajari.
6. Review (Mengulang Kembali)
Mengulang kembali berarti mengungkapkan kembali apa yang telah Anda pelajari tanpa melihat catatan. Mengulang bahan pelajaran secara teratur amat berguna karena mengingatkan kembali pengetahuan yang telah kita pelajari sebelumnya.
Adapun Prinsip – prinsip pengajaran untuk Pemahaman adalah sebagai berikut:
1. Para Pendidik dapat mengidentifikasi ketrampilan, pengetahuan, dan prestasi penting yang ditangkap oleh siswa.
2. Sekali topik yang bermanfaat dan hasil atau tujuan penting ditentukan, kemudian guru dapat menunjukkan cara terbaik untuk siswanya dalam memperoleh pemahaman. Rangkaian kurikuler dan kegiatan harus direncanakan. Dengan mengindentifikasi tema – tema melalui keterlibatan kelompok, akan lebih mudah dalam mendapatkan penerimaan yang lebih besar dari suatu kurikulum yang inovatif, hal ini juga mendorong anggota kelompok untuk ikut serta. Prinsip-Prinsip Pengajaran untuk Pemahaman
3. Penambahan pada kurikulum yang diarahkan oleh guru, siswa memperoleh manfaat dengan menentukan kurikulum mereka sendiri. Melalui pengalaman akademik yang tercetus sendiri, siswa tidak hanya mendalami pemahaman mereka pada isi pengetahuan, mereka juga belajar untuk menjadi pembelajaran yang bebas, pemikir, dan pencipta.
4. Strategi lain dalam mengajar untuk pemahaman adalah untuk menawarkan kemungkinan magang bagi siswa, di mana mereka dapat mengamati dan berinteraksi dengan para ahli yang membangun pengetahuan dan mempraktikkan kemampuan individualnya. Prinsip-Prinsip Pengajaran untuk Pemahaman
5. Sebagai ganti dari jawaban singkat, penyajian belajar dengan mengisi tempat yang kosong, semua siswa diharapkan untuk menggunakan ketrampilan berpikir dalam tingkat yang lebih tinggi dalam belajarnya. Mereka seharusnya dapat menyamaratakan apa yang mereka pelajari, untuk menyediakan contoh – contoh dalam menghubungkan isi dengan pengalaman pribadinya, dan untuk memakai pengetahuan mereka dalam situasi baru.
6. Penilaiaan dapat digabungkan secara alami melalui seluruh kegiatan belajar. Siswa seharusnya membantu menghasilkan kriteria, di mana karya mereka akan dievaluasi sebelum mulai studinya.
Definisi Konsep Belajar Mengajar dari beberapa ahli:
Belajar Mengajar menurut ahli bahasa:
Made Pidarta (2007): Mengajar adalah upaya menciptakan situasi yang membuat peserta didik mau dan dapat belajar atas dorongan diri sendiri untuk mengembangkan bakat, pribadi, dan potensi-potensi lainnya secara optimal kearah yang positif.
Nasution (1995): Mengajar adalah aktifitas mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkan dengan anak sehingga terjadi proses belajar.
PRINSIP-PRINSIP MENGAJAR
1. Prinsip apersepsi. Seorang pengajar harus bisa mengaitkan pengetahuan baru yang akan diajarkan dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa.
2. Prinsip peragaan . Seorang pengajar harus bisa mengkonkretkan konsep-konsep yang abstrak.
3. Prinsip motivasi . Pengajar sebagai motivator agar semangat dan kemauan belajar siswa tetap tinggi.
4. Prinsip kerjasama. Seorang pengajar harus bisa mengakomodasi dan memfasilitasi kegiatan belajar kelompok siswa.
5. Prinsip belajar aktif . Seorang pengajar harus melibatkan siswa selama proses pengajaran berlangsung utamanya keaktifan metal emosional.
6. Prinsip penyesuaian dengan individu . Metode dan teknik pengajaran harus bervariasi dan sesuai dengan kemampuan siswa
7. Prinsip korelasi . Seorang pengajar harus selalu berusahan untuk mengaitkan pokok bahasan yang diajarkan dengan pokok bahasan lain dalam satu materi.
8. Prinsip evaluasi teratur. Evaluasi yang dilakukan untuk melihat keberhasilan belajar harus dilakukan secara objektif, mendidik, dan berkesinambungan.
Sebelum mengetahui prinsip-prinsip belajar mengajar di Indonesia sebenarnya ada beberapa definisi yang bisa kita jadikan acuan, namun pendapat dan definisi dari OP. Dahama & OP. Bhatnagar datang layaknya angin segar yang menyejukkan dan membawa perubahan. Sehingga pendapat tersebut melengkapi pendapat yang lain dan menambah kasanah dalam ranah pembelajaran dan pengajaran.
Definisi Pendidikan dalam belajar dan maengajar adalah:
1. Ideas and knowledge
Bahwasanya ide dan ilmu pengetahuan adalah motivasi. Motivasi yang baik juga merupakan awal sebuah kemajuan. Dua hal diatas saling berkaitan. Berkembangnya ilmu pengetahuan merupakan pengembangan beberapa ide yang dikejawantahkan dalam praktek kehidupan sehari-hari. Semakin tinggi proses pencarian ide(penelitian) maka etos kerja dalam dunia pendidikan akan berbanding lurus dengan kemampuan masyarakatnya untuk termotivasi dalam melakukan perubahan. Bahkan Allahpun menisbatkan dirinya sebagai AL-FATHIR (Pencipta) yang merupakan segala sumber ide dan pengetahuan.
Contoh : Semakin tinggi tingkat penelitian dan kajian ilmu akan menyebabkan perubahan pada kebiasaan hidup yang selalu menerima keadaan menjadi seseorang yang selalu menyukai perubahan positif hingga mengantar pada hakikat diciptakannya manusia yang selalu dituntut untuk berusaha dan berpikir.
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal,(idea) (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (knowledge) (seraya berkata): “Ya Tuhan Kami, Tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci Engkau, Maka peliharalah Kami dari siksa neraka. (QS 2 : 190-191)
Inilah bacaan penggalan ayat yang sering kita baca saat kita sholat malam (tahajjud) dimana saat kita dalam keadaan tenang berpikir tentang segala hal yang ada dilangit dan dibumi. Inilah tolok ukur sebuah peradaban bagaimana seorang Muhammad mampu menerangi jazirah Arab yang gelap menuju era yang terang! Kuncinya hanya pada Ideas and knowledge
yang didapat dari berpikir secara mendalam yang semuanya harus saling padu antara logika manusia yang dinamakan akal (filsafat) dengan hokum keteraturan alam yang telah terpola dengan begitu sempurnanya.
Norms and skills
Didalam QS Al-Anbiya’ (21): 32
“Dan Kami menjadikan langit itu sebagai atap yang terpelihara[959], sedang mereka berpaling dari segala tanda-tanda (kekuasaan Allah) yang terdapat padanya.”
[959]. Maksudnya: yang ada di langit itu sebagai atap dan yang dimaksud dengan terpelihara ialah segala yang berada di langit itu dijaga oleh Allah dengan peraturan dan hukum-hukum yang menyebabkan dapat berjalannya dengan teratur dan tertib.
Peraturan dan keahlian adalah sarana yang melahirkan sebuah produk hukum. Sarana tersebut yang mengantar manusia pada sebuah keteraturan. Karena tidak ada didunia yang diciptakan tanpa unsur keteraturan. Keteraturan membawa manusia pada sebuah tatanan yang mana ia harus memahami seberapa jauh hal tersebut berpengaruh pada kehidupan manusia yang disebut sebagai pengalaman. Ketika dalam proses memahami pengalaman inilah langkah demi langkah manusia mengalami peningkatan skill. Skill diperoleh saat seseorang menemukan masalah dan mampu menyelesaikannya dengan brilian. Contoh: masalah hak waris sering menimbulkan permasalahan dan konflik karena sering terjadi perpecahan dimasyarakat. Maka ada keteraturan yang mengatur pembagian hak waris tersebut dan hal itu melahirkan seorang ahli dalam bidang Hukum yang khusus menangani masalah Hak waris. Bahkan dalam Islam masalah tersebut dibahas secara khusus pada Al-Qur’an dan Al-Hadist bahkan beberapa kitab khusus.
Value and attitude
Dari keteraturan melahirkan sebuah tatanan tata tertib yang mengatur kehidupan manusia dalam kesehariannya, dan semua itu untuk memberikan sebuah border atau rambu-rambu bagi manusia untuk meningkatkan Value and attitude-nya.
Tatanan nilai dan perilaku adalah cermin tindakan. Tindakan dan perilaku yang luhur, semakin membuat pendidikan kita maju. Awal semuanya adalah Kejujuran. Berbuat jujur dalam segala hal adalah tatanan nilai dan perilaku yang sangat dijunjung oleh seluruh manusia didunia ini tanpa terkecuali.
Contoh : Tidak ada satupun manusia walaupun ia seorang perampok yang sadis sekalipun mau dibohongi. Karena kejujuran adalah cermin perilaku paling efisien membentuk bangsa yang beradab dan bermoral
understanding and translation
Dari tiga hal diatas kemudian menimbulkan kesadaran dan saling mengerti (understanding) dan mampu memahami situasi dan dipraktekkan dalam kehidupan dimasyarakat (translation). Menurut Made Pidarta (2007): Mengajar adalah upaya menciptakan situasi yang membuat peserta didik mau dan dapat belajar atas dorongan diri sendiri untuk mengembangkan bakat, pribadi, dan potensi-potensi lainnya secara optimal kearah yang positif didalam masyarakat atau social life.
