Standar Kompetensi Kelulusan Pendidikan Dasar dan Menengah
Oleh bintangbangsaku (Jum, 08/27/2010 - 20:02)
Versi ramah cetakSend to friend
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia nomor 23 tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah adalah juga implikasi dari Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 pasa 27 ayat 1, UU SPN nomor 20 tahun 2003, Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi, dan Tatakerja Kementrian Negara Republik Indonesia sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 62 Tahun 2005, dan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 187/M Tahun 2004 mengenai Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Keputusan Presiden Nomor 20/P Tahun 2005.
Standar Kompetensi Lulusan untuk satuan pendidikan dasar dan menengah digunakan sebagai pedoman penilaian dalam menentukan kelulusan peserta didik. meliputi standar kompetensi lulusan minimal satuan pendidikan dasar dan menengah, standar kompetensi lulusan minimal kelompok mata pelajaran, dan standar kompetensi lulusan minimal mata pelajaran.
Pengertian Standar Kompetensi Lulusan:
Kompetensi adalah kemampuan bersikap, berpikir, dan bertindak secara konsisten sebagai perwujudan dari pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang dimiliki peserta didik.
Standar Kompetensi adalah ukuran kom-petensi minimal yang harus dicapai peserta didik setelah mengikuti suatu proses pembelajaran pada satuan pendidikan tertentu.
Standar Kompetensi Lulusan adalah kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup pengetahuan, sikap, dan keterampilan.
Fungsi Standar Kompetensi Lulusan:
Standar kompetensi lulusan digunakan sebagai pedoman penilaian dalam penentuan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan.
Standar kompetensi lulusan pada jenjang pendidikan dasar bertujuan untuk meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, ahklak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.
Standar kompetensi lulusan pada satuan pendidikan menengah umum bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, ahklak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.
Standar kompetensi lulusan pada satuan pendidikan menengah kejuruan bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, ahklak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya.
Ruang Lingkup Standar Kompetensi Lulusan:
SKL Satuan Pendidikan mencakup SD/MI/SDLB/Paket A, SMP/MTs/SMPLB/Paket B, SMA/MA/SMALB/Paket C, SMK/MAK
SKL Kelompok Mata Pelajaran, meliputi Agama dan Akhlak Mulia, Kewarganegaraan dan Budi Pekerti, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Estetika, Jasmani Olahraga dan Kesehatan
SKL Mata Pelajaran
Standar Komptensi Lulusan SD/MI/SDLB/Paket A
Menjalankan agama yang dianut sesuai dengan tahap perkembangan anak.
Mengenal kekurangan dan kelebihan diri sendiri.
Mematuhi aturan-aturan sosial yang berlaku dalam lingkungannya.
Menghargai keberagaman agama, budaya, suku, ras, dan golongan sosial ekonomi di lingkungan sekitarnya.
Menggunakan informasi tentang lingkungan sekitar secara logis, kritis, dan kreatif.
Menunjukkan kemampuan berfikir logis, kritis, dan kreatif, dengan bimbingan guru/pendidik.
Menunjukkan rasa keingintahuan yang tinggi dan menyadari potensinya.
Menunjukkan kemampuan memecahkan masalah sederhana dalam kehidupan sehari-hari.
Menunjukkan kecintaan dan kepedulian terhadap lingkungan.
Menunjukkan kecintaan dan kebanggaan terhadap bangsa, negara dan tanah air Indonesia.
Menunjukkan kemampuan untuk melakukan kegiatan seni dan budaya lokal.
Menunjukkan kebiasaan hidup bersih, sehat, bugar, aman, dan memanfaatkan waktu luang.
Berkomunikasi secara jelas dan santun.
Bekerja sama dalam kelompok, tolong menolong dan menjaga diri sendiri delam lingkungan keluarga dan teman sebaya.
Menunjukkan kemampuan mengamati gejala alam dan sosial di lingkungan sekitar.
Menunjukkan kegemaran membaca dan menulis.
Menunjukkan keterampilan menyimak, berbicara, membaca, menulis, dan berhitung
Standar Komptensi Lulusan SMP/MTs/SMPLB
Mengamalkan ajaran agama yang dianut sesuai dengan tahap perkembangan remaja.
Memahami kekurangan dan kelebihan diri sendiri.
Menunjukkan sikap percaya diri.
Memahami aturan-aturan sosial yang berlaku dalam lingkungan yang lebih luas.
Menghargai keberagaman agama, budaya, suku, ras dan golongan sosial ekonomi dalam lingkup nasional.
Mencari dan menerapkan informasi dari lingkungan sekitar dan sumber-sumber lain secara logis, kritis dan kreatif.
Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif dan inovatif.
Menunjukkan kemampuan belajar secara mandiri sesuai dengan potensi yang dimilikinya.
Menunjukkan kemampuan menganalisis dan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari.
Mendeskripsi gejala alam dan sosial.
Memanfaatkan lingkungan secara bertanggung jawab.
Menerapkan nilai-nilai kebersamaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara demi terwujudnya persatuan dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Menghargai karya seni dan budaya nasional.
Menghargai tugas pekerjaan dan memiliki kemampuan untuk berkarya.
Menerapkan hidup bersih, sehat, bugar, aman dan memanfaatkan waktu luang.
Berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan santun.
Memahami hak dan kewajiban diri dan orang lain dalam pergaulan di masyarakat.
Menghargai adanya perbedaan pendapat.
Menunjukkan kegemaran membaca dan menulis naskah pendek sederhana.
Menunjukkan keterampilan menyimak, berbicara, membaca dan menulis dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris sederhana
Menguasai pengetahuan yang diperlukan untuk mengikuti pendidikan menengah.
Standar Komptensi Lulusan SMA/MA/SMALB
Berperilaku sesuai dengan ajaran agama yang dianut sesuai dengan perkembangan remaja
Mengembangkan diri secara optimal dengan memanfaatkan kelebihan diri serta memperbaiki kekurangannya
Menunjukkan sikap percaya diri dan bertanggung jawab atas perilaku, perbuatan, dan pekerjaannya
Berpartisipasi dalam penegakan aturan-aturan sosial
Menghargai keberagaman agama, bangsa, suku, ras, dan golongan sosial ekonomi dalam lingkup global.
Membangun dan menerapkan informasi dan pengetahuan secara logis, kritis, kreatif, dan inovatif
Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif dalam pengambilan keputusan
Menunjukkan kemampuan mengembangkan budaya belajar untuk pemberdayaan diri
Menunjukkan sikap kompetitif dan sportif untuk mendapatkan hasil yang terbaik
Menunjukkan kemampuan menganalisis dan memecahkan masalah kompleks
Menunjukkan kemampuan menganalisis gejala alam dan sosial
Memanfaatkan lingkungan secara produktif dan bertanggung jawab
Berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara secara demokratis dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia
Mengekspresikan diri melalui kegiatan seni dan budaya
Mengapresiasi karya seni dan budaya
Menghasilkan karya kreatif, baik individual maupun kelompok
Menjaga kesehatan dan keamanan diri, kebugaran jasmani, serta kebersihan lingkungan
Berkomunikasi lisan dan tulisan secara efektif dan santun
Memahami hak dan kewajiban diri dan orang lain dalam pergaulan di masyarakat
Menghargai adanya perbedaan pendapat dan berempati terhadap orang lain
Menunjukkan keterampilan membaca dan menulis naskah secara sistematis dan estetis
Menunjukkan keterampilan menyimak, membaca, menulis, dan berbicara dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris
Menguasai pengetahuan yang diperlukan untuk mengikuti pendidikan tinggi
Standar Komptensi Lulusan SMK/MAK
Berperilaku sesuai dengan ajaran agama yang dianut sesuai dengan perkembangan remaja
Mengembangkan diri secara optimal dengan memanfaatkan kelebihan diri serta memperbaiki kekurangannya
Menunjukkan sikap percaya diri dan bertanggung jawab atas perilaku, perbuatan, dan pekerjaannya
Berpartisipasi dalam menegakkan aturan-aturan sosial
Menghargai keberagaman agama, bangsa, suku, ras, dan golongan sosial ekonomi dalam lingkup global
Membangun dan menerapkan informasi dan pengetahuan secara logis, kritis, kreatif, dan inovatif
Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif dalam pengambilan keputusan
Menunjukkan kemampuan budaya belajar untuk pemberdayaan diri
Menunjukkan sikap kompetitif dan sportif untuk mendapatkan hasil yang terbaik
Menunjukkan kemampuan menganalisis dan memecahkan masalah kompleks
Menunjukkan kemampuan menganalisis gejala alam dan sosial
Memanfaatkan lingkungan secara produktif dan bertanggung jawab
Berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara secara demokratis dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia
Mengekspresikan diri melalui kegiatan seni dan budaya
Mengapresiasi karya seni dan budaya berkomunikasi lisan dna tulisan secara efektif dan santun
Memahami hak dan kewajiban diri dan orang lain dalam pergaulan di masyarakat
Menghasilkan karya kreatif, baik individual maupun kelompok
Menjaga kesehatan dan keamanan diri, kebugaran jasmani, serta kebersihan lingkungan
Memahami hak dan kewajiban diri dan orang lain dalam pergaulan di masyarakat
Menghargai adanya perbedaan pendapat dan berempati terhadap orang lain
Menunjukkan keterampilan membaca dan menulis naskah secara sistematis dan estesis
Menunjukkan keterampilan menyimak, membaca, menulis, dan berbicara dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris
Menguasai kompetensi program keahlian dan kewirausahaan baik untuk memenuhi tuntutan dunia kerja maupun untuk mengikuti pendidikan tinggi sesuai dengan kejuruannya.
Standar Komptensi Lulusan Kelompok Mata Pelajaran
Kelompok mata pelajaran Agama dan Akhlak Mulia bertujuan: membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia. Tujuan tersebut dicapai melalui muatan dan/atau kegiatan agama, kewarganegaraan, kepribadian, ilmu pengetahuan dan teknologi, estetika, jasmani, olahraga, dan kesehatan.
Kelompok mata pelajaran Kewarganegaraan dan Kepribadian bertujuan: membentuk peserta didik menjadi manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air. Tujuan ini dicapai melalui muatan dan/atau kegiatan agama, akhlak mulia, kewarganegaraan, bahasa, seni dan budaya, dan pendidikan jasmani.
Kelompok mata pelajaran Ilmu Pengetahuan dan Teknologi bertujuan: mengembangkan logika, kemampuan berpikir dan analisis peserta didik.
Pada satuan pendidikan SD/MI/SDLB/Paket A, tujuan ini dicapai melalui muatan dan/atau kegiatan bahasa, matematika, ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, keterampilan/kejuruan, dan muatan lokal yang relevan
Pada satuan pendidikan SMP/MTs/SMPLB/Paket B, tujuan ini dicapai melalui muatan dan/atau kegiatan bahasa, matematika, ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, keterampilan/kejuruan, dan/atau teknologi informasi dan komunikasi, serta muatan lokal yang relevan
Pada satuan pendidikan SMA/MA/SMALB/Paket C, tujuan ini dicapai melalui muatan dan/atau kegiatan bahasa, matematika, ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, keterampilan/kejuruan, teknologi informasi dan komunikasi, serta muatan lokal yang relevan
Pada satuan pendidikan SMK/MAK, tujuan ini dicapai melalui muatan dan/atau kegiatan bahasa, matematika, ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, keterampilan, kejuruan, teknologi informasi dan komunikasi, serta muatan lokal yang relevan
Kelompok mata pelajaran Estetika bertujuan: membentuk karakter peserta didik menjadi manusia yang memiliki rasa seni dan pemahaman budaya. Tujuan ini dicapai melalui muatan dan/atau kegiatan bahasa, seni dan budaya, keterampilan, dan muatan lokal yang relevan
Kelompok mata pelajaran Jasmani, Olah Raga, dan Kesehatan bertujuan: membentuk karakter peserta didik agar sehat jasmani dan rohani, dan menumbuhkan rasa sportivitas. Tujuan ini dicapai melalui muatan dan/atau kegiatan pendidikan jasmani, olahraga, pendidikan kesehatan, ilmu pengetahuan alam, dan muatan lokal yang relevan.