Sabtu, 09 Juli 2011
Alat Peraga Dalam Pembelajaran
Fungsi alat peraga adalah sebagai berikut:
1. Sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif.
2. Salah satu unsur yang harus dikembangkan oleh guru karena mrupakan bagian yang integral dari situasi mengajar.
3. Penggunaannya integral dengan tujuan dan isi pelajaran.
4. Penggunaannya bukan semata-mata alat hiburan (pelengkap).
5. Untuk mempercepat proses pembelajaran (menangkap pengertian)
6. Untuk memprtinggi mutu pembelajaran.
Nilai-nilai penggunaan alat peraga dalam proses pembelajaran diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Dapat mengurangi terjadinya verbalisme.
2. Dapat memperbesar minat dan perhatian siswa.
3. Hasil belajar bertambah mantap.
4. Memberikan pengalaman yang nyata dan dapat menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri pada setiap siswa.
5. Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan berkesinambungan.
6. Membantu tumbuhnya pemikiran dan membantu berkembangnya bahasa.
7. Membantu berkembangnya efisiensi dan pengalaman belajar yang lebih sempurna.
Jenis alat peraga dikelompokan menjadi dua, yaitu :
A. Alat peraga dua dan tiga dimensi
Bagan, grafik, poster, gambar mati, peta datar, peta timbul, globe, papan tulis
B. Alat peraga yang diproyeksikan
Film, slide dan filmstrip
Prinsip-prinsip penggunaan alat peraga ialah sebagai berkut:
1. Menentukan alat peraga dngan tepat
2. Menetapkan /memperhitungkan subjek dengan tepat.
3. Menyajikan alat peraga dengan tepat.
4. Menempatkan atau memperlihatkan alat peraga tepat waktu, tempat dan situasi yang tepat.
1. Sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif.
2. Salah satu unsur yang harus dikembangkan oleh guru karena mrupakan bagian yang integral dari situasi mengajar.
3. Penggunaannya integral dengan tujuan dan isi pelajaran.
4. Penggunaannya bukan semata-mata alat hiburan (pelengkap).
5. Untuk mempercepat proses pembelajaran (menangkap pengertian)
6. Untuk memprtinggi mutu pembelajaran.
Nilai-nilai penggunaan alat peraga dalam proses pembelajaran diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Dapat mengurangi terjadinya verbalisme.
2. Dapat memperbesar minat dan perhatian siswa.
3. Hasil belajar bertambah mantap.
4. Memberikan pengalaman yang nyata dan dapat menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri pada setiap siswa.
5. Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan berkesinambungan.
6. Membantu tumbuhnya pemikiran dan membantu berkembangnya bahasa.
7. Membantu berkembangnya efisiensi dan pengalaman belajar yang lebih sempurna.
Jenis alat peraga dikelompokan menjadi dua, yaitu :
A. Alat peraga dua dan tiga dimensi
Bagan, grafik, poster, gambar mati, peta datar, peta timbul, globe, papan tulis
B. Alat peraga yang diproyeksikan
Film, slide dan filmstrip
Prinsip-prinsip penggunaan alat peraga ialah sebagai berkut:
1. Menentukan alat peraga dngan tepat
2. Menetapkan /memperhitungkan subjek dengan tepat.
3. Menyajikan alat peraga dengan tepat.
4. Menempatkan atau memperlihatkan alat peraga tepat waktu, tempat dan situasi yang tepat.
Kamis, 07 Juli 2011
pengaruh alat peraga
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Untuk mendapatkan hasil belajar yang optimal banyak dipengaruhi oleh beberapa komponen belajar mengajar antara lain : Bagaimana cara mengorganisasikan materi, metode yang diterapkan, interaksi guru dan siswa media atau alat peraga yang dipergunakan dan sebagainya.
Dari beberapa komponen belajar mengajar tersebut di atas tentunya tidak boleh ada salah satu komponen yang diabaikan, sebagai contoh penggunaan alat peraga, sebab alat peraga mempunyai peranan dan fungsi yang sangat penting, yaitu sebagai alat bantu untuk memperjelas suatu konsep, ide atau pengertian tertentu sehingga siswa tidak akan memiliki pemahaman yang besifat verbalisme ( Rustiyah 1986 : 61 )
Proses belajar mengajar dengan menggunakan alat peraga yang sesuai akan lebih berhasil dari pada tidak menggunkan alat peraga ( Subarjo dkk. 1989 : 273 )
Pengajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) pada tingkat Sekolah dasar bertujuan agar siswa memahami pengertian-pengertian dasar IPA dan saling berkaitan dengan kehidupan seharihari, serta memahami lingkungan alam, sehingga dengan melihat tujuan pengajaran IPA pada tingkat SD maka didalam menyampaikan materi IPA kepada siswa tentunya berbeda dengan materi pelajaran yang lain, misalnya : IPS, Matematika, Bahasa Indonesia atau lainnya, terutama didalam menggunakan media atau alat peraga.
Untuk melatih ketrampilan anak agar dapat berfikir secara kreatif dan inovatif melalui IPA merupakan latihan awal bagi anak untuk berfikir kritis dalam mengembangkan daya cipta dan minat siswa secara dini kepada alam sekitarnya.
Pentinganya peningkatan pengajaran IPA di amanatkan dam TAP MPR No.II/MPR/1998 tentang GBHN yang menyatakan antara lain bahwa dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan khususnya untuk memacu penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi perlu lebih disempurnakan dan ditingkatkan pengajaran IPA.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas jelas bahwa pengajaran IPA mendapat perhatian besar untuk semua jenjang pendidikan, khususnya pada tingkat Sekolah Dasar yang menjadi landasan begi pendidikan selanjutnya. Keberhasilan pengajaran IPA ditentukan olh beberapa hal antara lain, kemampuan siswa dan kemampuan guru itu sendiri di dalam melaksanakan proses belajar mengajar yang bermakna sesuai dengan tujuan pengajaran IPA yang terdapat dalam kurikulum.
1.
Rumusan Masalah
Guru sebagai faktor utama keberhasilan pengajaran dituntut kemampuannya untuk dapat menyampaikan bahan pelajaran kepada siswa dengan baik, untuk itu guru perlu mendapatkan pengetahuan tentang bahan pelajaran serta cara menggunakan alat peraga yang dapat digunakan dalam mengajarkan bahan pelajaran secara tepat.
Walaupun guru sudah mendapat pengetahuan tentang bahan pelajaran, kelengkapan alat peraga yang memadai akan tetapi dalam penggunaannya belum bisa secara optimal, sehingga hasilnya pun belum sesuai dengan apa yang diharapkan kita bersama. Hal ini keterbatasan waktu, biaya dan tenaga ditambah lagi dengan keengganan guru dalam menggunakan alat peraga.
Berdasarkan permasalahan tersebut di atas, maka masalah yang diteliti dan dikembangkan adalah :
1.
Bagaimana cara menyiapkan alat peraga ?
2.
Bagaimana cara menggunakan alat peraga IPA secara optimal ?
3.
Bagaimana cara untuk menghilangkan keengganan guru dalam menggunakan alat peraga ?
1.
Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.
Tujuan Peneliatian
1.
Untuk mengetahui seorang guru dalam menyiapkan alat peraga yang akan digunakan.
2.
Untuk mengetahui cara menggunakan alat peraga IPA.
3.
Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh penggunaan alat peraga IPA secara optimal terhadap keberhasilan prestasi belajar mata pelajaran IPA.
1.
Manfaat Penelitian
1.
Bagi guru untuk mendapatkan pengetahuan dan ketrampilan dalam menggunakan alat peraga IPA secara optimal.
2.
Bagi siswa untuk mendapatkan pemahaman secara kongkrit.
3.
Bagi peneliti, dapat mengembangkan dan menggunakan alat peraga IPA secara optimal.
4.
Bagi sekolah hasil penelitian tindakan kelas dapat dijadikan masukan untuk perbaikan-perbaikan pendidikan di masa mendatang.
LANDASAN PEMIKIRAN
Pada Bab II ini penulis akan menguraikan masalah-masalah yang berkaitan dengan kajian teori yaitu : Pengertian peraga IPA, manfaat alat peraga, macam-macam alat peraga IPA, kemudian baru menjelaskan tentang kerangka kerangka berfikir dan pengajuan hipotesis tindakan.
A. Pengertian Alat Peraga IPA
Sebelum penulis menguraikan pengertian tentang alat peraga IPA lebih dahulu akan diuraikan pengertian alat peraga secara umum.
1.
Pengertian alat peraga
1.
Alat peraga ialah alat bantu untuk mendidik atau mengajar supaya apa yang diajarkan mudah dimengerti anak didik (KBBI 1988 : 21)
2.
Alat peraga ialah alat yang digunakan untuk memberi bentuk atau rupa tentang suatu pengertian agar pengertian itu mudah ditangkap dan dipahami (Bagian Proyek Pendidikan Pancasila 1993 : 59)
3.
Alat peraga atau Media Pengajaran diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan, merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong proses belajar ( muhammad Ali 1992 : 89)
4.
Alat peraga atau Media Pendidikan dalah alat metode dan teknik yang digunakan dalam rangka meningkatkan efektifitas komunikasi dan interaksi educatif antara guru dan siswa dalam proses pendidikan dan pengajaran di sekolah (Rustiyah 1986 : 61)
Dari beberapa pengertian tentang alat peraga, maka penulis dapat mengambil suatu kesimpulan bahwa alat peraga ialah suatu alat yang digunakan untuk membantu dalam mendidik atau mengajar, sehingga materi yang diajarkan mudah dimengerti dan dipahami oleh anak didik secara efektif.