Sumber: Permendiknas No 23 tahun 2006 tentang Standar Komptensi Lulusan
Minggu, 23 Oktober 2011
Rabu, 19 Oktober 2011
contoh skripsi
Contoh Skripsi UPI PGSD
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Secara Umum Sekolah Dasar diselenggarakan dengan tujuan untuk mengembangkan sikap dan kemampuan serta memberikan kemampuan serta memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar yang diperlukan untuk hidup dalam masyarakat serta mempersiapkan peserta didik mengikuti pendidikan menengah. Salah satu bidang studi yang diajarkan di Sekolah Dasar untuk mempersiapkan peserta didik dalam menghadapi tantangan global dan teknologi informasi di masa mendatang adalah mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Materi pembelajaran IPA merupakan hasil kegiatan manusia yang berupa pengetahuan, gagasan, dan konsep yang terorganisasi tentang alam sekitar melalui penyelidikan, penyusunan, pengujian gagasan. Melalui mata pelajaran IPA, kerja ilmiah seperti melakukan pengamatan, memprediksi dan keterampilan berfikir dapat dilatihkan kepada siswa dalam usaha memberi bekal ilmu pengetahuan.
Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), konsep pembelajaran IPA mengandung seluruh aspek tentang yang berhubungan dengan pengetahuan untuk dapat menanggapi isu local, nasional, kawasan dunia, sosial, ekonomi, lingkungan dan etika serta menilai secara krisis perkembangan dalam bidang IPA di SD hendaknya dapat dirancang dan dipersiapkan untuk memotivasi dan dapat menimbulkan suatu pertanyaan. Ciri utama pembelajaran IPA adalah menimbulkan suatu pertanyaan atau masalah dilanjutkan dengan arahan guru menggali informasi, mengkonfirmasikan dengan pengetahuan yang sudah dimiliki dan mengarahkan pada tujuan apa yang belum dan harus diketahui.
Dalam Teori Pembelajaran IPA Untuk Sekolah Dasar (Tim Dosen Pendidikan IPA PGSD,2002:1) dinyatakan bahwa pendidikan IPA hendaknya menekankan pada pemberian pengalaman secara langsung serta bertanya dan bekerja sama untuk memahami proses pembentukan ilmu.
Kekurangan alat bantu belajar dalam pembelajaran IPA selalu menjadi alasan utama terhadap kurang berhasilnya pembelajaran IPA di SD, hal ini disebabkan mata pelajaran IPA merupakan cabang isiplin ilmu yang mempelajari tentang suatu kejadian audio atau visual yang membutuhkan alat bantu untuk menyampaikan suatu konsep. Pemilihan metode pembelajaran yang kurang tepat mengakibatkan rendahnya motivasi siswa untuk belajar. Rendahnya motivasi siswa untuk belajar merupakan salah satu faktor dari penyebab kurang berhasilnya proses belajar pada anak didik. Motivasi belajar siswa merupakan komponen yang berperan sangat penting untuk menentukan keberhasilan belajar anak didik. Rendahnya motivasi siswa untuk disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya : (1) kurangnya pemahaman siswa terhadap suatu konsep, (2) kurangnya sikap positif terhadap mata pelajaran yang dipelajari, (3) kurangnya interpretasi terhadap tugas-tugas mata pelajaran.
Beberapa kemungkinan kurangnya minat anak didik untuk belajar adalah kurangnya kreatifitas guru dalam proses pembelajaran. Hampir dalam setiap pembelajaran IPA, siswa terlihat merasa bosan dan kehilangan minat untuk belajar. Salah satunya adalah pada topik energi bunyi. Siswa merasa sudah faham dan terkesan menyepelekan karena bunyi merupakan salah satu energi yang sering mereka temui dan sudah tidak asing lagi dalam kehidupan sehari-hari.
Dari hasil observasi di SD Negeri Nagarasari 2 ditemukan antara lain pengajaran mata pelajaran IPA yang belum secara optimal. Hal ini dapat dilihat dari pemilihan metoda belajar yang digunakan, guru hanya menjelaskan saja atau hanya menggunakan metode ceramah saja tanpa memberikan contoh nyata. Selain itu kurangnya media belajar alat peraga yang diperlukan dalam proses pemberian materi IPA. Guru bersikap malas untuk kreatif membuat alat peraga sederhana yang menunjang proses pembelajaran. Alat peraga yang sudah tersedia (KIT) tidak dipergunakan. Hal itu menyebabkan rendahnya pemahaman konsep siswa, sehingga dalam waktu yang relatif singkat pemahaman siswa hilang dan terlupakan dari ingatanya.
Berdasarkan latar belakang di atas penulis mencoba menggunakan metode demonstrasi sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil pembelajaran IPA di Sekolah Dasar tempat penulis bertugas. Upaya tersebut direalisasikan melalui Penelitian Tindak Kelas (PTK) dengan judul ”Upaya Meningkatkan Pemahaman Konsep Energi Bunyi Melalui Penggunaan Metode Demonstrasi dan Kotak Berdawai”.
B. Perumusan dan Pembatasan Masalah
1. Perumusan Masalah
Perumusan Masalah Dari latar belakang di atas yang menjadi fokus permasalahan adalah upaya meningkatkan pemahaman konsep energi bunyi melalui penggunaan metode demonstrasi dan alat peraga kotak berdawai.
Agar dalam proses pembelajaran lebih terarah maka rumusan masalah dapat dirinci menjadi beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut :
1) Bagaimana rencana Perbaikan pembelajaran energi bunyi melalui penggunaan metode demonstrasi dan kotak berdawai di Kelas IV SD Negeri Nagarasari 2.
2) Bagaimana proses pelaksanaan penggunaan metode demonstrasi dan kotak berdawai di Kelas IV SD Negeri Nagarasari 2.
3) Bagaimana hasil belajar siswa pada pembelajaran energi bunyi menggunakan metode demonstrasi dan kotak berdawai di Kelas IV SD Negeri Nagarasari 2.
2. Pembatasan Masalah
Untuk memfokuskan penelitian ini agar diperoleh hasil maksimal maka penulis membatasi masalah yang diteliti pada pembelajaran IPA dengan topik energi bunyi di kelas IV SD Negeri Nagarasari 2 Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya tahun pelajaran 2007/2008. metode pembelajaran yang digunakan yaitu metode demonstrasi untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa tentang energi bunyi tentang sumber bunyi dan sifat sifat bunyi.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan umum Penelitian Tindak Kelas yaitu untuk mengetahui sejauhmana peningkatan konsep energi bunyi siswa dengan menggunakan metode demonstrasi serta penggunaan alat peraga kotak berdawai yang tepat di Kelas IV SD mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Lebih spesifik tujuan tersebut dirinci sebagai berikut:
1) Untuk mengetahui serta menambah pemahaman dalam pembelajaran sains tentang konsep energi bunyi
2) Meningkatkan kompetensi guru membuat dan menggunakan alat peraga kotak berdawai dalam pembelajaran IPA tentang konsep energi bunyi
3) Meningkatkan kompetensi guru dalam membuat indikator-indikator kerja ilmiah pada pembelajaran IPA di Sekolah Dasar
4) Meningkatkan kerja ilmiah dan sikap ilmiah siswa dalam proses pembelajaran
5) Dapat menerapkan konsep tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
D. Manfaat Hasil Penelitian
Penelitian ini dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Bagi Guru
1) Memperoleh pengetahuan dan pengalaman pada proses pembelajaran IPA, khsusnya tentang “energi bunyi” dengan menggunakan Metode demonstrasi yang berdaya guna meningkatkan pemahaman konsep siswa.
2) Secara bertahap memperoleh peningkatan pengetahuan dan keterampilan dalam menentukan alternatif pemecahan masalah untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa
3) Mampu memperbaiki pembelajaran menuju arah yang lebih baik.
2. Bagi Siswa
· Memberikan pengalaman belajar bagi siswa dalam hal pengembangan potensi saintis dan potensi kreatif melalui pembelajaran IPA yang menyenangkan.
· Meningkatkan motivasi belajar dan minat siswa terhadap mata pelajaran IPA.
· Memudahkan siswa untuk lebih memahami konsep “energi bunyi” sehingga hasil belajar siswa meningkat.
3. Bagi Sekolah
· Sebagai sumber inspirasi bagi upaya-upaya perbaikan kualitas pembelajaran IPA, khususnya di SD Negeri Nagarasari 2.
· Mengembangkan fungsi SD untuk kegiatan penelitian sehingga diperoleh pengetahuan dan pengalaman tentang penggunaan Metoda demonstrasi dengan menggunakan alat peraga kotak berdawai khususnya pada pembelajaran “energi bunyi” untuk meningkatkan keterampilan proses siswa.
4. Bagi Lembaga Pendidikan
Sebagai masukan yang berharga dan bahan kajian pendidikan akademis untuk meningkatkan kualitas penyelenggaraaan kurikulum di lembaga pendidikan tinggi yang menangani kependidikan (LPTK) khususnya PGSD UPI Kampus Tasikmalaya.
E. Penjelasan Istilah
1. Pemahaman Konsep
Pemahaman menurut Bloom ( Ernawati 2005:8 ) adalah “Kemampuan mengungkapkan suatu materi yang disajikan kedalam bentuk yang dipahami, mampu memberikan interprestasi dan mampu mengaplikasikannya”. Penguasaan konsep adalah kemampuan mengungkapkan suatu materi kedalam bentuk yang dapat pahami, mampu memberikan interprestasi dan mampu mengaplikasikan suatu rancangan materi atau pengertian pengertian yang menjadi dasar suatu materi.
2. Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan.
3. Kotak Berdawai
Alat peraga kotak berdawai merupakan alat peraga audio visual tiga dimensi penulis ciptakan untuk menambah penguasaan konsep siswa pada materi energi bunyi dalam pembelajaran IPA. Alat peraga ini merupakan gabungan dari alat peraga telpon sederhana dengan alat musik berdawai. Alat peraga kotak berdawai sangat efektif dalam penrapan konsep bunyi terhadap siswa.
F. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan karakteristik metode penelitian yang digunakan, karakteristik pembelajaran IPA dengan metode demonstrasi, maka rumusan hipotesis tindakan adalah sebagai berikut:
“Serangkaian tindakan replektif berdaur untuk meningkatkan kompetensi guru dalam mengimplementasikan Metode Demonstrasi dan alat peraga Kotak Berdawai dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang konsep energi bunyi di kelas IV SD Negeri Nagarasari 2”.
G. Tujuan Penelitian
Tujuan umum Penelitian Tindak Kelas yaitu untuk mengetahui sejauhmana peningkatan konsep energi bunyi siswa dengan menggunakan metode demonstrasi serta penggunaan alat peraga kotak berdawai yang tepat di Kelas IV SD mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Lebih spesifik tujuan tersebut dirinci sebagai berikut:
6) Untuk mengetahui serta menambah pemahaman dalam pembelajaran sains tentang konsep energi bunyi
7) Meningkatkan kompetensi guru membuat dan menggunakan alat peraga kotak berdawai dalam pembelajaran IPA tentang konsep energi bunyi
8) Meningkatkan kompetensi guru dalam membuat indikator-indikator kerja ilmiah pada pembelajaran IPA di Sekolah Dasar
9) Meningkatkan kerja ilmiah dan sikap ilmiah siswa dalam proses pembelajaran
10) Dapat menerapkan konsep tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
H. Manfaat Hasil Penelitian
Penelitian ini dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Bagi Guru
1) Memperoleh pengetahuan dan pengalaman pada proses pembelajaran IPA, khsusnya tentang “energi bunyi” dengan menggunakan Metode demonstrasi yang berdaya guna meningkatkan pemahaman konsep siswa.
2) Secara bertahap memperoleh peningkatan pengetahuan dan keterampilan dalam menentukan alternatif pemecahan masalah untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa
3) Mampu memperbaiki pembelajaran menuju arah yang lebih baik.
2. Bagi Siswa
1) Memberikan pengalaman belajar bagi siswa dalam hal pengembangan potensi saintis dan potensi kreatif melalui pembelajaran IPA yang menyenangkan.
2) Meningkatkan motivasi belajar dan minat siswa terhadap mata pelajaran IPA.
3) Memudahkan siswa untuk lebih memahami konsep “energi bunyi” sehingga hasil belajar siswa meningkat.
3. Bagi Sekolah
· Sebagai sumber inspirasi bagi upaya-upaya perbaikan kualitas pembelajaran IPA, khususnya di SD Negeri Nagarasari 2.