1.
Pengertian alat peraga IPA
Alat peraga IPA yaitu suatu alat yang digunakan untuk membantu dalam mengajar khusus mata pelajaran IPA sehingga apa yang diajarkan mudah dimengerti dan dipahami oleh anak didik.
B. Manfaat Alat Peraga
Menurut Roestiyah dalam bukunya Masalah-masalah ilmu keguruan mengemukakan bahwa manfaat alat peraga antara lain :
1.
Memperbesar atau meningkatkan perhatian siswa.
2.
Mencegah verbalisme
3.
Memberikan pengalaman yang nyata dan langsung.
4.
Membantu menumbuhkan pemikiranyang teratur dan sistematis.
5.
Mengembangkan sikap eksploratif.
6.
dapat berorientasi langsung dengan lingkungan dan dapat memberi kesatuan (kesamaan) dalam pengamatan.
7.
Membangkitkan motivasi kegiatan belajar dan memberikan pengalaman yang menyeluruh (Roestiyah 1986 : 64)
Menurut S. Nasution dalam bukunya Didaktik Asas-asas Mengajar mengemukakan bahwa manfaat alat peraga adalah sebagai berikut :
1.
Menambah kegiatan belajar siswa.
2.
Menghemat waktu belajar.
3.
Menyebabkan agar hasil belajar lebih permanen dan mantap
4.
Membantu anak-anak yang ketinggalan dalam pelajarannya
5.
Memberikan alasan yang wajar untuk belajar karena membangkitkan minat perhatian (motivasi) dan aktivitas pada siswa.
6.
Memberikan pemahaman yang lebih tepat dan jelas ( S.Nasution 1986 : 100)
C. Macam-macam Alat Peraga IPA
1. Anatomi tubuh / kerangka tubuh manusia
2. Mikroskop kecil
3. Termometer, anemometer, dinamometer
4. barometer
5. Laboratorium mini
6. Buku Paket lengkap
7. Macam gelas ukuran
8. Macam timbangan
9. Alat-alat elektro, solder, multi test.
10. Petunjuk dasar praktek elektronika
11. macam-,acam magnet
12 dll.
Dengan memahami pengertian alat peraga, manfaat alat peraga dan macam-macam alat peraga, khususnya yang berkaitan dengan mata pelajaran IPA dirasa sangat penting dalam proses belajar mengajar, oleh karena itu seorang guru haruslah :
1.
Mengerti secara mendalam tentang fungsi alat peraga
2.
Menguasai penggunaan alat peraga secara tepat dalam interaksi belajar mengajar
3.
Dapat membuat alat peraga secara murah dan sederhana
4.
Dapat memilih alat peraga yang tepat, sesuai dengan tujuan dan pelajaran yang diajarkan
5.
dapat memelihara/mengelola alat peraga dan menilai baik buruknya
6.
Dapat mengembangkan alat peraga
Berdasarkan kerangka teoritik maka dapat dirumuskan sebuah hipotesa yaitu :
"Dengan menggunakan alat peraga IPA secara optimal, akan berpengarush terhadap keberhasilan prestasi belajar mata pelajaran IPA".
DAFTAR PUSTAKA
Roetiyah, 1986, Masalah-masalah Ilmu Keguruan, Jakarta, Bina Aksara
Nasution, S. 1986, Didaktik Asas-Asas Mengajar, Bandung, Jemars.
Ali, Muhammad, 1992, Guru Dalam Proses Belajar Mengajar, Bandung, Sinar Baru
Ditulis ulang oleh : Balchi, S.Pd.
1. Latar Belakang Masalah
Untuk mendapatkan hasil belajar yang optimal banyak dipengaruhi oleh beberapa komponen belajar mengajar antara lain : Bagaimana cara mengorganisasikan materi, metode yang diterapkan, interaksi guru dan siswa media atau alat peraga yang dipergunakan dan sebagainya.
Dari beberapa komponen belajar mengajar tersebut di atas tentunya tidak boleh ada salah satu komponen yang diabaikan, sebagai contoh penggunaan alat peraga, sebab alat peraga mempunyai peranan dan fungsi yang sangat penting, yaitu sebagai alat bantu untuk memperjelas suatu konsep, ide atau pengertian tertentu sehingga siswa tidak akan memiliki pemahaman yang besifat verbalisme ( Rustiyah 1986 : 61 )
Proses belajar mengajar dengan menggunakan alat peraga yang sesuai akan lebih berhasil dari pada tidak menggunkan alat peraga ( Subarjo dkk. 1989 : 273 )
Pengajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) pada tingkat Sekolah dasar bertujuan agar siswa memahami pengertian-pengertian dasar IPA dan saling berkaitan dengan kehidupan seharihari, serta memahami lingkungan alam, sehingga dengan melihat tujuan pengajaran IPA pada tingkat SD maka didalam menyampaikan materi IPA kepada siswa tentunya berbeda dengan materi pelajaran yang lain, misalnya : IPS, Matematika, Bahasa Indonesia atau lainnya, terutama didalam menggunakan media atau alat peraga.
Untuk melatih ketrampilan anak agar dapat berfikir secara kreatif dan inovatif melalui IPA merupakan latihan awal bagi anak untuk berfikir kritis dalam mengembangkan daya cipta dan minat siswa secara dini kepada alam sekitarnya.
Pentinganya peningkatan pengajaran IPA di amanatkan dam TAP MPR No.II/MPR/1998 tentang GBHN yang menyatakan antara lain bahwa dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan khususnya untuk memacu penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi perlu lebih disempurnakan dan ditingkatkan pengajaran IPA.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas jelas bahwa pengajaran IPA mendapat perhatian besar untuk semua jenjang pendidikan, khususnya pada tingkat Sekolah Dasar yang menjadi landasan begi pendidikan selanjutnya. Keberhasilan pengajaran IPA ditentukan olh beberapa hal antara lain, kemampuan siswa dan kemampuan guru itu sendiri di dalam melaksanakan proses belajar mengajar yang bermakna sesuai dengan tujuan pengajaran IPA yang terdapat dalam kurikulum.
1.
Rumusan Masalah
Guru sebagai faktor utama keberhasilan pengajaran dituntut kemampuannya untuk dapat menyampaikan bahan pelajaran kepada siswa dengan baik, untuk itu guru perlu mendapatkan pengetahuan tentang bahan pelajaran serta cara menggunakan alat peraga yang dapat digunakan dalam mengajarkan bahan pelajaran secara tepat.
Walaupun guru sudah mendapat pengetahuan tentang bahan pelajaran, kelengkapan alat peraga yang memadai akan tetapi dalam penggunaannya belum bisa secara optimal, sehingga hasilnya pun belum sesuai dengan apa yang diharapkan kita bersama. Hal ini keterbatasan waktu, biaya dan tenaga ditambah lagi dengan keengganan guru dalam menggunakan alat peraga.
Berdasarkan permasalahan tersebut di atas, maka masalah yang diteliti dan dikembangkan adalah :
1.
Bagaimana cara menyiapkan alat peraga ?
2.
Bagaimana cara menggunakan alat peraga IPA secara optimal ?
3.
Bagaimana cara untuk menghilangkan keengganan guru dalam menggunakan alat peraga ?
1.
Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.
Tujuan Peneliatian
1.
Untuk mengetahui seorang guru dalam menyiapkan alat peraga yang akan digunakan.
2.
Untuk mengetahui cara menggunakan alat peraga IPA.
3.
Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh penggunaan alat peraga IPA secara optimal terhadap keberhasilan prestasi belajar mata pelajaran IPA.
1.
Manfaat Penelitian
1.
Bagi guru untuk mendapatkan pengetahuan dan ketrampilan dalam menggunakan alat peraga IPA secara optimal.
2.
Bagi siswa untuk mendapatkan pemahaman secara kongkrit.
3.
Bagi peneliti, dapat mengembangkan dan menggunakan alat peraga IPA secara optimal.
4.
Bagi sekolah hasil penelitian tindakan kelas dapat dijadikan masukan untuk perbaikan-perbaikan pendidikan di masa mendatang.
LANDASAN PEMIKIRAN
Pada Bab II ini penulis akan menguraikan masalah-masalah yang berkaitan dengan kajian teori yaitu : Pengertian peraga IPA, manfaat alat peraga, macam-macam alat peraga IPA, kemudian baru menjelaskan tentang kerangka kerangka berfikir dan pengajuan hipotesis tindakan.
A. Pengertian Alat Peraga IPA
Sebelum penulis menguraikan pengertian tentang alat peraga IPA lebih dahulu akan diuraikan pengertian alat peraga secara umum.
1.
Pengertian alat peraga
1.
Alat peraga ialah alat bantu untuk mendidik atau mengajar supaya apa yang diajarkan mudah dimengerti anak didik (KBBI 1988 : 21)
2.
Alat peraga ialah alat yang digunakan untuk memberi bentuk atau rupa tentang suatu pengertian agar pengertian itu mudah ditangkap dan dipahami (Bagian Proyek Pendidikan Pancasila 1993 : 59)
3.
Alat peraga atau Media Pengajaran diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan, merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong proses belajar ( muhammad Ali 1992 : 89)
4.
Alat peraga atau Media Pendidikan dalah alat metode dan teknik yang digunakan dalam rangka meningkatkan efektifitas komunikasi dan interaksi educatif antara guru dan siswa dalam proses pendidikan dan pengajaran di sekolah (Rustiyah 1986 : 61)
Dari beberapa pengertian tentang alat peraga, maka penulis dapat mengambil suatu kesimpulan bahwa alat peraga ialah suatu alat yang digunakan untuk membantu dalam mendidik atau mengajar, sehingga materi yang diajarkan mudah dimengerti dan dipahami oleh anak didik secara efektif.
1.
Pengertian alat peraga IPA
Alat peraga IPA yaitu suatu alat yang digunakan untuk membantu dalam mengajar khusus mata pelajaran IPA sehingga apa yang diajarkan mudah dimengerti dan dipahami oleh anak didik.
B. Manfaat Alat Peraga
Menurut Roestiyah dalam bukunya Masalah-masalah ilmu keguruan mengemukakan bahwa manfaat alat peraga antara lain :
1.
Memperbesar atau meningkatkan perhatian siswa.
2.
Mencegah verbalisme
3.
Memberikan pengalaman yang nyata dan langsung.
4.
Membantu menumbuhkan pemikiranyang teratur dan sistematis.
5.
Mengembangkan sikap eksploratif.
6.
dapat berorientasi langsung dengan lingkungan dan dapat memberi kesatuan (kesamaan) dalam pengamatan.
7.
Membangkitkan motivasi kegiatan belajar dan memberikan pengalaman yang menyeluruh (Roestiyah 1986 : 64)
Menurut S. Nasution dalam bukunya Didaktik Asas-asas Mengajar mengemukakan bahwa manfaat alat peraga adalah sebagai berikut :
1.
Menambah kegiatan belajar siswa.
2.
Menghemat waktu belajar.
3.
Menyebabkan agar hasil belajar lebih permanen dan mantap
4.
Membantu anak-anak yang ketinggalan dalam pelajarannya
5.
Memberikan alasan yang wajar untuk belajar karena membangkitkan minat perhatian (motivasi) dan aktivitas pada siswa.
6.
Memberikan pemahaman yang lebih tepat dan jelas ( S.Nasution 1986 : 100)
C. Macam-macam Alat Peraga IPA
1. Anatomi tubuh / kerangka tubuh manusia
2. Mikroskop kecil
3. Termometer, anemometer, dinamometer
4. barometer
5. Laboratorium mini
6. Buku Paket lengkap
7. Macam gelas ukuran
8. Macam timbangan
9. Alat-alat elektro, solder, multi test.
10. Petunjuk dasar praktek elektronika
11. macam-,acam magnet
12 dll.
Dengan memahami pengertian alat peraga, manfaat alat peraga dan macam-macam alat peraga, khususnya yang berkaitan dengan mata pelajaran IPA dirasa sangat penting dalam proses belajar mengajar, oleh karena itu seorang guru haruslah :
1.
Mengerti secara mendalam tentang fungsi alat peraga
2.
Menguasai penggunaan alat peraga secara tepat dalam interaksi belajar mengajar
3.
Dapat membuat alat peraga secara murah dan sederhana
4.
Dapat memilih alat peraga yang tepat, sesuai dengan tujuan dan pelajaran yang diajarkan
5.
dapat memelihara/mengelola alat peraga dan menilai baik buruknya
6.
Dapat mengembangkan alat peraga
Berdasarkan kerangka teoritik maka dapat dirumuskan sebuah hipotesa yaitu :
"Dengan menggunakan alat peraga IPA secara optimal, akan berpengarush terhadap keberhasilan prestasi belajar mata pelajaran IPA".
DAFTAR PUSTAKA
Roetiyah, 1986, Masalah-masalah Ilmu Keguruan, Jakarta, Bina Aksara
Nasution, S. 1986, Didaktik Asas-Asas Mengajar, Bandung, Jemars.
Ali, Muhammad, 1992, Guru Dalam Proses Belajar Mengajar, Bandung, Sinar Baru
Ditulis ulang oleh : Balchi, S.Pd.
Selasa, 15 Februari 2011
TENTANG HIPNOTIS
MasterHipnotis.net adalah sebuah situs yang memberikan pelatihan hipnotis jarak jauh melalui media Modul dan VCD Belajar Hipnotis yang kami sediakan serta bimbingan kami hingga Anda dapat melakukan hipnotis kepada orang lain. Situs MasterHipnotis.net telah hadir di internet sejak lebih dari 2 tahun lalu melalui forum-forum dan website-website gratisan di internet, sejak bulan Juni 2009 kami beralih untuk membuat website kami sendiri yang beralamat di www.masterhipnotis.net agar dapat melayani para pemesan dengan lebih baik.
Melalui website MasterHipnotis.net kami akan memberikan penjelasan singkat mengenai Ilmu Hipnotis yang fenomenal di negeri ini, luangkan waktu Anda sekitar 10-15 menit untuk membaca penjelasan tentang hipnotis di website MasterHipnotis.net… Kami Ucapkan Selamat Membaca… :)
I. TENTANG HIPNOTIS
Mempelajari hypnosis atau yang biasa dikenal dengan hipnotis sangatlah MUDAH dan SEDERHANA, hanya saja banyak masyarakat belum mengetahui bagaimana cara mempelajarinya, selama ini masyarakat mengira bahwa ‘ilmu hipnotis’ adalah ilmu mistik, rekayasa jin atau makhluk halus, menggunakan ritual, jimat dsb, Padahal hipnotis adalah ILMU RASIONAL yang dapat dijelaskan secara ILMIAH dan KEDOKTERAN.
Hipnotis tradisional, seperti contohnya gendam (mempengaruhi seseorang dengan do’a atau mantra tertentu) telah dikenal sejak ribuan tahun silam oleh berbagai bangsa di dunia, tetapi hipnotis modern (tanpa mistis) mulai diekploitasi oleh Dr. Franz Anton Mesmer pada sekitar abad 18 dan dilanjutkan oleh para ilmuan lainnya termasuk Sigmun Freud yang dikenal sebagai salah satu tokoh peletak dasar ilmu kejiwaan, dan hipnotis menemukan formatnya sebagai ilmu pengetahuan terutama setelah proses penelitian dan pengembangan yang dilakukan oleh Dr. Milton Erickson sebagai salah satu tokoh hipnotis modern.
Pada saat ini hipnotis telah diaplikasikan di berbagai bidang baik secara langsung maupun tidak langsung. Sebagai aplikasi langsung, maka dikenal beberapa aplikasi hipnotis, antara lain Clinical Hypnotherapy (Hipnoterapi), Medical Hypnosis, Forensic Hypnosis, Stage Hypnosis, Metaphysical Hypnosis dsb. Hipnotis tidak hanya menarik untuk dipelajari oleh mereka yang ingin mengaplikasikan hipnotis secara langsung, tetapi juga bagi mereka yang ingin mengetahui betapa luasnya dan uniknya area Sub-Conscious (bawah sadar) sebagai suatu area yang memiliki kemampuan untuk mengendalikan area Conscious (kesadaran normal).
Pemahaman terhadap area Sub-Conscious pada manusia sangat membantu bidang-bidang lainnya, terutama bidang-bidang yang dominan dengan unsur hubungan antar manusia, misalnya: marketing, public relation, personalia, advertising, pendidikan, pengobatan dsb. Walaupun memiliki fenomena yang terlihat ajaib, akan tetapi hipnotis bukanlah magic atau mistik. Hipnotis lebih mendekati seni sugesti atau seni komunikasi yang dapat dipelajari oleh SIAPA SAJA TERMASUK ANDA!
Melalui website MasterHipnotis.net kami akan memberikan penjelasan singkat mengenai Ilmu Hipnotis yang fenomenal di negeri ini, luangkan waktu Anda sekitar 10-15 menit untuk membaca penjelasan tentang hipnotis di website MasterHipnotis.net… Kami Ucapkan Selamat Membaca… :)
I. TENTANG HIPNOTIS
Mempelajari hypnosis atau yang biasa dikenal dengan hipnotis sangatlah MUDAH dan SEDERHANA, hanya saja banyak masyarakat belum mengetahui bagaimana cara mempelajarinya, selama ini masyarakat mengira bahwa ‘ilmu hipnotis’ adalah ilmu mistik, rekayasa jin atau makhluk halus, menggunakan ritual, jimat dsb, Padahal hipnotis adalah ILMU RASIONAL yang dapat dijelaskan secara ILMIAH dan KEDOKTERAN.
Hipnotis tradisional, seperti contohnya gendam (mempengaruhi seseorang dengan do’a atau mantra tertentu) telah dikenal sejak ribuan tahun silam oleh berbagai bangsa di dunia, tetapi hipnotis modern (tanpa mistis) mulai diekploitasi oleh Dr. Franz Anton Mesmer pada sekitar abad 18 dan dilanjutkan oleh para ilmuan lainnya termasuk Sigmun Freud yang dikenal sebagai salah satu tokoh peletak dasar ilmu kejiwaan, dan hipnotis menemukan formatnya sebagai ilmu pengetahuan terutama setelah proses penelitian dan pengembangan yang dilakukan oleh Dr. Milton Erickson sebagai salah satu tokoh hipnotis modern.
Pada saat ini hipnotis telah diaplikasikan di berbagai bidang baik secara langsung maupun tidak langsung. Sebagai aplikasi langsung, maka dikenal beberapa aplikasi hipnotis, antara lain Clinical Hypnotherapy (Hipnoterapi), Medical Hypnosis, Forensic Hypnosis, Stage Hypnosis, Metaphysical Hypnosis dsb. Hipnotis tidak hanya menarik untuk dipelajari oleh mereka yang ingin mengaplikasikan hipnotis secara langsung, tetapi juga bagi mereka yang ingin mengetahui betapa luasnya dan uniknya area Sub-Conscious (bawah sadar) sebagai suatu area yang memiliki kemampuan untuk mengendalikan area Conscious (kesadaran normal).