· Mengembangkan fungsi SD untuk kegiatan penelitian sehingga diperoleh pengetahuan dan pengalaman tentang penggunaan Metoda demonstrasi dengan menggunakan alat peraga kotak berdawai khususnya pada pembelajaran “energi bunyi” untuk meningkatkan keterampilan proses siswa.
4. Bagi Lembaga Pendidikan
Sebagai masukan yang berharga dan bahan kajian pendidikan akademis untuk meningkatkan kualitas penyelenggaraaan kurikulum di lembaga pendidikan tinggi yang menangani kependidikan (LPTK) khususnya PGSD UPI Kampus Tasikmalaya.
I. Metode, Subjek, Waktu Dan Tempat Penelitian
1. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan model Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan merujuk kepada gagasan Kemmis dan Mc. Taggart yang merupakan suatu tindakan reflektif guru untuk memperbaiki proses belajar mengajar. Satu siklus tindakan identik dengan satu kali pembelajaran.
Menurut Kemmis dan Mc. Taggart (Kasbolah, 1998:14), Penelitian Tindakan Kelas (PTK) digambarkan sebagai “Suatu proses yang dinamis karena ada empat aspek dalam penelitian ini, yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan repleksi harus dipahami bukan sebagai langkah-langkah yang statis, terselesaikan dengan sendirinya, tetapi lebih merupakan momen-momen dalam bentuk spiral yang menyangkut perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi.” Bentuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan adalah PTK kolaboratif yang melibatkan beberapa pihak yaitu guru, kepala sekolah, peneliti, maupun dosen secara serempak melakukan penelitian dengan tujuan meningkatkan praktek pembelajaran, menyumbang pada perkembangan teori dan meningkatkan praktek pembelajaran, menyumbang pada perkembangan teori dan meningkatkan karir guru.
2. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN Nagarasari 2 Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya tahun ajaran 2007/2008. jumlah siswa dalam penelitian ini sebanyak 24 orang.
3. Waktu dan Tempat Penelitian
Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) akan berlangsung selama 2 bulan ( April-Mei 2008) bertempat di SDN Nagarasari 2 UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Secara Umum Sekolah Dasar diselenggarakan dengan tujuan untuk mengembangkan sikap dan kemampuan serta memberikan kemampuan serta memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar yang diperlukan untuk hidup dalam masyarakat serta mempersiapkan peserta didik mengikuti pendidikan menengah. Salah satu bidang studi yang diajarkan di Sekolah Dasar untuk mempersiapkan peserta didik dalam menghadapi tantangan global dan teknologi informasi di masa mendatang adalah mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Materi pembelajaran IPA merupakan hasil kegiatan manusia yang berupa pengetahuan, gagasan, dan konsep yang terorganisasi tentang alam sekitar melalui penyelidikan, penyusunan, pengujian gagasan. Melalui mata pelajaran IPA, kerja ilmiah seperti melakukan pengamatan, memprediksi dan keterampilan berfikir dapat dilatihkan kepada siswa dalam usaha memberi bekal ilmu pengetahuan.
Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), konsep pembelajaran IPA mengandung seluruh aspek tentang yang berhubungan dengan pengetahuan untuk dapat menanggapi isu local, nasional, kawasan dunia, sosial, ekonomi, lingkungan dan etika serta menilai secara krisis perkembangan dalam bidang IPA di SD hendaknya dapat dirancang dan dipersiapkan untuk memotivasi dan dapat menimbulkan suatu pertanyaan. Ciri utama pembelajaran IPA adalah menimbulkan suatu pertanyaan atau masalah dilanjutkan dengan arahan guru menggali informasi, mengkonfirmasikan dengan pengetahuan yang sudah dimiliki dan mengarahkan pada tujuan apa yang belum dan harus diketahui.
Dalam Teori Pembelajaran IPA Untuk Sekolah Dasar (Tim Dosen Pendidikan IPA PGSD,2002:1) dinyatakan bahwa pendidikan IPA hendaknya menekankan pada pemberian pengalaman secara langsung serta bertanya dan bekerja sama untuk memahami proses pembentukan ilmu.
Kekurangan alat bantu belajar dalam pembelajaran IPA selalu menjadi alasan utama terhadap kurang berhasilnya pembelajaran IPA di SD, hal ini disebabkan mata pelajaran IPA merupakan cabang isiplin ilmu yang mempelajari tentang suatu kejadian audio atau visual yang membutuhkan alat bantu untuk menyampaikan suatu konsep. Pemilihan metode pembelajaran yang kurang tepat mengakibatkan rendahnya motivasi siswa untuk belajar. Rendahnya motivasi siswa untuk belajar merupakan salah satu faktor dari penyebab kurang berhasilnya proses belajar pada anak didik. Motivasi belajar siswa merupakan komponen yang berperan sangat penting untuk menentukan keberhasilan belajar anak didik. Rendahnya motivasi siswa untuk disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya : (1) kurangnya pemahaman siswa terhadap suatu konsep, (2) kurangnya sikap positif terhadap mata pelajaran yang dipelajari, (3) kurangnya interpretasi terhadap tugas-tugas mata pelajaran.
Beberapa kemungkinan kurangnya minat anak didik untuk belajar adalah kurangnya kreatifitas guru dalam proses pembelajaran. Hampir dalam setiap pembelajaran IPA, siswa terlihat merasa bosan dan kehilangan minat untuk belajar. Salah satunya adalah pada topik energi bunyi. Siswa merasa sudah faham dan terkesan menyepelekan karena bunyi merupakan salah satu energi yang sering mereka temui dan sudah tidak asing lagi dalam kehidupan sehari-hari.
Dari hasil observasi di SD Negeri Nagarasari 2 ditemukan antara lain pengajaran mata pelajaran IPA yang belum secara optimal. Hal ini dapat dilihat dari pemilihan metoda belajar yang digunakan, guru hanya menjelaskan saja atau hanya menggunakan metode ceramah saja tanpa memberikan contoh nyata. Selain itu kurangnya media belajar alat peraga yang diperlukan dalam proses pemberian materi IPA. Guru bersikap malas untuk kreatif membuat alat peraga sederhana yang menunjang proses pembelajaran. Alat peraga yang sudah tersedia (KIT) tidak dipergunakan. Hal itu menyebabkan rendahnya pemahaman konsep siswa, sehingga dalam waktu yang relatif singkat pemahaman siswa hilang dan terlupakan dari ingatanya.
Berdasarkan latar belakang di atas penulis mencoba menggunakan metode demonstrasi sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil pembelajaran IPA di Sekolah Dasar tempat penulis bertugas. Upaya tersebut direalisasikan melalui Penelitian Tindak Kelas (PTK) dengan judul ”Upaya Meningkatkan Pemahaman Konsep Energi Bunyi Melalui Penggunaan Metode Demonstrasi dan Kotak Berdawai”.
B. Perumusan dan Pembatasan Masalah
1. Perumusan Masalah
Perumusan Masalah Dari latar belakang di atas yang menjadi fokus permasalahan adalah upaya meningkatkan pemahaman konsep energi bunyi melalui penggunaan metode demonstrasi dan alat peraga kotak berdawai.
Agar dalam proses pembelajaran lebih terarah maka rumusan masalah dapat dirinci menjadi beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut :
1) Bagaimana rencana Perbaikan pembelajaran energi bunyi melalui penggunaan metode demonstrasi dan kotak berdawai di Kelas IV SD Negeri Nagarasari 2.
2) Bagaimana proses pelaksanaan penggunaan metode demonstrasi dan kotak berdawai di Kelas IV SD Negeri Nagarasari 2.
3) Bagaimana hasil belajar siswa pada pembelajaran energi bunyi menggunakan metode demonstrasi dan kotak berdawai di Kelas IV SD Negeri Nagarasari 2.
2. Pembatasan Masalah
Untuk memfokuskan penelitian ini agar diperoleh hasil maksimal maka penulis membatasi masalah yang diteliti pada pembelajaran IPA dengan topik energi bunyi di kelas IV SD Negeri Nagarasari 2 Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya tahun pelajaran 2007/2008. metode pembelajaran yang digunakan yaitu metode demonstrasi untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa tentang energi bunyi tentang sumber bunyi dan sifat sifat bunyi.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan umum Penelitian Tindak Kelas yaitu untuk mengetahui sejauhmana peningkatan konsep energi bunyi siswa dengan menggunakan metode demonstrasi serta penggunaan alat peraga kotak berdawai yang tepat di Kelas IV SD mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Lebih spesifik tujuan tersebut dirinci sebagai berikut:
1) Untuk mengetahui serta menambah pemahaman dalam pembelajaran sains tentang konsep energi bunyi
2) Meningkatkan kompetensi guru membuat dan menggunakan alat peraga kotak berdawai dalam pembelajaran IPA tentang konsep energi bunyi
3) Meningkatkan kompetensi guru dalam membuat indikator-indikator kerja ilmiah pada pembelajaran IPA di Sekolah Dasar
4) Meningkatkan kerja ilmiah dan sikap ilmiah siswa dalam proses pembelajaran
5) Dapat menerapkan konsep tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
D. Manfaat Hasil Penelitian
Penelitian ini dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Bagi Guru
1) Memperoleh pengetahuan dan pengalaman pada proses pembelajaran IPA, khsusnya tentang “energi bunyi” dengan menggunakan Metode demonstrasi yang berdaya guna meningkatkan pemahaman konsep siswa.
2) Secara bertahap memperoleh peningkatan pengetahuan dan keterampilan dalam menentukan alternatif pemecahan masalah untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa
3) Mampu memperbaiki pembelajaran menuju arah yang lebih baik.
2. Bagi Siswa
· Memberikan pengalaman belajar bagi siswa dalam hal pengembangan potensi saintis dan potensi kreatif melalui pembelajaran IPA yang menyenangkan.
· Meningkatkan motivasi belajar dan minat siswa terhadap mata pelajaran IPA.
· Memudahkan siswa untuk lebih memahami konsep “energi bunyi” sehingga hasil belajar siswa meningkat.
3. Bagi Sekolah
· Sebagai sumber inspirasi bagi upaya-upaya perbaikan kualitas pembelajaran IPA, khususnya di SD Negeri Nagarasari 2.
· Mengembangkan fungsi SD untuk kegiatan penelitian sehingga diperoleh pengetahuan dan pengalaman tentang penggunaan Metoda demonstrasi dengan menggunakan alat peraga kotak berdawai khususnya pada pembelajaran “energi bunyi” untuk meningkatkan keterampilan proses siswa.
4. Bagi Lembaga Pendidikan
Sebagai masukan yang berharga dan bahan kajian pendidikan akademis untuk meningkatkan kualitas penyelenggaraaan kurikulum di lembaga pendidikan tinggi yang menangani kependidikan (LPTK) khususnya PGSD UPI Kampus Tasikmalaya.
E. Penjelasan Istilah
1. Pemahaman Konsep
Pemahaman menurut Bloom ( Ernawati 2005:8 ) adalah “Kemampuan mengungkapkan suatu materi yang disajikan kedalam bentuk yang dipahami, mampu memberikan interprestasi dan mampu mengaplikasikannya”. Penguasaan konsep adalah kemampuan mengungkapkan suatu materi kedalam bentuk yang dapat pahami, mampu memberikan interprestasi dan mampu mengaplikasikan suatu rancangan materi atau pengertian pengertian yang menjadi dasar suatu materi.
2. Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan.
3. Kotak Berdawai
Alat peraga kotak berdawai merupakan alat peraga audio visual tiga dimensi penulis ciptakan untuk menambah penguasaan konsep siswa pada materi energi bunyi dalam pembelajaran IPA. Alat peraga ini merupakan gabungan dari alat peraga telpon sederhana dengan alat musik berdawai. Alat peraga kotak berdawai sangat efektif dalam penrapan konsep bunyi terhadap siswa.
F. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan karakteristik metode penelitian yang digunakan, karakteristik pembelajaran IPA dengan metode demonstrasi, maka rumusan hipotesis tindakan adalah sebagai berikut:
“Serangkaian tindakan replektif berdaur untuk meningkatkan kompetensi guru dalam mengimplementasikan Metode Demonstrasi dan alat peraga Kotak Berdawai dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang konsep energi bunyi di kelas IV SD Negeri Nagarasari 2”.