Pemahaman terhadap area Sub-Conscious pada manusia sangat membantu bidang-bidang lainnya, terutama bidang-bidang yang dominan dengan unsur hubungan antar manusia, misalnya: marketing, public relation, personalia, advertising, pendidikan, pengobatan dsb. Walaupun memiliki fenomena yang terlihat ajaib, akan tetapi hipnotis bukanlah magic atau mistik. Hipnotis lebih mendekati seni sugesti atau seni komunikasi yang dapat dipelajari oleh SIAPA SAJA TERMASUK ANDA!
INTERNET DAN MANFAATNYA
Internet dan manfaat nya
Internet adalah jaringan informasi komputer mancanegara yang berkembang sangat pesat dan pada saat ini dapat dikatakan sebagai jaringan informasi terbesar di dunia, sehingga sudah seharusnya para profesional mengenal manfaat apa yang dapat diperoleh melalui jaringan ini.
Latar Belakang InternetCikal bakal dari Internet adalah ARPANET.
Manfaat Internet
Banyak manfaat yang menguntungkan yang didapatkan dari Internet baik dalam bidang bisnis, akademis, pemerintahan, organisasi dan lain-lain.
1. Gudang Informasi
Dengan adanya Internet, dunia ilmu pengetahuan semakin terbuka bagi kita, penyebaran informasipun semakin cepat, segala informasi di belahan dunia manapun dapat diperoleh dalam sekejap. Informasi yang tadinya sulit diperoleh, saat ini sudah bukan sesuatu yang sulit lagi. Ini semua dimungkinkan dengan adanya fasilitas Searh Engines, atau mesin pencari dalam dunia Internet, yang artinya adalah pencarian segala informasi yang kita perlukan, yang bisa saja berupa data, file, gambar, musik, maupun film.
Search engine adalah suatu Web khusus yang menyediakan pelayanan untuk mengorganisasi, menyusun Index berdasarkan kategori, dari beberapa Website yang telah mendaftarkan site-nya, serta memberikan rate berdasar dari seringnya site tersebut dikunjungi. Hal tersebut akan sangat membantu kita untuk menemukan halaman web yang kita butuhkan, cukup hanya dengan mengetikkan kata kunci pada form yang telah disediakan.
Search engine yang biasanya digunakan adalah http://www.yahoo.com, http://www.msn.com, dan http://www.yahoo.com
2. Berbelanja Online
Berbelanja dan membeli sesuatu secara instan, saat ini sangat mungkin dilakukan di Internet karena sekarang telah banyak halaman-halaman Web yang ditujukan untuk aktivitas ini, ibarat toko-toko on-line di Internet. Kita tinggal memilih produk atau jasa yang tersedia dan membayarnya secara on-line via kartu kredit, dan esoknya produk atau jasa tersebut sudah dapat hadir di depan pintu rumah kita. Ada beberapa sites yang layak dicoba untuk memulai belanja secara on-line, antara lain adalah :
http://www.fastncheap.com yang menyediakan layanan pembelian komputer secara Online
http://www.glodokshop.com yang menyediakan layanan pembelian komputer secara Online
http://www.bekas.com yang menyediakan layanan pengiklanan penjualan barang-barang, mulai dari rumah hingga Komputer.
http://plaza.msn.com yang menyediakan layanan belanja on-line untuk buku-buku, cassette, CD dan VCD, pakaian dan asesorisnya, komputer dan barang-barang elektronik, dan sebagainya.
http://www.amazon.com yang menyediakan pembelian buku secara online.
3. Berita-berita
Sekarang tidak lagi membutuhkan waktu menunggu hingga pagi, hanya untuk membaca berita, banyak sudah halaman-halaman Web yang menyediakan berita-berita dunia secara up-to-date dan selalu diperbaharui dari waktu ke waktu sesuai perkembangan berita yang ada. Berita-berita yang tersaji dalam halaman-halaman Web tersebut pun terbilang lengkap, mulai dari berit-berita olahraga, politik, keuangan, cuaca dan sebagainya. Site-site menarik tersebut antara lain :
http://www.detik.com, Web Site berita yang mengupdate beritanya setiap beberapa menit, menyajikan berita-berita aktual ditanah air.
http://www.jawapos.co.id, Merupakan Official website dari koran Jawa Pos.
http://www.kompas.com, Merupakan Official website dari koran Jawa Pos.
MSNBC http://www.msnbc.com, Sebagai salah satu site terpopuler tentang berita-berita diseluruh dunia.
Untuk mengetahui berita cuaca seluruh dunia, kita dapat membuka site The Weather Channel (http://www.weather.com), disamping berita tentang cuaca dunia, disini pun dapat memperoleh peta-peta khusus daerah atau negara AS.
SPN Sportszone (htttp://espn.sportszone.com) yang menyajikan berita seputaran olah raga di seluruh dunia, lengkap dengan score-score yang up to date untuk pertandingan sepak bola dunia, misalnya.
4. Perpustakaan
Selain hal-hal tersebut diatas, Internet juga menyediakan fasilitas Perpustaakan Online, yang berupa kumpulan-kumpulan Web sites dari perpustakaan kelas dunia. Dalam Site ini kita dapat memperoleh buku-buku yang dapat kita baca secara online maupun offline (setelah kita download terlebih dulu) secara gratis, buku-buku tersebut mulai dari ensiklopedia, Novel, Iptek, dan sebagainya. Tentunya tidak semua buku yang kita inginkan tersedia secara gratis, ada beberapa yang harus kita beli secara online yang biasanya transaksi tersebut dalam bentuk transaksi kartu kredit. Berikut ini adalah beberapa Web sites penyedia Perpustakaan Online tersebut :
(http://onlinebooks.library.upenn.edu/ )
(http://perpustakan-online.blogspot.com)
5. Pendidikan
Salah satu website yang ada di Internet yang dapat membantu kita mengembangkan Ilmu Pengetahuan dan Pendidikan kita adalah Website yang mengkhususkan pada Informasi seputar Pendidikan. Salah satunya adalah website dengan alamat: www.apasich.com. Website ini bermuatan lokal dan mencakup seluruh informasi, data serta statistik yang sangat dibutuhkan dalam perkembangan dunia Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan di Tanah Air kita.
Secara umum ada banyak manfaat yang dapat diperoleh apabila seseorang
mempunyai akses ke internet .Berikut ini sebagian dari apa yang
tersedia di internet: 1. Informasi untuk kehidupan pribadi :kesehatan,
rekreasi, hobby, pengembangan pribadi, rohani, sosial. 2. Informasi
untuk kehidupan profesional/pekerja :sains, teknologi, perdagangan,
saham, komoditas, berita bisnis, asosiasi profesi, asosiasi bisnis,
berbagai forum komunikasi.
Satu hal yang paling menarik ialah keanggotaan internet tidak mengenal
batas negara, ras, kelas ekonomi, ideologi atau faktor faktor lain
yang biasanya dapat menghambat pertukaran pikiran. Internet adalah
suatu komunitas dunia yang sifatnya sangat demokratis serta memiliki
kode etik yang dihormati segenap anggotanya. Manfaat internet terutama
diperoleh melalui kerjasama antar pribadi atau kelompok tanpa mengenal
batas jarak dan waktu.
Untuk lebih meningkatkan kualitas sumber daya manusia di Indonesia,
sudah waktunya para profesional Indonesia memanfaatkan jaringan
internet dan menjadi bagian dari masyarakat informasi dunia.
www.litbang.depkes.go.id/tik/media/Pengantar_WWW.doc
Manfaat Internet
Dengan adanya Internet memungkinkan terjadinya komunikasi yang super cepat antara suatu pihak dengan pihak lainnya, tanpa mengenal batasan ruang dan waktu. Hal ini dimungkinkan karena jangkauan Internet yang telah meng-global. Asal kita mengetahui alamat seseorang atau suatu lembaga di Internet, kita dapat mengirim informasi kapan saja dan kemana saja di seluruh dunia dalam waktu yang sangat singkat dan cara yang sangat mudah.
Melalui Internet kita dapat melakukan suatu konferensi (conference) dengan berbagai pihak di mana pun mereka berada. Kita bahkan dapat mengerjakan suatu pekerjaan secara bersamaan melalui Internet.
Implikasi IT dan Internet
Di luar negeri, khususnya di Amerika Serikat, IT dan Internet sudah betul-betul merasuk ke dalam kehidupan sehari-hari. Dalam berbagai hal dapat kita lihat implikasinya. Berbagai dokumen dapat kita baca untuk melihat hal ini. Tulisan ini hanya membahas implikasi dalam bidang Pendidikan, Bisnis, dan Pemerintahan saja.
Implikasi di bidang Pendidikan
Sejarah IT dan Internet tidak dapat dilepaskan dari bidang pendidikan. Internet di Amerika mulai tumbuh dari lingkungan akademis (NSFNET), seperti diceritakan dalam buku “Nerds 2.0.1”. Demikian pula Internet di Indonesia mulai tumbuh dilingkungan akademis (di UI dan ITB), meskipun cerita yang seru justru muncul di bidang bisnis. Mungkin perlu diperbanyak cerita tentang manfaat Internet bagi bidang pendidikan.
Adanya Internet membuka sumber informasi yang tadinya susah diakses. Akses terhadap sumber informasi bukan menjadi malasah lagi. Perpustakaan merupakan salah satu sumber informasi yang mahal harganya. (Berapa banyak perpustakaan di Indonesia, dan bagaimana kualitasnya?.) Adanya Internet memungkinkan seseorang di Indonesia untuk mengakses perpustakaan di Amerika Serikat. Mekanisme akses perpustakaan dapat dilakukan dengan menggunakan program khusus (biasanya menggunakan standar Z39.50, seperti WAIS (Wide Area Information System)), aplikasi telnet (seperti pada aplikasi hytelnet (http://www.lights.com/hytelnet/sites1.html)) atau melalui web browser (Netscape dan Internet Explorer). Sudah banyak cerita tentang pertolongan Internet dalam penelitian, tugas akhir. Tukar menukar informasi atau tanya jawab dengan pakar dapat dilakukan melalui Internet. Tanpa adanya Internet banyak tugas akhir dan thesis yang mungkin membutuhkan waktu yang lebih banyak untuk diselesaikan.
Kerjasama antar pakar dan juga dengan mahasiswa yang letaknya berjauhan secara fisik dapat dilakukan dengan lebih mudah. Dahulu, seseorang harus berkelana atau berjalan jauh untuk menemui seorang pakar untuk mendiskusikan sebuah masalah. Saat ini hal ini dapat dilakukan dari rumah dengan mengirimkan email. Makalah dan penelitian dapat dilakukan dengan saling tukar menukar data melalui Internet, via email, ataupun dengan menggunakan mekanisme file sharring. Bayangkan apabila seorang mahasiswa di Irian dapat berdiskusi masalah kedokteran dengan seoran pakar di universitas terkemuka di pulau Jawa. Mahasiswa dimanapun di Indonesia dapat mengakses pakar atau dosen yang terbaik di Indonesia dan bahkan di dunia. Batasan geografis bukan menjadi masalah lagi.
Sharring information juga sangat dibutuhkan dalam bidang penelitian agar penelitian tidak berulang (reinvent the wheel). Hasil-hasil penelitian di perguruan tinggi dan lembaga penelitian dapat digunakan bersama-sama sehingga mempercepat proses pengembangan ilmu dan teknologi.
Distance learning dan virtual university merupakan sebuah aplikasi baru bagi Internet. Bahkan tak kurang pakar ekonomi Peter Drucker mengatakan bahwa “Triggered by the Internet, continuing adult education may wll become our greatest growth industry”. (Lihat artikel majalah Forbes 15 Mei 2000.) Virtual university memiliki karakteristik yang scalable, yaitu dapat menyediakan pendidikan yang diakses oleh orang banyak. Jika pendidikan hanya dilakukan dalam kelas biasa, berapa jumlah orang yang dapat ikut serta dalam satu kelas? Jumlah peserta mungkin hanya dapat diisi 50 orang. Virtual university dapat diakses oleh siapa saja, darimana saja.
Bagi Indonesia, manfaat-manfaat yang disebutkan di atas sudah dapat menjadi alasan yang kuat untuk menjadikan Internet sebagai infrastruktur bidang pendidikan. Untuk merangkumkan manfaat Internet bagi bidang pendidikan di Indonesia:
• Akses ke perpustakaan;
• Akses ke pakar;
• Menyediakan fasilitas kerjasama.
Inisiaif-inisiatif penggunaan IT dan Internet di bidang pendidikan di Indonesia sudah mulai bermunculan. Salah satu inisiatif yang sekarang sedang giat kami lakukan adalah program “Sekolah 2000”, dimana ditargetkan sejumlah sekolah (khususnya SMU dan SMK) terhubung ke Internet pada tahun 2000 ini. (Informasi mengenai program Sekolah 2000 ini dapat diperoleh dari situs Sekolah 2000 di http://www.sekolah2000.or.id) Inisiatif seperti ini perlu mendapat dukungan dari kita semua. Ingat, ini masa depan anak cucu kita semua.
Implikasi di Bidang Bisnis
Berita atau informasi manfaat IT dan Internet di bidang bisnis nampaknya sudah sedemikian banyak sehingga jika dituliskan akan menjadi sebuah buku. Perlu diingat bahwa IT dapat dijadikan produk atau dapat digunakan sebagai alat (tools). Jadi sebuah perusahaan dapat menghasilkan produk IT atau dapat menggunakan IT untuk menghasilkan produk atau layanannya. Untuk yang terakhir ini, IT dijadikan sebagai tools, bukan sebagai end product.
Adanya Internet mendobrak batasan ruang dan waktu. Sebuah perusahaan di Indonesia memiliki kesempatan yang sama untuk mengakses pasar Amerika dibandingkan dengan perusahaan di Eropa, atau bahkan dengan perusahaan di Amerika. Dahulu hal ini mungkin akan sulit dilakukan karena perusahaan lokal akan memiliki akses yang lebih mudah kepada pasar lokalnya. Perlu diingat, hal yang sebaliknya (perusahaan luar mengakses pasar Indonesia) dapat juga dilakukan dengan mudah. Jika hal ini tidak mendapat perhatian, maka pasar dalam negeri kita akan dijarah oleh perusahaan asing.
IT dan Internet dipercaya menjadi salah satu penopang ekonomi Amerika Serikat. Demikian percayanya mereka kepada hal ini sehingga pemerintah Amerika sangat bersungguh-sungguh untuk menjaga dominasi mereka dalam hal ini. Berbagai inisiatif dilaksanakan oleh pemerintah Amerika Serikat seperti dapat dilihat pada dokumen-dokumen yang dapat diperoleh di Web site mereka:
• “Digital Economy 2000” (diperoleh dari http://www.ecommerce.gov)
Ekonomi yang berbasis kepada IT dan Internet ini bahkan memiliki nama sendiri: New Digital Networked Economy. Dalam ekonomi baru ini banyak kaidah ekonomi lama (old economy) yang dijungkirbalikkan. Pasar modal seperti NASDAQ yang didominasi oleh saham perusahaan yang berbasis teknologi ramai diburu dan dimonitor oleh pelaku bisnis. Saham-saham perusahaan teknologi, terutama yang berbasis IT dan Internet, dicari-cari oleh orang meskipun perusahaan tersebut masih dalam keadaan merugi. Ini berbeda dengan kaidah old economy. Apakah ini sehat atau tidak, banyak sudah kajian tentang hal ini. Ada yang mengatakannya sebagai bubble economy [Lihat refrensi “Internet Bubble”]. Point yang ingin disampaikan adalah ini ekonomi baru yang mesti kita simak dan kaji dengan seksama.
Di dalam industri software telah terjadi sebuah perubahan filosofi. Source code program yang semula dijaga kerahasiaannya sekarang dibuka dan dapat dibaca oleh siapa saja. Bagaimana perusahaan bisa menjual produk softwarenya? Perubahan filosofi ini dituangkan dalam sebuah model yang disebut model “Bazaar” dengan implementasi yang disebut “open source”. Contoh keberhasilan pendekatan ini adalah adanya operating system Linux yang gratis dan perusahaan Redhat yang mengkomersialkan produk Linux tersebut. (Diskusi lengkap mengenai filosofi ini dapat dilihat pada buku Eric Raymond, pada bagian “bahan bacaan”.)
Hilangnya batasan ruang dan waktu dengan adanya Internet membuka peluang baru untuk melakukan pekerjaan dari jarak jauh. Istilah teleworker atau teleworking mulai muncul. Seorang pekerja dapat melakukan pekerjaannya dari rumah tanpa perlu pusing dengan masalah lalulintas.
Kesemua hal di atas menunjukkan adanya peluang-peluang baru di dalam bisnis dengan adanya IT dan Internet.
Di Indonesia ada berbagai inisiatif untuk menumbuhkan bisnis dan industri IT & Internet seperti program Nusantara 21, program Telematikan Indonesia, dan program Bandung High-Tech Valley (BHTV= http://indonesia.elga.net.id/bhtv). Kesemuanya ini diharapkan dapat memacu Indonesia sehingga tidak tertinggal di dalam dunia IT dan Internet.
Implikasi di Bidang Pemerintahan
Implikasi IT dan Internet kepada bidang Pemerintahan agar kurang banyak dibahas, meskipun istilah e-government sering muncul dalam tulisan dan pemberitaan. IT dan Internet memaksa pemerintah untuk menjalankan pemerintahan dengan transparan. Pejabat-pejabat harus dapat dihubungi melalaui e-mail. Birokrasi untuk melakukan pelaporan dapat dikikis dengan menggunakan Internet.
Aplikasi IT yang berhubungan dengan pemerintahaan adalah aplikasi yang dapat mendekatkan pejabat dengan rakyatnya. Town house meeting dapat dilaksanakan melalui teleconferencing. Demonstrasi dari mahasiswa dan rakyat dapat dikurangi atau bahkan dihindari bila mereka dapat melakukan dialog (baik secara tatap mata maupun secara elektronik) dengan para pejabat. Mengapa tidak menggunakan teleconferencing dimana rakyat langsung dapat menghadap dan berdialog dengan pejabat, meskipun letak fisik diantara keduanya cukup jauh?
Di Indonesia, IT sebetulnya sudah lama digunakan di bidang pemerintahaan. Penggunaan Internet juga sudah dimulai dengan adanya aplikasi “RI-NET” sebagai salah satu aplikasi pemacu program Telematika Indonesia. Aplikasi RI-NET ini memberikan akses email kepada para pejabat, memberikan layanan web (homepage) yang dapat diakses di http://www.ri.go.id, memberikan layanan pertukaran informasi multimedia, dan di kemudian hari akan memiliki aplikasi Decission Support System.