G. Tujuan Penelitian
Tujuan umum Penelitian Tindak Kelas yaitu untuk mengetahui sejauhmana peningkatan konsep energi bunyi siswa dengan menggunakan metode demonstrasi serta penggunaan alat peraga kotak berdawai yang tepat di Kelas IV SD mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Lebih spesifik tujuan tersebut dirinci sebagai berikut:
6) Untuk mengetahui serta menambah pemahaman dalam pembelajaran sains tentang konsep energi bunyi
7) Meningkatkan kompetensi guru membuat dan menggunakan alat peraga kotak berdawai dalam pembelajaran IPA tentang konsep energi bunyi
8) Meningkatkan kompetensi guru dalam membuat indikator-indikator kerja ilmiah pada pembelajaran IPA di Sekolah Dasar
9) Meningkatkan kerja ilmiah dan sikap ilmiah siswa dalam proses pembelajaran
10) Dapat menerapkan konsep tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
H. Manfaat Hasil Penelitian
Penelitian ini dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Bagi Guru
1) Memperoleh pengetahuan dan pengalaman pada proses pembelajaran IPA, khsusnya tentang “energi bunyi” dengan menggunakan Metode demonstrasi yang berdaya guna meningkatkan pemahaman konsep siswa.
2) Secara bertahap memperoleh peningkatan pengetahuan dan keterampilan dalam menentukan alternatif pemecahan masalah untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa
3) Mampu memperbaiki pembelajaran menuju arah yang lebih baik.
2. Bagi Siswa
1) Memberikan pengalaman belajar bagi siswa dalam hal pengembangan potensi saintis dan potensi kreatif melalui pembelajaran IPA yang menyenangkan.
2) Meningkatkan motivasi belajar dan minat siswa terhadap mata pelajaran IPA.
3) Memudahkan siswa untuk lebih memahami konsep “energi bunyi” sehingga hasil belajar siswa meningkat.
3. Bagi Sekolah
· Sebagai sumber inspirasi bagi upaya-upaya perbaikan kualitas pembelajaran IPA, khususnya di SD Negeri Nagarasari 2.
· Mengembangkan fungsi SD untuk kegiatan penelitian sehingga diperoleh pengetahuan dan pengalaman tentang penggunaan Metoda demonstrasi dengan menggunakan alat peraga kotak berdawai khususnya pada pembelajaran “energi bunyi” untuk meningkatkan keterampilan proses siswa.
4. Bagi Lembaga Pendidikan
Sebagai masukan yang berharga dan bahan kajian pendidikan akademis untuk meningkatkan kualitas penyelenggaraaan kurikulum di lembaga pendidikan tinggi yang menangani kependidikan (LPTK) khususnya PGSD UPI Kampus Tasikmalaya.
I. Metode, Subjek, Waktu Dan Tempat Penelitian
1. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan model Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan merujuk kepada gagasan Kemmis dan Mc. Taggart yang merupakan suatu tindakan reflektif guru untuk memperbaiki proses belajar mengajar. Satu siklus tindakan identik dengan satu kali pembelajaran.
Menurut Kemmis dan Mc. Taggart (Kasbolah, 1998:14), Penelitian Tindakan Kelas (PTK) digambarkan sebagai “Suatu proses yang dinamis karena ada empat aspek dalam penelitian ini, yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan repleksi harus dipahami bukan sebagai langkah-langkah yang statis, terselesaikan dengan sendirinya, tetapi lebih merupakan momen-momen dalam bentuk spiral yang menyangkut perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi.” Bentuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan adalah PTK kolaboratif yang melibatkan beberapa pihak yaitu guru, kepala sekolah, peneliti, maupun dosen secara serempak melakukan penelitian dengan tujuan meningkatkan praktek pembelajaran, menyumbang pada perkembangan teori dan meningkatkan praktek pembelajaran, menyumbang pada perkembangan teori dan meningkatkan karir guru.
2. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN Nagarasari 2 Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya tahun ajaran 2007/2008. jumlah siswa dalam penelitian ini sebanyak 24 orang.
3. Waktu dan Tempat Penelitian
Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) akan berlangsung selama 2 bulan ( April-Mei 2008) bertempat di SDN Nagarasari 2 UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya
Jumat, 14 Oktober 2011
skripsi
PROGRAM PERBAIKAN BELAJAR ANAK KELAS 1 SD UNTUK BIDANG STUDI MATEMATIKA DAN PKN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Salah satu upaya yang bias dilakukan guru untuk meningkatkan penguasaan siswa terhadap materi pelajaran adalah dengan cara proses perbaikan pengajaran. Keberhasilan seorang siswa untuk dapat menguasai suatu materi pelajaran, selain ditentukan oleh faktir internal siswa, seperti tingkat kecerdasan, kerajinan, dan ketekunan juga ditentukan oleh factor eksternal, di antaranya yaitu afektifitas strategi dan metode pembelajaran yang digunakan guru ketika menyampaikan materi pelajaran. Efektifitas strategi dan metode pembelajran yang digunakan oleh guru dapat dilihat tingkat keberhasilannya dari pencapaian nilai yang diraih oleh siswa dalam akhir pembelajaran. Untuk dapat meraih hasil yang maksimal dari proses pembelajaran adalah mutlak diperlukan, seperti yang diungkapkan oleh Suryo Subroto (2004:1) bahwa:
“Salah satu upaya meningkatkan mutu pendidikan ialah dengan melalui perbaikan proses belaar mengajar, yang di dalamnya mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbale balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Berkaitan dengan hal itu, keberagaman penyajian dalam bentuk kegiatan, latihan, tugas dan pengayaan akan memberikan dampak terhadap kemampuan berpikir rasional, keterampilan social, meningkatkan intelektual, dan mampu melahirkan keputusan-keputusan yang tepat berdasar situasi dan kondisi yang dialami.”
Perbaikan dan penyempurnaan yang dilakukan oleh seseorang atau suatu baadan/lembaga biasanya dimaksudkan untuk menyesuaikan hal yang sedang dikerakan atau hasil yang diraih dari suatu pekerjaan dengan tingkat perkembangan dan kemajuan yang sedang berlangsung. Dalam bidang pendidikan, penyesuaian dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta tuntutan perkembangan pembangunan telah berdampak pada terjadinya perubahan dan penyesuaian kurikulum pendidikan. Perubahan kurikulum telah dilakukan beberapa kalinya diantaranya kurikulum 1994, 1998, KBK, dan KTSP. Dalam tiap perubahan kurikulum ini berdampak pula pada perubahan cara, strategi, dan metode pembelajaran yang dilakukan. Salah satu contoh, kurikulum 1986 memusatkan proses pembelajaran pada guru, aktifitas dilaksanakan oleh guru, sehingga guru cenderung mendominasi kelad dan siswa lebih banyak mendengar dan menerima saja materi pembelajaran yang diberikan, sedang dalam kurikulum yang berlaku sekarang ini yaitu kurikulum 2006 ( KTSP ) arah pembelajaran berpusat pada peserta didik dan melibatkan peserta didik secara aktif.
Dalam pelaksanaan kurikulum 2006 ( KTSP ) terdapat adanya Kriteria Ketuntasan Minimal ( KKM ). KKM berfungsi sebagai standar terendah yang berkaitan dengan nilai siswa dalam suatu kompetensi dasar atau mata pelajaran yang harus dapat dicapainya agar siswa tersebut dapat naik kelas atau dinyatakan telah menguasai kompetensi yang diajarkan. Mengkaji dari KKM yang ditetapkan oleh SD Negeri Pangulah Utara dan hail belajar siswa sdalam kegiatan belajar mengajar, ternyata penguasaan materi pelajaran beberapa orang peserta didik terhadap beberapa kompetensi dasar atau mata pelajaran yang telah diberikan belum sepenuhnya dapat mencapai KKm yang telah ditetapkan, terutama untuk mata pelajaran Matematika dan PKN. Hal ini terlihat dari nilai ulangan harian yang diperoleh oleh beberapa siswa yang masih kurang atau berada di bawah KKN yang telah ditetapkan. Missal KKN mata pelajaran Matematika 66, nilai yang diperoleh 65, berarti nilai rata-rata di bawah KKN.
Berdasarkan kenyataan di atas penulis mengadakan perbaikan dalam pembelajaran Matematika dan PKN melalui pelaksanaan penelitian tindakan kelas (Class Action Research). Dari hasil penelitian Tindakat kelas yang dilaksanakan penulis membuat hasil laporan kegiatan tersebut dengan tujuan untuk melaporkan teman-teman atau hal-hal yang diperoleh dari pelaksanaan kegiatan penelitian tindakan kelas tersebut dan sekaligus untuk memenuhi tugas mata kuliah pemantapan kemampuan professional ( PDGK 4501 ). Pada program pendidikan S1 PGSD Universitas terbuka UPBJ Bandung.
Laporan ini disusun dari catatan yang dibuat penulis ketika merancang kegiatan perbaikan pembelajaran, selama pengambilan data, dan hasil diskusi penulis dengan teman sejawat dan Kepala Sekolah.
1.Identifkasi Masalah
a. Mata Pelajaran Matematika
Dalam mata pelajaran Matematika pada pembelajaran Kompetensi Dasar membilang banyak benda terdapat data yang menunjukkan masih kurang dikuasai dan diofahami dalam materi ini, yaitu dengan adanya perolehan nilai rata-rata ulangan akhir sebesar 61,45, sedangkan KKN mata pelaajaran Matematika yang telah ditetapkan adalah sebesar 66.
Dari hasil trelaah, refleksi dan diskusi dengan teman sejawat terhadap pembelajaran materi 63,10 terungkap bahwa pembelajaran dengan metode penjelasan materi dan pendalaman materi kompetensi hanya dengan metode latihan saa, ternyata kurang membangkitkan minat siswa untuk ikut aktif dalam proses pembelajaran sehingga materi tidak dapat secara maksimal dipelajari dan diterima siswa.
b. Mata pelajaran PKN
Setelah beberapa kali dilaksanakan evaluasi akhir pembelajaran PKN pada kompetensi pada kompetensi dasar menjelaskan hak-hak untuk bermain, belajar dengan gembira dan didengar pendapatnya di kelas I SDN Pangulah Utara ternyata masih banyak siswa yang belum mencapai KKN, yaitu sekitatr 42 % dari jumlah siswa 31 orang dari nilai KKN yang ditetapkan sebesar 62,25.
Berdasarkan kenyataan di atas, penulis melakukan telaah dan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan, hasilnya didapat bahwa ketika pembelajaran berlangsung pada umumnya siswa kurang antusias dan kurang termotivasi dalam melaksanakan pembelajaran sehingga masih banyak siswa yang ngobrol dengan temannya dan ada beberapa siswa tidak mengerjakan tugas yang diberikan.
Berdasarkan temuan ini, penulis memngadakan diskusi dengan teman sejawat untuk menemukan akar permasalahan yang sebenarnya. Dari hasil diskusi dengan teman sejawat ditemukan bahwa tidak dikuasainya kompetensi dasar yang menjelaskan hak-hak untuk bermain, belajar dengan gembira dan didengar pendapatnya. Adalah kurang variatifnya metode pembelajaran dan alat peraga yang digunakan dalam proses pembelajaran sehingga kurang dapat memotivasi semangat siswa dan menarik minat dan perhatian siswa untuk mempelajari kompetensi dasar ini secara maksimal.
2. Analisis Masalah
Berdasrkan hasil telaah dan refleksi dari pembelajaran yang telah dilaksanakan, penulis menganalisis beberapa masalah yang ditemui pada saat proses pembelajaran yang menyebabkan materi pelajaran tidak dapat diterima siswa secara maksimal, yaitu:
a. Untuk Pelajaran Matematika
1. Pembelajaran Matematika yang hanya menjelaskan konsep-konsep dan rumus-rumus saja tanpa disertai dengan praktek atau demontrasi dengan menggunakan alat peraga membuat matematika dirasakan sebagai pelajaran yang membosankan dn sulit untuk difahami dan tidak mempunyai focus penarik perhatian siswa.
2. Kurangnya penggunaan alat perada dan tidak variatifnya metode pembelajaran yang diterapkan membuat siswa tidak dapat aktif dalam proses pembelajaran.
b. Untuk Pelajaran PKN
1. Guru dapat menggali minat siswa dalam pembelajaran karena tidak tersedianya alat peraga / media pembelajaran yang bias menarik perhatian siswa ketika proses pembelajaran sedang berlangsung.