Salah satu contoh aplikasi lain adalah penggunaan web untuk menampilkan hasil pemilu yang baru lalu. Pengguna Internet di mana saja dapat melihat hasil pemilu secara on-line dan real-time di http://www.kpu.go.id dan http://www.hasilpemilu99.or.id. Hal ini memberikan keterbukaan (transparansi) pada proses pemilu. Hasilnya dapat kita lihat bahwa tidak banyak orang yang mengeluhkan masalah hasil pemilu yang baru lalu.
Internet adalah jaringan informasi komputer mancanegara yang berkembang sangat pesat dan pada saat ini dapat dikatakan sebagai jaringan informasi terbesar di dunia, sehingga sudah seharusnya para profesional mengenal manfaat apa yang dapat diperoleh melalui jaringan ini.
Latar Belakang InternetCikal bakal dari Internet adalah ARPANET.
Manfaat Internet
Banyak manfaat yang menguntungkan yang didapatkan dari Internet baik dalam bidang bisnis, akademis, pemerintahan, organisasi dan lain-lain.
1. Gudang Informasi
Dengan adanya Internet, dunia ilmu pengetahuan semakin terbuka bagi kita, penyebaran informasipun semakin cepat, segala informasi di belahan dunia manapun dapat diperoleh dalam sekejap. Informasi yang tadinya sulit diperoleh, saat ini sudah bukan sesuatu yang sulit lagi. Ini semua dimungkinkan dengan adanya fasilitas Searh Engines, atau mesin pencari dalam dunia Internet, yang artinya adalah pencarian segala informasi yang kita perlukan, yang bisa saja berupa data, file, gambar, musik, maupun film.
Search engine adalah suatu Web khusus yang menyediakan pelayanan untuk mengorganisasi, menyusun Index berdasarkan kategori, dari beberapa Website yang telah mendaftarkan site-nya, serta memberikan rate berdasar dari seringnya site tersebut dikunjungi. Hal tersebut akan sangat membantu kita untuk menemukan halaman web yang kita butuhkan, cukup hanya dengan mengetikkan kata kunci pada form yang telah disediakan.
Search engine yang biasanya digunakan adalah http://www.yahoo.com, http://www.msn.com, dan http://www.yahoo.com
2. Berbelanja Online
Berbelanja dan membeli sesuatu secara instan, saat ini sangat mungkin dilakukan di Internet karena sekarang telah banyak halaman-halaman Web yang ditujukan untuk aktivitas ini, ibarat toko-toko on-line di Internet. Kita tinggal memilih produk atau jasa yang tersedia dan membayarnya secara on-line via kartu kredit, dan esoknya produk atau jasa tersebut sudah dapat hadir di depan pintu rumah kita. Ada beberapa sites yang layak dicoba untuk memulai belanja secara on-line, antara lain adalah :
http://www.fastncheap.com yang menyediakan layanan pembelian komputer secara Online
http://www.glodokshop.com yang menyediakan layanan pembelian komputer secara Online
http://www.bekas.com yang menyediakan layanan pengiklanan penjualan barang-barang, mulai dari rumah hingga Komputer.
http://plaza.msn.com yang menyediakan layanan belanja on-line untuk buku-buku, cassette, CD dan VCD, pakaian dan asesorisnya, komputer dan barang-barang elektronik, dan sebagainya.
http://www.amazon.com yang menyediakan pembelian buku secara online.
3. Berita-berita
Sekarang tidak lagi membutuhkan waktu menunggu hingga pagi, hanya untuk membaca berita, banyak sudah halaman-halaman Web yang menyediakan berita-berita dunia secara up-to-date dan selalu diperbaharui dari waktu ke waktu sesuai perkembangan berita yang ada. Berita-berita yang tersaji dalam halaman-halaman Web tersebut pun terbilang lengkap, mulai dari berit-berita olahraga, politik, keuangan, cuaca dan sebagainya. Site-site menarik tersebut antara lain :
http://www.detik.com, Web Site berita yang mengupdate beritanya setiap beberapa menit, menyajikan berita-berita aktual ditanah air.
http://www.jawapos.co.id, Merupakan Official website dari koran Jawa Pos.
http://www.kompas.com, Merupakan Official website dari koran Jawa Pos.
MSNBC http://www.msnbc.com, Sebagai salah satu site terpopuler tentang berita-berita diseluruh dunia.
Untuk mengetahui berita cuaca seluruh dunia, kita dapat membuka site The Weather Channel (http://www.weather.com), disamping berita tentang cuaca dunia, disini pun dapat memperoleh peta-peta khusus daerah atau negara AS.
SPN Sportszone (htttp://espn.sportszone.com) yang menyajikan berita seputaran olah raga di seluruh dunia, lengkap dengan score-score yang up to date untuk pertandingan sepak bola dunia, misalnya.
4. Perpustakaan
Selain hal-hal tersebut diatas, Internet juga menyediakan fasilitas Perpustaakan Online, yang berupa kumpulan-kumpulan Web sites dari perpustakaan kelas dunia. Dalam Site ini kita dapat memperoleh buku-buku yang dapat kita baca secara online maupun offline (setelah kita download terlebih dulu) secara gratis, buku-buku tersebut mulai dari ensiklopedia, Novel, Iptek, dan sebagainya. Tentunya tidak semua buku yang kita inginkan tersedia secara gratis, ada beberapa yang harus kita beli secara online yang biasanya transaksi tersebut dalam bentuk transaksi kartu kredit. Berikut ini adalah beberapa Web sites penyedia Perpustakaan Online tersebut :
(http://onlinebooks.library.upenn.edu/ )
(http://perpustakan-online.blogspot.com)
5. Pendidikan
Salah satu website yang ada di Internet yang dapat membantu kita mengembangkan Ilmu Pengetahuan dan Pendidikan kita adalah Website yang mengkhususkan pada Informasi seputar Pendidikan. Salah satunya adalah website dengan alamat: www.apasich.com. Website ini bermuatan lokal dan mencakup seluruh informasi, data serta statistik yang sangat dibutuhkan dalam perkembangan dunia Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan di Tanah Air kita.
Secara umum ada banyak manfaat yang dapat diperoleh apabila seseorang
mempunyai akses ke internet .Berikut ini sebagian dari apa yang
tersedia di internet: 1. Informasi untuk kehidupan pribadi :kesehatan,
rekreasi, hobby, pengembangan pribadi, rohani, sosial. 2. Informasi
untuk kehidupan profesional/pekerja :sains, teknologi, perdagangan,
saham, komoditas, berita bisnis, asosiasi profesi, asosiasi bisnis,
berbagai forum komunikasi.
Satu hal yang paling menarik ialah keanggotaan internet tidak mengenal
batas negara, ras, kelas ekonomi, ideologi atau faktor faktor lain
yang biasanya dapat menghambat pertukaran pikiran. Internet adalah
suatu komunitas dunia yang sifatnya sangat demokratis serta memiliki
kode etik yang dihormati segenap anggotanya. Manfaat internet terutama
diperoleh melalui kerjasama antar pribadi atau kelompok tanpa mengenal
batas jarak dan waktu.
Untuk lebih meningkatkan kualitas sumber daya manusia di Indonesia,
sudah waktunya para profesional Indonesia memanfaatkan jaringan
internet dan menjadi bagian dari masyarakat informasi dunia.
www.litbang.depkes.go.id/tik/media/Pengantar_WWW.doc
Manfaat Internet
Dengan adanya Internet memungkinkan terjadinya komunikasi yang super cepat antara suatu pihak dengan pihak lainnya, tanpa mengenal batasan ruang dan waktu. Hal ini dimungkinkan karena jangkauan Internet yang telah meng-global. Asal kita mengetahui alamat seseorang atau suatu lembaga di Internet, kita dapat mengirim informasi kapan saja dan kemana saja di seluruh dunia dalam waktu yang sangat singkat dan cara yang sangat mudah.
Melalui Internet kita dapat melakukan suatu konferensi (conference) dengan berbagai pihak di mana pun mereka berada. Kita bahkan dapat mengerjakan suatu pekerjaan secara bersamaan melalui Internet.
Implikasi IT dan Internet
Di luar negeri, khususnya di Amerika Serikat, IT dan Internet sudah betul-betul merasuk ke dalam kehidupan sehari-hari. Dalam berbagai hal dapat kita lihat implikasinya. Berbagai dokumen dapat kita baca untuk melihat hal ini. Tulisan ini hanya membahas implikasi dalam bidang Pendidikan, Bisnis, dan Pemerintahan saja.
Implikasi di bidang Pendidikan
Sejarah IT dan Internet tidak dapat dilepaskan dari bidang pendidikan. Internet di Amerika mulai tumbuh dari lingkungan akademis (NSFNET), seperti diceritakan dalam buku “Nerds 2.0.1”. Demikian pula Internet di Indonesia mulai tumbuh dilingkungan akademis (di UI dan ITB), meskipun cerita yang seru justru muncul di bidang bisnis. Mungkin perlu diperbanyak cerita tentang manfaat Internet bagi bidang pendidikan.
Adanya Internet membuka sumber informasi yang tadinya susah diakses. Akses terhadap sumber informasi bukan menjadi malasah lagi. Perpustakaan merupakan salah satu sumber informasi yang mahal harganya. (Berapa banyak perpustakaan di Indonesia, dan bagaimana kualitasnya?.) Adanya Internet memungkinkan seseorang di Indonesia untuk mengakses perpustakaan di Amerika Serikat. Mekanisme akses perpustakaan dapat dilakukan dengan menggunakan program khusus (biasanya menggunakan standar Z39.50, seperti WAIS (Wide Area Information System)), aplikasi telnet (seperti pada aplikasi hytelnet (http://www.lights.com/hytelnet/sites1.html)) atau melalui web browser (Netscape dan Internet Explorer). Sudah banyak cerita tentang pertolongan Internet dalam penelitian, tugas akhir. Tukar menukar informasi atau tanya jawab dengan pakar dapat dilakukan melalui Internet. Tanpa adanya Internet banyak tugas akhir dan thesis yang mungkin membutuhkan waktu yang lebih banyak untuk diselesaikan.