2. Siswa kurang diberi kesempatan untuk dapat mengungkapkan pendapatnya sehingga siswa cenderung bersikap pasif.
B. Rumusan Masalah
Dari analisis yang ditemui penulis merumuskan beberapa permasalahan yang dihadapi pada mata pelajaran Matrematika:
Bagaimana cara meningkatkan kemampuan / pemahaman siswa Kelas I SDN Pangulah Utara Karawang dalam menuliskan lambang bilangan,melalui penggunaan kartu bilangan?
Untuk mata pelajaran PKN:
Bagaimana cara meningkatkan pemahaman siswa Kelas I SDN Pangulah Utara Karawang tentang hak-hak anak, melalui penggunaan poster.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk meengetahui peningkatan proses dan hasil belajar siswa dalam mata pelaaran Matematika pada kompetensi dasar membilang banyak benda, dan mata pelajaran PKN pada kompetensi dasar menjelaskan hak-hak anak untuk bermain, belajar dengan gembira dan didengar pendapatnya. Agar lebih jelasnya tujuan ini adalah:
1) Untuk mengetahui kemampuan siswa kelas I SDN Pangulah Utara karawang dalam menuliskan lambang bilangan melalui penggunaan kartu bilangan.
2) Untuk mengetahui kemampuan siswa kelas I SDN Pangulah Utara Karawang tentang hak-hak anak melalui penggunaan poster.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian tindakan kelas yang penulis buat adalah meningkatkan pemahaman siswa dalam belajar, jika guru menerapkan keterampilan menjelaskan dengan bahasa yang lugas, mudah dimengerti, disertai alat peraga yang sesuai dalam pemilihan alat peraga dan metode yang tepat, serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya. Selain ini penelitian ini bermanfaat dalam hal mengaktifkan siswa, memotivasi siswa, yang pada akhirnya belajar siswa akan meningkat pula.
Penelitian tindakan yang penulis buat juga bermanfaat bagi penulis sendiri sebagai peneliti teman sejawat, siswa dan sekolah tempat mengajar penulis, antara lain:
1) Bagi penulis dan teman sejawat dengan penelitian ini dapat memperbaiki pembelajaran, meningkatan dan mengmbangkan profesionalisme diri.
2) Bagi siswa dapat meningkatkan pross dan hasil belajar.
3) Bagi sekolah membantu meningkatkan mutu pendidikan di sekolah tersebut dan meningkatkan reputasi sekolah.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1. Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar
2.1.1. Pengertian, fungsi, dan tujuan pembelajaran matematika
Berdasarkan kurikulum 2006 (BSNP : 8) pengertian Matematika adalah suatu bahan kajian yang memiliki objek abstrak dan dibangun melaalui proses penalaran dedukif, yaitu konsep diperoleh sebagai akibat logis dari kebenaran sebelumnya yang sudah diterima, sehingga keterkaitan antar konsp dalam Matematika bersifat sangat kuat dan jelas.
Dalam pembelajaran matematika agar suatu materi dapat dengan mudah dimengerti oleh siswa, proses penalaran induksi dapat dilakukan pada awal pembelajaran dan kemudian dilanjutkan dengan proses penelaran deduktif untuk menguatkan pemahaman yang sudah dimiliki siswa.
Fungsi dari matematika menurut Respati Mulyato (2005: 233) dalam tulisannya di Jurnal Pendidikan Nasional Tahun 2005 adalah untuk mengembangkan logika berpikir siswa dalam menyelesaikan soal-soal atau memecahkan masalah-masalah logis, baik yang terkait dengan materi matematik langsung ataupun bidang studi lain yang mengandung unsure logika.
2.1.2. Ruang lingkup dan rambu-rambu pembelajaran matematika
Ruang lingkup pembelajaran Matematika terdiri dari berbaga standar kompetensi yang pada akhir periode pembelajaran harus dapat dikuasai oleh siswa. Standar kompetensi dikelompokkan dalam kemahiran matematika, bilangan, pengukuran dan geometri,aljabar, statistika, dan peluang.
Trigonometri dan kalkus standar kompetensi pembelajaran matematika di kelas I SD merupakan standar kompetensi . untuk kurikulum lanjut yang dilakukan dan harus dicapai oleh peserta didik melalui pengalaman belajar.
2.2. Pembelajaran PKN di Sekolah Dasar
2.2.1. Pengertian, fungsi, dan tujuan pembelajaran PKN
Materi PKN dikembangkan dalam bentuk standar nasional PKN yang pelaksanaannya berprinsif pada elementasi kurikulum terdesentralisai. Ada empat isi pokok Pendidikan Kewarganegaraan:
1) Kemampuan dasar dan kemampuan kewarganegaraan sebagai sasaran pembentukan.
2) Standar materi kewarganegaraan sebagai muatan kurikulum dan pemnbelajaran.
3) Indicator pencapaiakan sebagai criteria keberhasilan pencapaian kemampuan dan,
4) Rambu-rambu umum pembelajaran sebagai rujukan alternative bagi guru.
Fungsi PKN bertumpu pada kemampuan dasar kewarganegaraan (Civic Competence) untuk semua jenjang.
Tujuan pendidikan kewarganegaraan adalah partisipasi yang penuh nalas dan tanggung jawab dalam kehidupan politik dari warga Negara yang taat kepada nilai-nilai dan prinsif-prinsif dasar demokrasi konstitusional Indonesia.
Pembelajaran PKN dapat membekali siswa dengan pengetahuann dan keterampilan intelektual yang memadai serta pengalaman praktis agar memiliki kompetensi dan efektifitas dalam berprestasi.
Suryadi dan Sumardi (1999) mengemukakan bahwa untuk mengkonsepsi pendidikan kerawganegaraan dengan paradigmanya yang baru, konsep Negara dapat didekati dari sudut pandang system. Negara adalah suatu bentuk khusus dari tata kehidupan social yang dibangun dari sejumlah komponen dasar di dalam suatu ssistem yang integral.
Komponen-komponen dasar system tata kehidupan bernegara terdiri dari system personal. System kelembagaan, system normative, system wilayah dan system idiologis sebagai factor integrative bagi seluruh komponen.*
BAB III
PELAKSANAAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
A. Subjek Penelitian
Penelitian ini dilakukan di kelas I SDN Pangulah Utara Kecamatan Kotabaru Kabupaten Karawang pada tanggal 3 Maret 2010 sampai dengan 18 Maret 2010.
Adapun mata pelajaran yang dijadikan subjek penelitian adalah mata pelajaran Matematika (mata pelajaran eksakta) dan mata pelajaran PKN (mata pelajaran non eksak) jumlah siswa yang terlinbat dalam penelitian ini sebanyak 31 orang, 16 siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan. Secara umum para siswa yang mengikuti pendidikan di SDN Pangulah Utara berlatar belakang ekonomi kelas menengah ke bawah dengan mata pencaharian orang tua sebagian besar dari kalangan buruh tani. Demikian pula latar belakang pendidikan mereka sebagian besar hanya lulusan SD.
Hal ini merupakan suatu tantangan dari sekolah untuk terus berupaya memberikan perhatian khusus kepada siswa dalam mengikuti pendidikan di sekolah, agar para siswa dapat belajar dengan baik serta menghasilkan lulusan terbaik. Kemudian dapat melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi.
B. Deskripsi Persiklus
Prosedur pelaksanaan yang dilakukan peneliti dalam kegiatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dimulai dengan kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
a) Membuat perencanaan tentang mata pelajaran apa yang memungkinkan untuk dilakukannya Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
b) Membuat Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP)
c) Mencari teman sejawat,yaitu guru senior di SDN Pangulah Utara
d) Membuat Laporan kepada bapak Kepala Sekolah SDN Pangulah Utara tentang kegiatan PTK yang penulis lakukan di kelas IA yang bersangkutan.
e) Mengumpulkan data yang berupa lembaran-lembaran observasi untuk diamati dan direfleksi.
f) Untuk mengetahui tentang langkah-langkah apa yang harus dilakukan oleh penulis agar kegiatan ini dapat berjalan dan mencapai hasil sesuai dengan apa yang diharapkan, peneliti melakukan konsultasi dengan Supervisor PKP.
1. Mata Pelajaran Matematika
Siklus I
a) Prosedur Umum
Pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan secara umum adalah:
o Guru memimpin doa sebelum belajar
o Memperingatkan cara duduk yang baik selama pelajaran berlangsung.
o Mengadakan apersepsi tentang menulis lambang bilangan.
o Guru memberi contoh soal dan penyelesaiannya dilakukan sendiri oleh guru.
o Guru m,enyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai setelah dilaksanakannya kegiatan pembelajaran matematika pada hari itu.
o Guru mengadakan evaluasi.
b) Prosedur Khusus
Sesuai dengan RPP Perbaikan, guru member contoh soal dan cara mengisinya tanpa melibatkan anak atau tidak menyusuh anak untuk mendemontrasikan atau mengisinya di papan tulis.
Siklus II
a) Prosedur Umum
Pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan secara umum adalah:
o Guru memimpin doa sebelum belajar
o Memperingatkan cara duduk yang baik selama pelajaran berlangsung.
o Mengadakan apersepsi tentang menulis lambang bilangan yang benar.
o Guru member contoh soal lebih banyak dari Sikluss 1 dan mengisinya, kemudian menyuruh salah seorang siswa ke depan untuk mengisi di papan tuliss secara bergantian.
o Guru menyampaikan penjelasan materi pokok secara berulang-ulang dan menjelaskan tempat ratusan, puluhan, dan satuan secara rinci mengguggunakan dekak-dekak berwarna, warna merah untuk ratusan, warna kuning untuk puluhan, dan warna hijau untuk satuan.
o Siswa secara bergilir mempraktekkan cara menggunakan dekak-dekak.
o Guru mengadakan evaluasi.
b) Prosedur Khusus
o Sesuai dengan RPP perbaikan secara berulang-ulang buru memberikan penjelasan dan memberi banyak contoh soal kepada siswa.
o Guru memberi penjelasan cara bilangan atau dan menulis lambang bilangamn dan cara penggunaaan dekak-dekak berwarna.
o Untuk nilai tempat puluhan dan satua serta melibatkan siswa dengan bergilir untuk menulis lambang bilangan, bilangan 51 – 100.
o Secara urut dan sebelum mengadakan evaluasi, Siswa diberi kesempatan untuk bertanya jawab dengan harapan siswa lebih memahami materi yang sedang dipelajari.
2. Mata Pelajaran PKN
Siklus I
c) Prosedur Umum
Pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan secara umum adalah:
o Guru memotivasi kesiapan belajar
o Guru mengadakan apersepsi tentang hak-hak anak tanpa alat peraga.
o Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
o Guru menekankan pembelajaran pada materi pokok tanpa menggunakan alat peraga dan demontrasi
o Guru mengadakan evaluasi.
d) Prosedur Khusus
Sesuai dengan Rencana Perbaikan Pembelajaran, yang dilakukan pada penekanan pada materi pokok , menuliskan hak-hak anak di rumah maupun di sekolah, yang terdapat pada table ke buku catatan siswa tanpa ada Tanya jawab.
Siklus II
c) Prosedur Umum
Pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan secara umum adalah:
o Guru memotivasi kesiapan belajar siswa.
o Guru mengadakan apersepsi tentang hak-hak anak pada mata pelajaran PKN dengan menggunakan foster dengan judul mendapatkan kasih saying adalah hak anak di rumah.
o Guru memberi contoh hak-hak anak yang lainnya seperti seperti hak mendapat kehidupan yang layak, hak mendapat pelajaran dsb.
o Guru mengadakan evaluasi.
d) Prosedur Khusus
Sesuai dengan rencana perbaikan yaitu penjelasan tentang hak-hak anak baik di rumah maupun di sekolah disertai dengan foster yang berjudul mendapatkan kasih saying adalah hak-hak anak di rumah.
Siswa diberi kesempatan ke depan untuk menjelaskan haknya di sekolah.*
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. HASIL PENELITIAN
1. Mata Pelajaran Matematika
Hasil pengolahan data yang dilaksanakan dari dua siklus perbaikan pembelajaran Matematika diperoleh data akhir sebagai berikut:
Hasil rekapitulassi nilai tes Matematika sebelum dan sesudah perbaikan pembelajaran dalam bentuk grafik adalah sebagai berikut:
2. Mata Pelajaran PKN
Hasil pengolahan data yang dilaksanakan dari dua siklus perbaikan pembelajaran Matematika diperoleh data akhir sebagai berikut:
Hasil rekapitulassi nilai tes Matematika sebelum dan sesudah perbaikan pembelajaran dalam bentuk grafik adalah sebagai berikut:
B. DESKRIPSI TEMUAN/REFLEKSI
Dari hasil diskusi dengan pengamat dan supervisor , perbaikan penbelajaran yang dilaksanakan berdasarkan 2 siklus perbaikan menghailkan kemajuan yang diharapkan.
a. Mata Pejalaran Matematika
Pada siklus 1 tidak ada siswa yang mendapat nilai 100, hanya 2 siswa mendapat nilai 90, ada 3 siswa yang mendapat nilai antara 80-85, ada 8 siswa yang mendapat nilai 70, ada 8 siswa yang mendapat nilai 60-65, ada 5 anak yang mendapat nilai 50-55, ada 3 anak yang mendapat nilai 40-45, dan ada 1 anak yang mendapat nilai 30. KKM Mata Pelajaran Matematika Kelas I SDN Pangulah Utara ditetapkan sebesar 63,10, dengan begitu maka prosentase anak yang mencapai KKM adalah sebesar 45,16 % atau sebanyak 14 siswa.
Pada siklus 2 ada peningkatan prosentase pencapaian nilai anak terhadap nilai KKM, yaitu dari 45,16 % pada siklus 1 menjadi 77,42 % pada siklus 2, dengan rincian pencapaian, yaitu: ada 10 anak yang mendapat nilai 100, ada 4 anak yang mendapat nilai 85-90, ada 5 anak yang mendapat nilai 75-80, dan ada 3 anak yang mendapat nilai 50-55. Dan nilai rata-rata kelas yang dicapai adalah 79,35 sehingga sudah melebihi KKM Matematika SDN Pangulah Utara yang ditetapkan 63,10.
b. Mata Pejalaran PKN
Pada siklus 1 tidak ada siswa yang mendapat nilai 95-100, hanya 2 siswa mendapat nilai 90, ada 3 siswa yang mendapat nilai antara 85-90, ada 10 siswa yang mendapat nilai 75-80, ada 5 siswa yang mendapat nilai 65-70, ada 6 anak yang mendapat nilai 55-60, ada 3 anak yang mendapat nilai 40-45, dan ada 2 anak yang mendapat nilai 45-50. KKM Mata Pelajaran PKN Kelas I SDN Pangulah Utara ditetapkan sebesar 62,25 , dengan begitu maka prosentase anak yang mencapai KKM adalah sebesar 58,06 % atau sebanyak 18 siswa.
Pada siklus 2 ada peningkatan prosentase pencapaian nilai anak terhadap nilai KKM, yaitu dari 96,77 atau sebanyak 30 siswa, dengan nilai rata-rata 76,95. Dan ini berarti telah melebihi nilai KKM PKN SDN Pangulah Utara yang ditetapkan 62,25.
C. PEMBAHASAN
Kegiatan yang dilakukan Guru pada PTK mata Pelajaran Matematika semula direncanakan akan mencapai siklus 3, tetapi karena 2 siklus saja sudah mencapai nilai yang diharapkan, maka siklus ke-3 tidak dilaksanakan.
a. Mata Pelajaran Matematika
Berdasarkan hasil pengolahan data dan pengamatan oleh observer maka rencana perbaikan pembelajaran matematika hanya dilaksanakan 2 siklus.
1) Setelah melakukan apersepsi dan penjelasan materi, guru mengevaluasi siswa. Hassil evaluasi adalah: siswa yang mencapai KKM baru 45,16 % dan yang mendapat nilai di bawah KKM 54,84% . Dari hasil ini dirasa kurang memuaskan maka dilakukan perbaikan pada siklus 2.
2) Untuk meningkatkan nilai dan mencapai perbaikan yang diinginkan maka guru melengkapi pembelajaran dengan alat peraga dan menggunakan kartu bilangan untuk meningkatkan pemahaman siswa dalam menulis lambang bilangan, siswa yang kurang faham disuruh maju ke depan untuk menulis lambang bilangan dengan benar.
3) Hasil yang dicapai pada perbaikan pembelajaran siklus 2 ini ternyata memuaskan, yaitu mencapai angka prosentase 77,42 %.
b. Mata Pelajaran PKN
Berdasarkan hasil pengelolaan data dan pengamatan oleh observer maka rencana perbaikan pembelajaran PKN hanya dilaksanakan 2 sikluss.
1) Siklus 1, setelah melakukan apersepsi dan penjelasan materi , guru mengevaluasi siswa. Hasil dari evaluasi adalah siswa yang mencapai nilai KKM baru 58,06 %, dan hasil ini dirasa kurang memuaskan maka diadakan perbaikan pada siklus 2.
2) Untuk meningkatkan nilai dan mencapai perbaikan yang diinginkan maka guru melengkapi pembelajaran dengan alat peraga dan menggunakan metode demontrasi. Siswa mengisi table dengan sehari-hari yang dipampang di depan kelas dan mengisinya secara bergiliran. Setelah itu baru dilaksanakan evaluasi.
3) Hasil yang dicapai pada perbaikan pembelajaran siklus 2 ini yternyata sangat memuaskan yaitu mencapai angka prosentase 96,77 % atau ada 30 anak yang dapat mencapai nilai KKM dari 31 siswa yang ikut perbaikan pembelajaran.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan oleh peneliti dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Penggunaan metode demontrassi dan penggunaan alat peraga dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran penulisan lambang bilangan, bilangan 51-100. Dapat kita lihat dari nilai hasil evaluasi yang dilaksanakan pada setiap siklus. Pada siklus pertama perbaikan pengajaran siswa kelas 1 SDN Pangulah Utara Kecamatan Kotabaru Kabupaten Karawang mendapat nilai rata-rata 79,35.
2. Penggunaan metode demontrasi dan alat peraga poster dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menuliskan hak-hak anak. Pada siklus pertama perbaikan pengajaran siswa SDN Pangulah Utara Kecamatan Kotabaru Kabupaten Karawang mendapat nilai rata-rata 76,95.
B. Saran
Bersama ini kami mengajukan beberaapa saran sebagai tinjauan penelitian yang telah kami lakukan, yaitu:
1. Meningkatkan sumber daya manusia (SDM) dan meningkatkan kompetensi serta profesionalisme adalah suatu tuntutan yang tidak bias dihindari oleh semua kalangan pendidikan. Hal ini dapat dilakukan dengan penerapan berbagai metode, strategi, pendekatan dan penerapan media alat bantu pelajaran.
2. Dalam penerapan metode pemecahan masalah pada pembelajaran Matematika di Sekolah dasar, hendaknya memperhatikan materi yang akan disampaikan.
3. Sarana dan persiapan guru dalam melaksanakan pembelajaran dengan metode pemecahan masalah harus disiapkan agar tidak terjadi kesenjangan dalam melaksanakan tugas yang diberikan di dalam kelompok.
4. Penggunaan alat peraga yang tepat misalnya kartu bilangan untuk memperlancar menulis lambang bilangan dan penggunaan poster tentang hak-hak anak dapat memnbantu proses pembelajaran.*
DAFTAR PUSTAKA
A. Karim dan Widagdo, D (2001). Pendidikan Matemaatika II, Jakarta , Universitas Terbuka.
Andayani, dkk (2007), Pemantapan kemampuan Profesional (panduan), Jakarta, Universitas Terbuka.
Depdikbud (2004), Kurikulum 2006. Dinas Pdan K kabupaten Karawang.
Hambali J. Iskandar dan Rahmat M. (1995) Pendidikan Matematika I, Jakarta Depdikbud.
Kasihani , Kasbollah (1998/1999), Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta Dikti Proyek PGSD.
Purbowinanto, Yudi (2004) Pandai Belajar Bahasa Indonesia Kelas 2. Bandung , regina.
Ruseffendi (1992), Pendidikan Matematika 3, Jakarta Depdikbud.
Soekoro dan Gunawan A. (2005) Rahasia Matematika SD, Surabaya, Mitra Pelajar.
Udin S. Winata Putra dkk,.(2006) Materi dan Pembelajaran PKN SD. Jakarta. UT
Igak Wardhani (2007). Penelitian Tindakan Kelas. Kelas I-VI. Jakarta. UT.
Slamet dkk (2008). Pendidikan Kewarganegaraan untuk SD Kelas I. Pusat Perbukuan Depdikbud.
Diposkan oleh ARTIKEL KITA di 07:58
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Salah satu upaya yang bias dilakukan guru untuk meningkatkan penguasaan siswa terhadap materi pelajaran adalah dengan cara proses perbaikan pengajaran. Keberhasilan seorang siswa untuk dapat menguasai suatu materi pelajaran, selain ditentukan oleh faktir internal siswa, seperti tingkat kecerdasan, kerajinan, dan ketekunan juga ditentukan oleh factor eksternal, di antaranya yaitu afektifitas strategi dan metode pembelajaran yang digunakan guru ketika menyampaikan materi pelajaran. Efektifitas strategi dan metode pembelajran yang digunakan oleh guru dapat dilihat tingkat keberhasilannya dari pencapaian nilai yang diraih oleh siswa dalam akhir pembelajaran. Untuk dapat meraih hasil yang maksimal dari proses pembelajaran adalah mutlak diperlukan, seperti yang diungkapkan oleh Suryo Subroto (2004:1) bahwa:
“Salah satu upaya meningkatkan mutu pendidikan ialah dengan melalui perbaikan proses belaar mengajar, yang di dalamnya mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbale balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Berkaitan dengan hal itu, keberagaman penyajian dalam bentuk kegiatan, latihan, tugas dan pengayaan akan memberikan dampak terhadap kemampuan berpikir rasional, keterampilan social, meningkatkan intelektual, dan mampu melahirkan keputusan-keputusan yang tepat berdasar situasi dan kondisi yang dialami.”
Perbaikan dan penyempurnaan yang dilakukan oleh seseorang atau suatu baadan/lembaga biasanya dimaksudkan untuk menyesuaikan hal yang sedang dikerakan atau hasil yang diraih dari suatu pekerjaan dengan tingkat perkembangan dan kemajuan yang sedang berlangsung. Dalam bidang pendidikan, penyesuaian dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta tuntutan perkembangan pembangunan telah berdampak pada terjadinya perubahan dan penyesuaian kurikulum pendidikan. Perubahan kurikulum telah dilakukan beberapa kalinya diantaranya kurikulum 1994, 1998, KBK, dan KTSP. Dalam tiap perubahan kurikulum ini berdampak pula pada perubahan cara, strategi, dan metode pembelajaran yang dilakukan. Salah satu contoh, kurikulum 1986 memusatkan proses pembelajaran pada guru, aktifitas dilaksanakan oleh guru, sehingga guru cenderung mendominasi kelad dan siswa lebih banyak mendengar dan menerima saja materi pembelajaran yang diberikan, sedang dalam kurikulum yang berlaku sekarang ini yaitu kurikulum 2006 ( KTSP ) arah pembelajaran berpusat pada peserta didik dan melibatkan peserta didik secara aktif.
Dalam pelaksanaan kurikulum 2006 ( KTSP ) terdapat adanya Kriteria Ketuntasan Minimal ( KKM ). KKM berfungsi sebagai standar terendah yang berkaitan dengan nilai siswa dalam suatu kompetensi dasar atau mata pelajaran yang harus dapat dicapainya agar siswa tersebut dapat naik kelas atau dinyatakan telah menguasai kompetensi yang diajarkan. Mengkaji dari KKM yang ditetapkan oleh SD Negeri Pangulah Utara dan hail belajar siswa sdalam kegiatan belajar mengajar, ternyata penguasaan materi pelajaran beberapa orang peserta didik terhadap beberapa kompetensi dasar atau mata pelajaran yang telah diberikan belum sepenuhnya dapat mencapai KKm yang telah ditetapkan, terutama untuk mata pelajaran Matematika dan PKN. Hal ini terlihat dari nilai ulangan harian yang diperoleh oleh beberapa siswa yang masih kurang atau berada di bawah KKN yang telah ditetapkan. Missal KKN mata pelajaran Matematika 66, nilai yang diperoleh 65, berarti nilai rata-rata di bawah KKN.
Berdasarkan kenyataan di atas penulis mengadakan perbaikan dalam pembelajaran Matematika dan PKN melalui pelaksanaan penelitian tindakan kelas (Class Action Research). Dari hasil penelitian Tindakat kelas yang dilaksanakan penulis membuat hasil laporan kegiatan tersebut dengan tujuan untuk melaporkan teman-teman atau hal-hal yang diperoleh dari pelaksanaan kegiatan penelitian tindakan kelas tersebut dan sekaligus untuk memenuhi tugas mata kuliah pemantapan kemampuan professional ( PDGK 4501 ). Pada program pendidikan S1 PGSD Universitas terbuka UPBJ Bandung.