Kerjasama antar pakar dan juga dengan mahasiswa yang letaknya berjauhan secara fisik dapat dilakukan dengan lebih mudah. Dahulu, seseorang harus berkelana atau berjalan jauh untuk menemui seorang pakar untuk mendiskusikan sebuah masalah. Saat ini hal ini dapat dilakukan dari rumah dengan mengirimkan email. Makalah dan penelitian dapat dilakukan dengan saling tukar menukar data melalui Internet, via email, ataupun dengan menggunakan mekanisme file sharring. Bayangkan apabila seorang mahasiswa di Irian dapat berdiskusi masalah kedokteran dengan seoran pakar di universitas terkemuka di pulau Jawa. Mahasiswa dimanapun di Indonesia dapat mengakses pakar atau dosen yang terbaik di Indonesia dan bahkan di dunia. Batasan geografis bukan menjadi masalah lagi.
Sharring information juga sangat dibutuhkan dalam bidang penelitian agar penelitian tidak berulang (reinvent the wheel). Hasil-hasil penelitian di perguruan tinggi dan lembaga penelitian dapat digunakan bersama-sama sehingga mempercepat proses pengembangan ilmu dan teknologi.
Distance learning dan virtual university merupakan sebuah aplikasi baru bagi Internet. Bahkan tak kurang pakar ekonomi Peter Drucker mengatakan bahwa “Triggered by the Internet, continuing adult education may wll become our greatest growth industry”. (Lihat artikel majalah Forbes 15 Mei 2000.) Virtual university memiliki karakteristik yang scalable, yaitu dapat menyediakan pendidikan yang diakses oleh orang banyak. Jika pendidikan hanya dilakukan dalam kelas biasa, berapa jumlah orang yang dapat ikut serta dalam satu kelas? Jumlah peserta mungkin hanya dapat diisi 50 orang. Virtual university dapat diakses oleh siapa saja, darimana saja.
Bagi Indonesia, manfaat-manfaat yang disebutkan di atas sudah dapat menjadi alasan yang kuat untuk menjadikan Internet sebagai infrastruktur bidang pendidikan. Untuk merangkumkan manfaat Internet bagi bidang pendidikan di Indonesia:
• Akses ke perpustakaan;
• Akses ke pakar;
• Menyediakan fasilitas kerjasama.
Inisiaif-inisiatif penggunaan IT dan Internet di bidang pendidikan di Indonesia sudah mulai bermunculan. Salah satu inisiatif yang sekarang sedang giat kami lakukan adalah program “Sekolah 2000”, dimana ditargetkan sejumlah sekolah (khususnya SMU dan SMK) terhubung ke Internet pada tahun 2000 ini. (Informasi mengenai program Sekolah 2000 ini dapat diperoleh dari situs Sekolah 2000 di http://www.sekolah2000.or.id) Inisiatif seperti ini perlu mendapat dukungan dari kita semua. Ingat, ini masa depan anak cucu kita semua.
Implikasi di Bidang Bisnis
Berita atau informasi manfaat IT dan Internet di bidang bisnis nampaknya sudah sedemikian banyak sehingga jika dituliskan akan menjadi sebuah buku. Perlu diingat bahwa IT dapat dijadikan produk atau dapat digunakan sebagai alat (tools). Jadi sebuah perusahaan dapat menghasilkan produk IT atau dapat menggunakan IT untuk menghasilkan produk atau layanannya. Untuk yang terakhir ini, IT dijadikan sebagai tools, bukan sebagai end product.
Adanya Internet mendobrak batasan ruang dan waktu. Sebuah perusahaan di Indonesia memiliki kesempatan yang sama untuk mengakses pasar Amerika dibandingkan dengan perusahaan di Eropa, atau bahkan dengan perusahaan di Amerika. Dahulu hal ini mungkin akan sulit dilakukan karena perusahaan lokal akan memiliki akses yang lebih mudah kepada pasar lokalnya. Perlu diingat, hal yang sebaliknya (perusahaan luar mengakses pasar Indonesia) dapat juga dilakukan dengan mudah. Jika hal ini tidak mendapat perhatian, maka pasar dalam negeri kita akan dijarah oleh perusahaan asing.
IT dan Internet dipercaya menjadi salah satu penopang ekonomi Amerika Serikat. Demikian percayanya mereka kepada hal ini sehingga pemerintah Amerika sangat bersungguh-sungguh untuk menjaga dominasi mereka dalam hal ini. Berbagai inisiatif dilaksanakan oleh pemerintah Amerika Serikat seperti dapat dilihat pada dokumen-dokumen yang dapat diperoleh di Web site mereka:
• “Digital Economy 2000” (diperoleh dari http://www.ecommerce.gov)
Ekonomi yang berbasis kepada IT dan Internet ini bahkan memiliki nama sendiri: New Digital Networked Economy. Dalam ekonomi baru ini banyak kaidah ekonomi lama (old economy) yang dijungkirbalikkan. Pasar modal seperti NASDAQ yang didominasi oleh saham perusahaan yang berbasis teknologi ramai diburu dan dimonitor oleh pelaku bisnis. Saham-saham perusahaan teknologi, terutama yang berbasis IT dan Internet, dicari-cari oleh orang meskipun perusahaan tersebut masih dalam keadaan merugi. Ini berbeda dengan kaidah old economy. Apakah ini sehat atau tidak, banyak sudah kajian tentang hal ini. Ada yang mengatakannya sebagai bubble economy [Lihat refrensi “Internet Bubble”]. Point yang ingin disampaikan adalah ini ekonomi baru yang mesti kita simak dan kaji dengan seksama.
Di dalam industri software telah terjadi sebuah perubahan filosofi. Source code program yang semula dijaga kerahasiaannya sekarang dibuka dan dapat dibaca oleh siapa saja. Bagaimana perusahaan bisa menjual produk softwarenya? Perubahan filosofi ini dituangkan dalam sebuah model yang disebut model “Bazaar” dengan implementasi yang disebut “open source”. Contoh keberhasilan pendekatan ini adalah adanya operating system Linux yang gratis dan perusahaan Redhat yang mengkomersialkan produk Linux tersebut. (Diskusi lengkap mengenai filosofi ini dapat dilihat pada buku Eric Raymond, pada bagian “bahan bacaan”.)
Hilangnya batasan ruang dan waktu dengan adanya Internet membuka peluang baru untuk melakukan pekerjaan dari jarak jauh. Istilah teleworker atau teleworking mulai muncul. Seorang pekerja dapat melakukan pekerjaannya dari rumah tanpa perlu pusing dengan masalah lalulintas.
Kesemua hal di atas menunjukkan adanya peluang-peluang baru di dalam bisnis dengan adanya IT dan Internet.
Di Indonesia ada berbagai inisiatif untuk menumbuhkan bisnis dan industri IT & Internet seperti program Nusantara 21, program Telematikan Indonesia, dan program Bandung High-Tech Valley (BHTV= http://indonesia.elga.net.id/bhtv). Kesemuanya ini diharapkan dapat memacu Indonesia sehingga tidak tertinggal di dalam dunia IT dan Internet.
Implikasi di Bidang Pemerintahan
Implikasi IT dan Internet kepada bidang Pemerintahan agar kurang banyak dibahas, meskipun istilah e-government sering muncul dalam tulisan dan pemberitaan. IT dan Internet memaksa pemerintah untuk menjalankan pemerintahan dengan transparan. Pejabat-pejabat harus dapat dihubungi melalaui e-mail. Birokrasi untuk melakukan pelaporan dapat dikikis dengan menggunakan Internet.
Aplikasi IT yang berhubungan dengan pemerintahaan adalah aplikasi yang dapat mendekatkan pejabat dengan rakyatnya. Town house meeting dapat dilaksanakan melalui teleconferencing. Demonstrasi dari mahasiswa dan rakyat dapat dikurangi atau bahkan dihindari bila mereka dapat melakukan dialog (baik secara tatap mata maupun secara elektronik) dengan para pejabat. Mengapa tidak menggunakan teleconferencing dimana rakyat langsung dapat menghadap dan berdialog dengan pejabat, meskipun letak fisik diantara keduanya cukup jauh?
Di Indonesia, IT sebetulnya sudah lama digunakan di bidang pemerintahaan. Penggunaan Internet juga sudah dimulai dengan adanya aplikasi “RI-NET” sebagai salah satu aplikasi pemacu program Telematika Indonesia. Aplikasi RI-NET ini memberikan akses email kepada para pejabat, memberikan layanan web (homepage) yang dapat diakses di http://www.ri.go.id, memberikan layanan pertukaran informasi multimedia, dan di kemudian hari akan memiliki aplikasi Decission Support System.
Salah satu contoh aplikasi lain adalah penggunaan web untuk menampilkan hasil pemilu yang baru lalu. Pengguna Internet di mana saja dapat melihat hasil pemilu secara on-line dan real-time di http://www.kpu.go.id dan http://www.hasilpemilu99.or.id. Hal ini memberikan keterbukaan (transparansi) pada proses pemilu. Hasilnya dapat kita lihat bahwa tidak banyak orang yang mengeluhkan masalah hasil pemilu yang baru lalu.
Langganan:
Postingan (Atom)