Laporan ini disusun dari catatan yang dibuat penulis ketika merancang kegiatan perbaikan pembelajaran, selama pengambilan data, dan hasil diskusi penulis dengan teman sejawat dan Kepala Sekolah.
1.Identifkasi Masalah
a. Mata Pelajaran Matematika
Dalam mata pelajaran Matematika pada pembelajaran Kompetensi Dasar membilang banyak benda terdapat data yang menunjukkan masih kurang dikuasai dan diofahami dalam materi ini, yaitu dengan adanya perolehan nilai rata-rata ulangan akhir sebesar 61,45, sedangkan KKN mata pelaajaran Matematika yang telah ditetapkan adalah sebesar 66.
Dari hasil trelaah, refleksi dan diskusi dengan teman sejawat terhadap pembelajaran materi 63,10 terungkap bahwa pembelajaran dengan metode penjelasan materi dan pendalaman materi kompetensi hanya dengan metode latihan saa, ternyata kurang membangkitkan minat siswa untuk ikut aktif dalam proses pembelajaran sehingga materi tidak dapat secara maksimal dipelajari dan diterima siswa.
b. Mata pelajaran PKN
Setelah beberapa kali dilaksanakan evaluasi akhir pembelajaran PKN pada kompetensi pada kompetensi dasar menjelaskan hak-hak untuk bermain, belajar dengan gembira dan didengar pendapatnya di kelas I SDN Pangulah Utara ternyata masih banyak siswa yang belum mencapai KKN, yaitu sekitatr 42 % dari jumlah siswa 31 orang dari nilai KKN yang ditetapkan sebesar 62,25.
Berdasarkan kenyataan di atas, penulis melakukan telaah dan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan, hasilnya didapat bahwa ketika pembelajaran berlangsung pada umumnya siswa kurang antusias dan kurang termotivasi dalam melaksanakan pembelajaran sehingga masih banyak siswa yang ngobrol dengan temannya dan ada beberapa siswa tidak mengerjakan tugas yang diberikan.
Berdasarkan temuan ini, penulis memngadakan diskusi dengan teman sejawat untuk menemukan akar permasalahan yang sebenarnya. Dari hasil diskusi dengan teman sejawat ditemukan bahwa tidak dikuasainya kompetensi dasar yang menjelaskan hak-hak untuk bermain, belajar dengan gembira dan didengar pendapatnya. Adalah kurang variatifnya metode pembelajaran dan alat peraga yang digunakan dalam proses pembelajaran sehingga kurang dapat memotivasi semangat siswa dan menarik minat dan perhatian siswa untuk mempelajari kompetensi dasar ini secara maksimal.
2. Analisis Masalah
Berdasrkan hasil telaah dan refleksi dari pembelajaran yang telah dilaksanakan, penulis menganalisis beberapa masalah yang ditemui pada saat proses pembelajaran yang menyebabkan materi pelajaran tidak dapat diterima siswa secara maksimal, yaitu:
a. Untuk Pelajaran Matematika
1. Pembelajaran Matematika yang hanya menjelaskan konsep-konsep dan rumus-rumus saja tanpa disertai dengan praktek atau demontrasi dengan menggunakan alat peraga membuat matematika dirasakan sebagai pelajaran yang membosankan dn sulit untuk difahami dan tidak mempunyai focus penarik perhatian siswa.
2. Kurangnya penggunaan alat perada dan tidak variatifnya metode pembelajaran yang diterapkan membuat siswa tidak dapat aktif dalam proses pembelajaran.
b. Untuk Pelajaran PKN
1. Guru dapat menggali minat siswa dalam pembelajaran karena tidak tersedianya alat peraga / media pembelajaran yang bias menarik perhatian siswa ketika proses pembelajaran sedang berlangsung.
2. Siswa kurang diberi kesempatan untuk dapat mengungkapkan pendapatnya sehingga siswa cenderung bersikap pasif.
B. Rumusan Masalah
Dari analisis yang ditemui penulis merumuskan beberapa permasalahan yang dihadapi pada mata pelajaran Matrematika:
Bagaimana cara meningkatkan kemampuan / pemahaman siswa Kelas I SDN Pangulah Utara Karawang dalam menuliskan lambang bilangan,melalui penggunaan kartu bilangan?
Untuk mata pelajaran PKN:
Bagaimana cara meningkatkan pemahaman siswa Kelas I SDN Pangulah Utara Karawang tentang hak-hak anak, melalui penggunaan poster.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk meengetahui peningkatan proses dan hasil belajar siswa dalam mata pelaaran Matematika pada kompetensi dasar membilang banyak benda, dan mata pelajaran PKN pada kompetensi dasar menjelaskan hak-hak anak untuk bermain, belajar dengan gembira dan didengar pendapatnya. Agar lebih jelasnya tujuan ini adalah:
1) Untuk mengetahui kemampuan siswa kelas I SDN Pangulah Utara karawang dalam menuliskan lambang bilangan melalui penggunaan kartu bilangan.
2) Untuk mengetahui kemampuan siswa kelas I SDN Pangulah Utara Karawang tentang hak-hak anak melalui penggunaan poster.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian tindakan kelas yang penulis buat adalah meningkatkan pemahaman siswa dalam belajar, jika guru menerapkan keterampilan menjelaskan dengan bahasa yang lugas, mudah dimengerti, disertai alat peraga yang sesuai dalam pemilihan alat peraga dan metode yang tepat, serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya. Selain ini penelitian ini bermanfaat dalam hal mengaktifkan siswa, memotivasi siswa, yang pada akhirnya belajar siswa akan meningkat pula.
Penelitian tindakan yang penulis buat juga bermanfaat bagi penulis sendiri sebagai peneliti teman sejawat, siswa dan sekolah tempat mengajar penulis, antara lain:
1) Bagi penulis dan teman sejawat dengan penelitian ini dapat memperbaiki pembelajaran, meningkatan dan mengmbangkan profesionalisme diri.
2) Bagi siswa dapat meningkatkan pross dan hasil belajar.
3) Bagi sekolah membantu meningkatkan mutu pendidikan di sekolah tersebut dan meningkatkan reputasi sekolah.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1. Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar
2.1.1. Pengertian, fungsi, dan tujuan pembelajaran matematika
Berdasarkan kurikulum 2006 (BSNP : 8) pengertian Matematika adalah suatu bahan kajian yang memiliki objek abstrak dan dibangun melaalui proses penalaran dedukif, yaitu konsep diperoleh sebagai akibat logis dari kebenaran sebelumnya yang sudah diterima, sehingga keterkaitan antar konsp dalam Matematika bersifat sangat kuat dan jelas.
Dalam pembelajaran matematika agar suatu materi dapat dengan mudah dimengerti oleh siswa, proses penalaran induksi dapat dilakukan pada awal pembelajaran dan kemudian dilanjutkan dengan proses penelaran deduktif untuk menguatkan pemahaman yang sudah dimiliki siswa.
Fungsi dari matematika menurut Respati Mulyato (2005: 233) dalam tulisannya di Jurnal Pendidikan Nasional Tahun 2005 adalah untuk mengembangkan logika berpikir siswa dalam menyelesaikan soal-soal atau memecahkan masalah-masalah logis, baik yang terkait dengan materi matematik langsung ataupun bidang studi lain yang mengandung unsure logika.
2.1.2. Ruang lingkup dan rambu-rambu pembelajaran matematika
Ruang lingkup pembelajaran Matematika terdiri dari berbaga standar kompetensi yang pada akhir periode pembelajaran harus dapat dikuasai oleh siswa. Standar kompetensi dikelompokkan dalam kemahiran matematika, bilangan, pengukuran dan geometri,aljabar, statistika, dan peluang.
Trigonometri dan kalkus standar kompetensi pembelajaran matematika di kelas I SD merupakan standar kompetensi . untuk kurikulum lanjut yang dilakukan dan harus dicapai oleh peserta didik melalui pengalaman belajar.
2.2. Pembelajaran PKN di Sekolah Dasar
2.2.1. Pengertian, fungsi, dan tujuan pembelajaran PKN
Materi PKN dikembangkan dalam bentuk standar nasional PKN yang pelaksanaannya berprinsif pada elementasi kurikulum terdesentralisai. Ada empat isi pokok Pendidikan Kewarganegaraan:
1) Kemampuan dasar dan kemampuan kewarganegaraan sebagai sasaran pembentukan.
2) Standar materi kewarganegaraan sebagai muatan kurikulum dan pemnbelajaran.
3) Indicator pencapaiakan sebagai criteria keberhasilan pencapaian kemampuan dan,
4) Rambu-rambu umum pembelajaran sebagai rujukan alternative bagi guru.
Fungsi PKN bertumpu pada kemampuan dasar kewarganegaraan (Civic Competence) untuk semua jenjang.
Tujuan pendidikan kewarganegaraan adalah partisipasi yang penuh nalas dan tanggung jawab dalam kehidupan politik dari warga Negara yang taat kepada nilai-nilai dan prinsif-prinsif dasar demokrasi konstitusional Indonesia.
Pembelajaran PKN dapat membekali siswa dengan pengetahuann dan keterampilan intelektual yang memadai serta pengalaman praktis agar memiliki kompetensi dan efektifitas dalam berprestasi.
Suryadi dan Sumardi (1999) mengemukakan bahwa untuk mengkonsepsi pendidikan kerawganegaraan dengan paradigmanya yang baru, konsep Negara dapat didekati dari sudut pandang system. Negara adalah suatu bentuk khusus dari tata kehidupan social yang dibangun dari sejumlah komponen dasar di dalam suatu ssistem yang integral.
Komponen-komponen dasar system tata kehidupan bernegara terdiri dari system personal. System kelembagaan, system normative, system wilayah dan system idiologis sebagai factor integrative bagi seluruh komponen.*
BAB III
PELAKSANAAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
A. Subjek Penelitian
Penelitian ini dilakukan di kelas I SDN Pangulah Utara Kecamatan Kotabaru Kabupaten Karawang pada tanggal 3 Maret 2010 sampai dengan 18 Maret 2010.
Adapun mata pelajaran yang dijadikan subjek penelitian adalah mata pelajaran Matematika (mata pelajaran eksakta) dan mata pelajaran PKN (mata pelajaran non eksak) jumlah siswa yang terlinbat dalam penelitian ini sebanyak 31 orang, 16 siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan. Secara umum para siswa yang mengikuti pendidikan di SDN Pangulah Utara berlatar belakang ekonomi kelas menengah ke bawah dengan mata pencaharian orang tua sebagian besar dari kalangan buruh tani. Demikian pula latar belakang pendidikan mereka sebagian besar hanya lulusan SD.
Hal ini merupakan suatu tantangan dari sekolah untuk terus berupaya memberikan perhatian khusus kepada siswa dalam mengikuti pendidikan di sekolah, agar para siswa dapat belajar dengan baik serta menghasilkan lulusan terbaik. Kemudian dapat melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi.
B. Deskripsi Persiklus
Prosedur pelaksanaan yang dilakukan peneliti dalam kegiatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dimulai dengan kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
a) Membuat perencanaan tentang mata pelajaran apa yang memungkinkan untuk dilakukannya Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
b) Membuat Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP)
c) Mencari teman sejawat,yaitu guru senior di SDN Pangulah Utara
d) Membuat Laporan kepada bapak Kepala Sekolah SDN Pangulah Utara tentang kegiatan PTK yang penulis lakukan di kelas IA yang bersangkutan.
e) Mengumpulkan data yang berupa lembaran-lembaran observasi untuk diamati dan direfleksi.
f) Untuk mengetahui tentang langkah-langkah apa yang harus dilakukan oleh penulis agar kegiatan ini dapat berjalan dan mencapai hasil sesuai dengan apa yang diharapkan, peneliti melakukan konsultasi dengan Supervisor PKP.
1. Mata Pelajaran Matematika
Siklus I
a) Prosedur Umum
Pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan secara umum adalah:
o Guru memimpin doa sebelum belajar
o Memperingatkan cara duduk yang baik selama pelajaran berlangsung.
o Mengadakan apersepsi tentang menulis lambang bilangan.
o Guru memberi contoh soal dan penyelesaiannya dilakukan sendiri oleh guru.
o Guru m,enyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai setelah dilaksanakannya kegiatan pembelajaran matematika pada hari itu.
o Guru mengadakan evaluasi.
b) Prosedur Khusus
Sesuai dengan RPP Perbaikan, guru member contoh soal dan cara mengisinya tanpa melibatkan anak atau tidak menyusuh anak untuk mendemontrasikan atau mengisinya di papan tulis.
Siklus II
a) Prosedur Umum
Pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan secara umum adalah:
o Guru memimpin doa sebelum belajar
o Memperingatkan cara duduk yang baik selama pelajaran berlangsung.
o Mengadakan apersepsi tentang menulis lambang bilangan yang benar.
o Guru member contoh soal lebih banyak dari Sikluss 1 dan mengisinya, kemudian menyuruh salah seorang siswa ke depan untuk mengisi di papan tuliss secara bergantian.
o Guru menyampaikan penjelasan materi pokok secara berulang-ulang dan menjelaskan tempat ratusan, puluhan, dan satuan secara rinci mengguggunakan dekak-dekak berwarna, warna merah untuk ratusan, warna kuning untuk puluhan, dan warna hijau untuk satuan.
o Siswa secara bergilir mempraktekkan cara menggunakan dekak-dekak.
o Guru mengadakan evaluasi.
b) Prosedur Khusus
o Sesuai dengan RPP perbaikan secara berulang-ulang buru memberikan penjelasan dan memberi banyak contoh soal kepada siswa.
o Guru memberi penjelasan cara bilangan atau dan menulis lambang bilangamn dan cara penggunaaan dekak-dekak berwarna.
o Untuk nilai tempat puluhan dan satua serta melibatkan siswa dengan bergilir untuk menulis lambang bilangan, bilangan 51 – 100.
o Secara urut dan sebelum mengadakan evaluasi, Siswa diberi kesempatan untuk bertanya jawab dengan harapan siswa lebih memahami materi yang sedang dipelajari.
2. Mata Pelajaran PKN
Siklus I
c) Prosedur Umum
Pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan secara umum adalah:
o Guru memotivasi kesiapan belajar
o Guru mengadakan apersepsi tentang hak-hak anak tanpa alat peraga.
o Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
o Guru menekankan pembelajaran pada materi pokok tanpa menggunakan alat peraga dan demontrasi
o Guru mengadakan evaluasi.
d) Prosedur Khusus
Sesuai dengan Rencana Perbaikan Pembelajaran, yang dilakukan pada penekanan pada materi pokok , menuliskan hak-hak anak di rumah maupun di sekolah, yang terdapat pada table ke buku catatan siswa tanpa ada Tanya jawab.
Siklus II
c) Prosedur Umum
Pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan secara umum adalah:
o Guru memotivasi kesiapan belajar siswa.
o Guru mengadakan apersepsi tentang hak-hak anak pada mata pelajaran PKN dengan menggunakan foster dengan judul mendapatkan kasih saying adalah hak anak di rumah.
o Guru memberi contoh hak-hak anak yang lainnya seperti seperti hak mendapat kehidupan yang layak, hak mendapat pelajaran dsb.
o Guru mengadakan evaluasi.
d) Prosedur Khusus
Sesuai dengan rencana perbaikan yaitu penjelasan tentang hak-hak anak baik di rumah maupun di sekolah disertai dengan foster yang berjudul mendapatkan kasih saying adalah hak-hak anak di rumah.
Siswa diberi kesempatan ke depan untuk menjelaskan haknya di sekolah.*
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. HASIL PENELITIAN
1. Mata Pelajaran Matematika
Hasil pengolahan data yang dilaksanakan dari dua siklus perbaikan pembelajaran Matematika diperoleh data akhir sebagai berikut:
Hasil rekapitulassi nilai tes Matematika sebelum dan sesudah perbaikan pembelajaran dalam bentuk grafik adalah sebagai berikut:
2. Mata Pelajaran PKN
Hasil pengolahan data yang dilaksanakan dari dua siklus perbaikan pembelajaran Matematika diperoleh data akhir sebagai berikut:
Hasil rekapitulassi nilai tes Matematika sebelum dan sesudah perbaikan pembelajaran dalam bentuk grafik adalah sebagai berikut:
B. DESKRIPSI TEMUAN/REFLEKSI
Dari hasil diskusi dengan pengamat dan supervisor , perbaikan penbelajaran yang dilaksanakan berdasarkan 2 siklus perbaikan menghailkan kemajuan yang diharapkan.
a. Mata Pejalaran Matematika
Pada siklus 1 tidak ada siswa yang mendapat nilai 100, hanya 2 siswa mendapat nilai 90, ada 3 siswa yang mendapat nilai antara 80-85, ada 8 siswa yang mendapat nilai 70, ada 8 siswa yang mendapat nilai 60-65, ada 5 anak yang mendapat nilai 50-55, ada 3 anak yang mendapat nilai 40-45, dan ada 1 anak yang mendapat nilai 30. KKM Mata Pelajaran Matematika Kelas I SDN Pangulah Utara ditetapkan sebesar 63,10, dengan begitu maka prosentase anak yang mencapai KKM adalah sebesar 45,16 % atau sebanyak 14 siswa.
Pada siklus 2 ada peningkatan prosentase pencapaian nilai anak terhadap nilai KKM, yaitu dari 45,16 % pada siklus 1 menjadi 77,42 % pada siklus 2, dengan rincian pencapaian, yaitu: ada 10 anak yang mendapat nilai 100, ada 4 anak yang mendapat nilai 85-90, ada 5 anak yang mendapat nilai 75-80, dan ada 3 anak yang mendapat nilai 50-55. Dan nilai rata-rata kelas yang dicapai adalah 79,35 sehingga sudah melebihi KKM Matematika SDN Pangulah Utara yang ditetapkan 63,10.
b. Mata Pejalaran PKN
Pada siklus 1 tidak ada siswa yang mendapat nilai 95-100, hanya 2 siswa mendapat nilai 90, ada 3 siswa yang mendapat nilai antara 85-90, ada 10 siswa yang mendapat nilai 75-80, ada 5 siswa yang mendapat nilai 65-70, ada 6 anak yang mendapat nilai 55-60, ada 3 anak yang mendapat nilai 40-45, dan ada 2 anak yang mendapat nilai 45-50. KKM Mata Pelajaran PKN Kelas I SDN Pangulah Utara ditetapkan sebesar 62,25 , dengan begitu maka prosentase anak yang mencapai KKM adalah sebesar 58,06 % atau sebanyak 18 siswa.
Pada siklus 2 ada peningkatan prosentase pencapaian nilai anak terhadap nilai KKM, yaitu dari 96,77 atau sebanyak 30 siswa, dengan nilai rata-rata 76,95. Dan ini berarti telah melebihi nilai KKM PKN SDN Pangulah Utara yang ditetapkan 62,25.
C. PEMBAHASAN
Kegiatan yang dilakukan Guru pada PTK mata Pelajaran Matematika semula direncanakan akan mencapai siklus 3, tetapi karena 2 siklus saja sudah mencapai nilai yang diharapkan, maka siklus ke-3 tidak dilaksanakan.
a. Mata Pelajaran Matematika
Berdasarkan hasil pengolahan data dan pengamatan oleh observer maka rencana perbaikan pembelajaran matematika hanya dilaksanakan 2 siklus.
1) Setelah melakukan apersepsi dan penjelasan materi, guru mengevaluasi siswa. Hassil evaluasi adalah: siswa yang mencapai KKM baru 45,16 % dan yang mendapat nilai di bawah KKM 54,84% . Dari hasil ini dirasa kurang memuaskan maka dilakukan perbaikan pada siklus 2.
2) Untuk meningkatkan nilai dan mencapai perbaikan yang diinginkan maka guru melengkapi pembelajaran dengan alat peraga dan menggunakan kartu bilangan untuk meningkatkan pemahaman siswa dalam menulis lambang bilangan, siswa yang kurang faham disuruh maju ke depan untuk menulis lambang bilangan dengan benar.
3) Hasil yang dicapai pada perbaikan pembelajaran siklus 2 ini ternyata memuaskan, yaitu mencapai angka prosentase 77,42 %.
b. Mata Pelajaran PKN
Berdasarkan hasil pengelolaan data dan pengamatan oleh observer maka rencana perbaikan pembelajaran PKN hanya dilaksanakan 2 sikluss.
1) Siklus 1, setelah melakukan apersepsi dan penjelasan materi , guru mengevaluasi siswa. Hasil dari evaluasi adalah siswa yang mencapai nilai KKM baru 58,06 %, dan hasil ini dirasa kurang memuaskan maka diadakan perbaikan pada siklus 2.
2) Untuk meningkatkan nilai dan mencapai perbaikan yang diinginkan maka guru melengkapi pembelajaran dengan alat peraga dan menggunakan metode demontrasi. Siswa mengisi table dengan sehari-hari yang dipampang di depan kelas dan mengisinya secara bergiliran. Setelah itu baru dilaksanakan evaluasi.
3) Hasil yang dicapai pada perbaikan pembelajaran siklus 2 ini yternyata sangat memuaskan yaitu mencapai angka prosentase 96,77 % atau ada 30 anak yang dapat mencapai nilai KKM dari 31 siswa yang ikut perbaikan pembelajaran.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan oleh peneliti dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Penggunaan metode demontrassi dan penggunaan alat peraga dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran penulisan lambang bilangan, bilangan 51-100. Dapat kita lihat dari nilai hasil evaluasi yang dilaksanakan pada setiap siklus. Pada siklus pertama perbaikan pengajaran siswa kelas 1 SDN Pangulah Utara Kecamatan Kotabaru Kabupaten Karawang mendapat nilai rata-rata 79,35.
2. Penggunaan metode demontrasi dan alat peraga poster dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menuliskan hak-hak anak. Pada siklus pertama perbaikan pengajaran siswa SDN Pangulah Utara Kecamatan Kotabaru Kabupaten Karawang mendapat nilai rata-rata 76,95.
B. Saran
Bersama ini kami mengajukan beberaapa saran sebagai tinjauan penelitian yang telah kami lakukan, yaitu:
1. Meningkatkan sumber daya manusia (SDM) dan meningkatkan kompetensi serta profesionalisme adalah suatu tuntutan yang tidak bias dihindari oleh semua kalangan pendidikan. Hal ini dapat dilakukan dengan penerapan berbagai metode, strategi, pendekatan dan penerapan media alat bantu pelajaran.
2. Dalam penerapan metode pemecahan masalah pada pembelajaran Matematika di Sekolah dasar, hendaknya memperhatikan materi yang akan disampaikan.
3. Sarana dan persiapan guru dalam melaksanakan pembelajaran dengan metode pemecahan masalah harus disiapkan agar tidak terjadi kesenjangan dalam melaksanakan tugas yang diberikan di dalam kelompok.
4. Penggunaan alat peraga yang tepat misalnya kartu bilangan untuk memperlancar menulis lambang bilangan dan penggunaan poster tentang hak-hak anak dapat memnbantu proses pembelajaran.*
DAFTAR PUSTAKA
A. Karim dan Widagdo, D (2001). Pendidikan Matemaatika II, Jakarta , Universitas Terbuka.
Andayani, dkk (2007), Pemantapan kemampuan Profesional (panduan), Jakarta, Universitas Terbuka.
Depdikbud (2004), Kurikulum 2006. Dinas Pdan K kabupaten Karawang.
Hambali J. Iskandar dan Rahmat M. (1995) Pendidikan Matematika I, Jakarta Depdikbud.
Kasihani , Kasbollah (1998/1999), Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta Dikti Proyek PGSD.
Purbowinanto, Yudi (2004) Pandai Belajar Bahasa Indonesia Kelas 2. Bandung , regina.
Ruseffendi (1992), Pendidikan Matematika 3, Jakarta Depdikbud.
Soekoro dan Gunawan A. (2005) Rahasia Matematika SD, Surabaya, Mitra Pelajar.
Udin S. Winata Putra dkk,.(2006) Materi dan Pembelajaran PKN SD. Jakarta. UT
Igak Wardhani (2007). Penelitian Tindakan Kelas. Kelas I-VI. Jakarta. UT.
Slamet dkk (2008). Pendidikan Kewarganegaraan untuk SD Kelas I. Pusat Perbukuan Depdikbud.
Diposkan oleh ARTIKEL KITA di 07:58
Langganan:
Postingan (Atom)